Just Our 5

9 0 0
                                    

Pria itu duduk dengan kepala menunduk dan kedua tangan saling bertautan juga sepatunya yang berulang kali mengetuk lantai hingga meninggalkan suara yang menggema. Sudah hampir satu jam Rai menunggu di depan ruangan itu dimana wanitanya berada disana berjuang untuk hidup. Sedangkan di depannya  ayah Zeela sedang menenangkan istrinya yang terus menangis sambil menggumamkan nama Zeela.

" Rai, sebenarnya sebelum Zeela pingsan ia menitipkan sebuah surat padaku untukmu " ucap Ayah Zeela itu dengan menyodorkan sebuah surat kepadanya.

Rai sedikit tersentak mendengar apa yang di katakan ayah wanita yang dicintainya, dengan sedikit heran pria itu menerima surat itu.

" Terima kasih aku akan membacanya, tapi mengapa ia menulis surat dan tidak membicarakan nya denganku kemarin atau mungkin ia bisa menelpon ku "

" Entahlah ayah pun tidak tahu "

"Aneh" lirih Rai

Setelah terdiam beberapa saat pria itu pun berdiri "Aku akan keluar sebentar untuk membeli beberapa makanan". Pria paruh baya itu tersenyum dan mengangguk sekali sebagai jawabannya.

Setelah membeli beberapa makanan pria itu menyempatkan diri untuk duduk di sebuah bangku di halaman rumah sakit untuk sedikit menenangkan diri, saat menemukan posisi yang nyaman ia teringat akan surat yang tadi ia terima segera Rai pun membuka dan membacanya, namun setelah membaca nya pria itu langsung meremas kuat kertas itu dalam genggaman nya dan seketika air matanya pun turun tanpa di sadari nya.

' Untuk pria ku ..

' hai ka ..
kau pasti heran mengapa aku menulis surat untuk mu di bandingkan berbicara langsung padamu.
Itu semua karena ada sesuatu yang ingin aku katakan namun aku tak bisa mengatakannya langsung padamu ka.

Ka apa kau tahu kau adalah satu-satunya pria yang menurut ku paling tampan, bagiku kau adalah sosok terindah dalam hidupku,sungguh aku benar-benar bersyukur bisa bersama denganmu selama ini dan kau pun harus bersyukur karena telah bertemu dengan wanita secantik dan selucu aku.

karena aku pun bersyukur bisa bertemu dengan mu.

Ka jika setelah membaca surat ini aku sudah tidak ada atau kau tak melihat ku lagi aku minta maaf,dan aku mohon jangan salah kan dirimu akan semua yang telah terjadi karena ini semua bukan salah mu, sebenarnya aku sakit ka..

aku mengidap kanker otak sedari dulu, dan alasan mengapa aku tidak pernah memberitahu mu karena saat itu dokter bilang bahwa penyakit ini akan hilang setelah melakukan pengobatan, tapi ternyata Tuhan berkata lain ka, dan sekarang aku sudah memasuki stadium akhir.

Maafkan aku ka.. maafkan aku.

aku selalu mencintaimu, karena kau satu-satunya pria yang aku cintai sampai akhir hayat ini.
Meskipun nanti raga ini tidak terlihat berada di sisimu lagi tapi ingatlah bahwa aku, hatiku akan selalu menemani mu.
Karena aku mencintaimu selalu.

Dari wanitamu,
Azeela'

" Kenapa Zeela? Kenapa kau tega seperti ini " ucap Rai dengan suara berat nya

Rai menghembuskan nafasnya berat mencoba untuk mengendalikan perasaannya saat ini, pria itu  memejamkan mata, menggigit bibir bawahnya dan memukul pelan dadanya berharap dapat mengurangi rasa sakit yang teramat sangat pada hatinya.

Pria itu terduduk dengan pandangan kosong dan segala pikiran yang berkecamuk dalam kepalanya. Pria itu mengusap wajahnya kasar, bayang-bayang kebersamaan mereka sebelumnya terus berputar dalam benaknya.

