Just Our 3

18 6 7
                                    

' Jika dengan melepas mu akan membuatmu bahagia.. aku rela '

***

Flashback on

1 bulan yang lalu ..

" Hai ka .." ucap Zeela dengan riang dan mengecup sebelah pipi  prianya.

Cupp

    Pria itu hanya diam dan memberikan senyuman tipis yang mungkin tidak bisa di disebut sebagai senyuman karena saking tipisnya.

" Kau akan kemana weekend ini ka? "

" Kau ingin kemana? Hari ini aku khususkan kita akan pergi ke tempat semua yang kau inginkan " balas Rai

"Yeyy .. baiklah aku akan membuat list tempat-tempat yang ingin aku datangi" ujar Zeela dengan semangat dan mendudukan dirinya di sofa berdampingan dengan Rai yang hanya melihat nya sambil terkekeh melihat antusiasnya wanita itu saat menuliskan tempat-tempat yang ingin dia kunjungi.

    Setelah menghabiskan waktu 30 menit untuk berpikir dan menulis akhirnya wanita itu selesai dengan apa yang ia kerjakan tadi.

" Ini tempat-tempat yang ingin aku datangi hari ini meskipun belum semua tapi tidak apa-apa baiklah pertama aku ingin pergi ke kebun binatang karena aku sudah lama sekali tidak kesana terakhir aku kesana saat SMP, Kedua aku ingin pergi ke taman yang baru-baru ini di buka di tengah kota, Ketiga aku ingin pergi ke taman hiburan aku ingin menaiki banyak permaianan yang ekstrim seperti roller coaster- .. "

" Stop !! Roller coaster? tidak! aku tidak mau, TITIK !!! " potong Rai

" Tapi kaa .. " ucap Zeela dengan wajah yang di buat-buat berharap agar kekasih nya itu berubah pikiran.

" Hapus atau kita tidak akan pergi"ucap Rai dengan singkat

" Baiklah " pasrah Zeela dengan nada lemah.

    Rai yang melihatnya pun menghela nafas ringan dan menarik tubuh wanita itu agar lebih merapat diri padanya dan membawa kepala wanita itu agar bersandar di dada bidangnya.

" Maaf, kau kan tahu sendiri aku itu tidak suka sesuatu yang berbau seperti permainan itu, tapi aku janji suatu hari nanti aku pasti akan melakukan nya sesuai keinginan mu " ucap Rai dengan mengelus surai lembut wanita itu dan sesekali menciumi puncak kepalanya.

Wanita itu hanya membalas nya dengan anggukan.

" Kita pergi sekarang? "

Zeela mengangguk sekali lagi sebagai jawaban ' ya '

    Rai mengetuk-ngetuk pipi kanannya dan Zeela yang mengerti pun langsung mengecupnya.

Cup

     Mereka pun memasuki mobil dan mulai menjalankannya meninggalkan pekarangan rumah,di perjalanan mereka tak hentinya tertawa karena Zeela yang menceritakan dosennya yang galak,berbadan bulat,dan botak. Sehingga membuat mereka tidak sadar bahwa di depan ada sebuah truk besar pengangkut barang sedang oleng bersiap menghantam mobil mereka hingga kecelakaan pun terjadi.

Tiiitt....

Brukk..

     Rai tersadar dan membuka matanya saat menyadari ia berada di ruangan yang serba putih dan mencoba mengingat apa yang sebelumnya terjadi, setelah mengingat nya ia baru tersadar bahwa sebelum nya ia kecelakaan mobil bersama tunangannya.

Azeela ??

    Dengan sekuat tenaga ia pun berusaha menggerakkan tubuhnya untuk turun dari ranjang, tanpa menghiraukan rasa sakit dikepalanya yang sudah di baluti perban dengan membawa infusan pria itu pun berjalan keluar dan bertanya pada salah satu suster tentang keberadaan tunangannya, setelah mengetahui nya dengan perasaan berkecamuk pria itu pun bergegas menuju ruangan itu. Setelah ia sampai di depan sebuah ruangan bertuliskan ICU, ia pun melihat disana ada kedua orang tua Zeela yang sedang menangis di depan ruangan wanitanya, ayah Zeela yang pertama kali menyadari kehadiran Rai pun menghampirinya dan membawanya supaya mendekat

" Kenapa kau kesini, tubuhmu belum pulih " ucap sang ayah kepada Rai, karena pria paruh baya itu sudah menganggap Rai sebagai putranya sendiri.

    Alih-alih menjawab,pria itu malah meneteskan air mata yang lama kelamaan semakin deras setelah melihat kondisi wanitanya yang terbaring lemah,wajah pucat,dan banyak alat medis yang terpasang di tubuhnya.

" Maaf.. semua salahku andai aku tidak ceroboh, semua salahku.." racau Rai sambil memukul-mukul kepalanya dan dadanya sendiri dengan tangannya berharap dapat menghilangkan rasa sakit yang teramat disana setelah melihat keadaan wanitanya.

    Ayah Zeela yang melihat itu pun segera berusaha menghentikan apa yang dilakukan Rai " Sudah.. semua ini bukan salah mu, semua ini sudah menjadi takdir dari Tuhan dan kita harus menerima nya "

    Rai beringsut masuk memasuki ruangan itu dan setelah berada di dekat Zeela, tubuh Rai pun merosot di samping ranjang wanitanya dan terus  menangis merutuki semua kebodohannya.

    Sungguh jika bisa memilih lebih baik ia yang  terbaring disana dengan alat-alat sialan yang menempel di tubuh itu, rasanya hatinya seakan remuk dan dihantam beban berat yang terus menerus karena sakit yang teramat sangat ia rasakan melihat kondisi wanitanya dan hatinya seakan hampa saat melihat mata itu yang selalu memancarkan keceriaan kini hanya tertutup seakan tidak pernah akan membuka lagi, juga bibir itu yang selalu menampilkan senyuman manis dan berwarna merah muda alami kini hanya terbungkam rapat dengan warna yang putih pucat. 

" Tidak ada gunanya kau menangis, dan menyesali nya sekarang karena semua tidak akan ada yang berubah, lebih baik kau pulihkan dulu tubuhmu dan barulah setelah itu berilah ia semangat untuk kembali, dampingi ia terus hingga ia tersadar " ucap pria paruh baya itu dan melenggang pergi setelah menepuk pundak Rai beberapa kali.

" Aku berjanji tidak akan meninggalkan mu sayang, aku akan tetap disampingmu hingga kau sembuh " ucap Rai sambil mengecup punggung tangan wanitanya dengan air mata yang lolos begitu saja mengenai punggung tangan wanita itu bersamaan dengan itu juga tanpa disadari Rai satu tetes air matapun keluar dari sisi mata yang terpejam wanita itu seakan air mata itu menjawab setiap perasaan pria itu bahwa dirinyapun sama tersiksa seperti dirinya.

Tbc

Just Our (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang