.
31 Januari 2018.
Di Indonesia, terjadi sebuah fenomena luar biasa yang terjadi setiap kurang lebih 150 tahun sekali.
Fenomena gerhana bulan total.
Fenomena gerhana bulan biru.
Fenomena gerhana bulan besar.
Fenomena gerhana bulan merah.
Terjadi dalam satu fenomena.
Melahirkan sebuah fenomena yang sangat sayang untuk dilewatkan.
Aku, Febriana Guantious.
Salah satu dari sekian orang yang tidak ingin melewatkannya.
Aku juga, Febriana Guantious.
Salah satu dari sekian orang yang tidak bisa melihatnya secara langsung.
Bagaimana bisa aku lewatkannya?
Tentu saja bisa.
Karena satu hari setelah fenomena tersebut, tepatnya tanggal 1 Februari 2018 jam 01:00 WIB, aku baru saja lahir ke muka bumi ini.
Miris memang.
Padahal, kata nenekku, sejak 31 Januari 2018 pukul 19:00 WIB aku sudah meronta ingin dikeluarkan.
Sayangnya, Tuhan belum mengizinkanku.
Membuatku sedikit kesal dan merasa putus asa.
Namun, dua puluh tahun kemudian, tepatnya tanggal 31 Januari 2038, Tuhan mengganti gerhana bulan merahku dengan bulan merah yang lain.
Dialah, Bulan Celosia.
Bulan merah yang Tuhan sengaja pertemukan untukku.
Bulan yang menemaniku, di sepanjang tahun kedua puluhku.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding Blood Moon
Teen FictionBagi Febri, melihat bulan merah adalah impiannya. Bagi Febri juga, bersama bulan merah adalah kebutuhannya. "Bulan, jangan menghilang. Kalau kamu mau pergi, tolong ajak aku." -Febri, 2038.