Baginya, kini dunianya seakan lenyap. Ia merasa sendirian sekalipun kini ia berada di tengah keramaian, suara tawa, obrolan orang disekitarnya dan suara kendaraan yang berlalu lalang itu seakan-akan tidak ada.

Drrrtt..Drrrtt..

" Ya ayah? " Jawab Rai dengan suara tertahannya.

" Rai.. Zeela.. Azeela sudah pergi "

Flashback off

" Zeela apa kau tahu, aku selalu berdo'a untuk selalu bisa bersama mu, karena sekarang hidupku ini  terasa berat bagi ku, aku selalu ingin bersamamu "

Hembusan angin menerpa wajah Rai  membuat anak rambut pria itu bergerak. Setelah beberapa saat menikmati hembusan itu, Rai pun bangkit berdiri.

" Maaf aku harus pergi sekarang, nanti aku akan berkunjung lagi "

Setelah mengucapkan itu Rai pun berbalik dan pergi melangkah menuju mobilnya berada dan mulai mengendarai nya. Dalam perjalanan tak hentinya air mata pria itu terus keluar, sesekali pria memukul stir dengan tangannya, saat ini hati dan pikirannya penuh akan wanita itu Azeelanya. Sehingga tanpa disadarinya ada sebuah truk yang terlihat tidak terkendali didepannya, dan akhirnya..

" Kakak awas!! "

Brakk..

Mata pria itu mengerjap, mencoba memfokuskan penglihatan nya, dahinya berkerut saat melihat mobil truk yang menabrak tembok hingga terguling juga mobilnya yang sudah terbalik, namun sesaat pria itu tersentak, bukan karena melihat mobilnya yang sudah hancur namun ia melihat dirinya sendiri tergeletak di pinggir jalan dengan darah yang terus keluar dari kepalanya.

Namun pria itu segera tersadar saat mendengar suara tangisan wanita.

Suara itu..

Suara Azeela..

Dengan segera ia pun berbalik, dan terkejut saat mengetahui apa yang di dengar nya itu adalah nyata.

Wanita itu ada di depannya sedang menangis tersedu-sedu sambil menutup mulut dengan kedua tangannya.

" Azeela??, Kau kah itu? " Tanya Rai dengan segala perasaan yang berkecamuk dalam hatinya.

" Kau bisa melihatku ka?? "

Setelah mendengar perkataan yang keluar dari mulut wanita itu. Rai segera menghampirinya dan langsung merengkuh tubuh gadis itu kedalam dekapannya dengan erat.

" Aku merindukanmu.. aku merindukanmu Zeela " ucap pria itu setelah berhasil membawa wanita itu kedalam dekapannya. Rai menciumi kepala Zeela, pria itu menyembunyikankan wajahnya pada leher wanita itu mengecup dan menghirup dalam-dalam aroma wanitanya. Dengan senyum merekah di bibir wanita itu, Zeela pun membalas pelukan itu tak kalah erat.

Setelah beberapa saat mereka berpelukan Rai pun melepas pelukannya dan beralih menangkup wajah wanita nya dan tanpa mengalihkan pandangannya dari wanita itu Rai mendekat kan wajah nya pada Zeela hingga kening dan hidung mereka saling bersentuhan.

" Kau tahu aku bahagia bisa melihat mu sekarang, bisa bersamamu seperti ini adalah hadiah terindah yang telah Tuhan berikan padaku. Mulai sekarang kita tidak kan berpisah lagi, kita akan terus bersama, hanya ada aku dan kamu, just our "

Dengan mata yang berkaca-kaca dan senyuman yang di bibirnya Zeela mengangguk dengan semangat.

" Yes, just our "

Rai yang mendengar jawaban Zeela tak dapat menahan senyuman lebarnya dengan perlahan tapi pasti pria itu mengecup dahi Zeela lalu turun dan menempelkan bibirnya di atas bibir wanita itu dengan memejamkan matanya dan mengecupnya.

***
















Finish 😂🎉🎊

Bahagianya akhirnya karya pertama dapat terselesaikan 😅

Terima kasih untuk semua yang dengan senang hati bersedia untuk membaca. Dan terima kasih juga atas dukungan semuanya 🙏😘

Salam manis,

Destifika 💋

Just Our (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang