Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Aku ingat kalimat itu, kalimat yang aku baca dari buku seseorang, kalimat yang ditulis untuk sebuah tugas menceritakan pengalaman.
Perkenalkan, namaku fanda syadira. Umurku 15 tahun saat aku bertemu dengannya, aku jatuh cinta pada pandangan pertama untuk pertama kalinya, bukan aku tak pernah merasakan cinta aku pernah pacaran sebelumnya tapi cinta kali ini berbeda.
Saat untuk pertama kali aku melihat dia, saat itu aku merasa ada keyakinan dalam hatiku, ada getaran tak menentu yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya.
Saat untuk pertama kalinya melihat dia, aku merasa ada sesuatu dalam dirinya yang menarikku untuk menatapnya dari jauh, iyaa dari jauh. aku tidak punya keberanian untuk menatap dekat apalagi lekat.
Hingga pada suatu hari mata kami bertemu dan aku tanpa sengaja menatapnya, seakan aku mengatakan 'hai bolehkan aku lebih mengenalmu?' Dia hanya menatapku entah bingung atau memang ingin mengerti arti tatapaku, karena jujur hanya aku yang tahu dia sedang dia tidak tahu aku.
Aku lupa mengatakan bahwa aku baru saja memasuki masa SMA. Aku bersekolah di salah satu asrama di salah kota di provinsiku. Asramaku dekat dengan gedung sekolahku dan tidak hanya ada gedung SMA tapi juga SMP.
Aku berlima dengan temanku dari kota kami, jujur aku sangat senang karena aku sudah merencanakan banyak hal setelah aku lulus nanti, memang masih lama tapi tidak masalah kan jika hanya sebuah rencana? Setidaknya ini akan membuatku lebih semangat.
Ngomong-ngomong tentang temanku aku akan memperkenalkan mereka dan karakter mereka, temanku yang pertama namanya Minsa ankira sahabatku sejak smp aku menyayanginya dan menganggapnya lebih dari sahabat tapi saudara perempuanku.
Auliya manya- aku tidak terlalu dekat tapi kita sahabat dan satu genk waktu smp. Dia punya pesona tersendiri dan dia juga sangat suka memotret diri (selfie).
Abida sari- juga teman satu gengku, dia manis dan juga baik, dia lincah dan pandai menari, suaranya bagus dan yang pantas rendah hati meski agak agresif.
Sowia ningsih- dia pendiam tapi dia yang paling berpengalaman tentang pacaran diantara kami, jangan tanya mantannya berapa? Aku bahkan tidak bisa menghitungnya. Ibarat kata pepatah dia itu diam diam mengalirkan.
Dan inilah aku dan kisahku, tentang cintaku, hidupku, lukaku, dan juga kehancuranku.
***
Ruang kelas, juli 2012.
Abida : "minsa minjem pulpen dong, punyaku ketinggalan kayaknya".
Minsa : "yaelah baru juga masuk malah pakek acara ketinggalan aja, mana udah mau bel lagi kan gak mungkin kita balik cuma mau ngambil pulpen doang".
Abida : "namanya juga lupa neng, biasa aja atuh".
Fanda : "itu ketinggalan, lupa atau gak punya neng"
Abida : "aku punya sayang, cuma lupa dan ketinggalan".
Fanda : "oh"
Abida : "hanya oh? Tidak ada niatan meminjamkan atau gimana gitu? Eh wii, man kalian punya pulpen cadangan gak?"
Manya : "nih, aku punya dua, pakek aja"
Abida : "uhh, maacih my manyaa."
Tak lama kemudian bel berbunyi diikuti oleh beberapa teman baruku yang berlari menuju tempat duduk mereka, dan tanpa sengaja mataku menatap lelaki itu, lelaki yang tidak begitu tampan tapi menurutku dia sangat menawan entah dari sisi mana aku melihatnya, tapi menurut teman-temanku dia biasa saja, dan memang ku sadari wajahnya memang sangat biasa saja. Tapi wajah itu, wajah tanpa ekspresi itu membawa ketenangan tersendiri untukku.
Dia Muhammad alviansyah . .
Lelaki biasa saja yang membuatku jatuh cinta dengan wajah tanpa ekspresinya.
Lelaki biasa saja yang membuatku jatuh cinta setiap harinya.
Lelaki biasa saja yang kepintarannya diatas rata-rata.
dan dia lelaki sempurna yang mencintai Tuhannya lebih dari segalanya.
~yaAllah jika aku boleh meminta, apa boleh kau ijinkan aku menjadi pelengkap di tulang rusuk lelaki itu? Menjadi pedamping kelak tanpa ada kata talak, menjadi bagian terpenting dalam hidupnya dan menjadi seseorang yang dipanggil 'bunda' oleh jagoannya.~

KAMU SEDANG MEMBACA
The man is hidden
ChickLitDear hambaAllah . . Mencintaimu dalam diam adalah pilihanku. Bagaimana takdirku nanti biarlah itu jadi rahasia Allah, aku hanya ingin mengatakan "Terus kejar mimpimu dan tetap jadi orang yang rendah hati, jangan pusingkan tentang perasaanku, aku t...