"ALVIAAAAANNNNNNNN !!!" Teriakku yang membuat semua teman kelasku menatapku.
_____________________________________________________________
Semua teman kelasku menatapku, seakan mereka penasaran kenapa aku berteriak, tapi ada juga yang kesal karena suaraku malah membuat mereka menghentikan aktivitasnya, karena kondisi kelas kami sedang tidak ada guru, dan para guru sedang mengadakan rapat .
" Berisik " firly bersuara
" diem lu " ketusku
" tau ngeselin kamu bikin kita kaget aja " mira berkomentar
" kamu mengganggu acara bergosip kami " geram abida
" iyaa, coba aja kamu gak teriak dan bikin aku kaget pasti aku sudah ngalahin ini tikus dua " imbuh manya
" gue hampir jadi raja sebelum loe teriak, tapi lihat ini rajaku tewas karena mendengar suara loe " ucap safir yang memang sedang bermain catur dengan para lelaki lainnya.
mereka menyalahkanku, menjadikan aku sebagai tersangka utama, "tidak adakah yang mau mebelaku?" Batinku berkata. Tapi nyatanya minta maaf adalah solusinya. Uhh menyebalkan .
" iya iya maaaf, maaf deh maaf aku kan gak sengaja lagi pula ini gara-gara avlian yang bilang kalo ada orang gila di depannya, sedang di depannya kan cuma ada aku, berarti secara tidak langsung dia ngatain aku orang gila " jelasku dengan muka seperti menahan tangis
" memang gila " jawab mereka kompak
" Apa??? " pekikku. Mereka bukannya membelaku malah membenarkan ucapan si avlian ini "teman macam apa mereka ini" umpatku dalam hati, aku memasang wajah cemberutku di campur wajah marahku. Mereka bukannya membujukku tapi malah melanjutkan acara mereka. Seakan aku hanya angin lalu.
Sekarang mataku tertuju pada alvian, aku memasang ekspresi marahku, aku lihat dia seperti menahan tawanya dan berusaha menutupinya dengan Menundukkan kepalanya.
" Udah deh kalo mau ketawa. Ketawa aja! Gak usah diempet gitu !! " seruku
Dia melihat ekspresi wajahku kemudian dia tertawa . .
Dia tertawa? Iyaa !! Dia tertawa karena aku, rasanya aku bahagia melihat dia seperti itu, tidak ada wajah datar, tidak ada ke ketusan hanya ada kebahagiaan. Dia terlihat sangat manis jika seperti ini dan ini membuat jantungku kembali bermaraton.
~ Karena saat melihatmu tertawa untuk pertama kalinya membuatku berjanji akan selalu menciptakan tawa meski aku sedang terluka ~
" Ekhem, " suaraku menghentikan tawanya. Meski sebenarnya aku tidak rela dia berhenti tertawa,
Masih dengan wajah garang aku menatapnya, dia membalas menatapku tepat di manik mataku. Bukan tatapan seperti biasanya,
Tenang, nyaman hanya itu yang aku rasakan.
" aku baru Tahu ternyata patung juga bisa tertawa, " ejekkku dengan muka sinisku
" hahahha. " dia kembali tertawa
" Berhenti tertawa Muhammad Alviansyah!! " seruku. " Jika kamu terus tertawa seperti itu, aku rasa bukan aku saja yang gila tapi kamu juga " lanjutku
" Jadi kamu mengaku kalo kamu gila ? " katanya
" seterah kau saja lah avlian, yang waras ngalah aja " aku hampir saja meninggalkan dia, tapi dia menghalangi langkahku dengan kakinya, " apa? " geramku
" Urusan kita belum selesai " katanya
" urusan apa lagi? Urusan menertawaiku maksudnya? " ketusku
" jika marah seperti itu, kamu terlihat seperti . . . " dia berfikir " ShaunTheSheep " dia tertawa kembali
Shaunthesheep yang kartun domba itu? Serius dimatanya aku mirip shaun the sheep? Memang tidak ada yang lebih bagus apa? Kayak cinderella misalnya dan dia pangerannya.
" Sudahlah dari tadi kamu menertawakan aku terus, cepat katakan ada urusan apa kamu denganku?"
Dia menarik nafas kemudian kembali memasang wajah datarnya " ini tentang kelas "
" Lalu ? "
" Aku minta uang !! "
" buat apaan sih? Aku gak ada uang, bukannya seharusnya aku yaa yang minta uang ke kamu, kan biasanya cowok yang nafkahin cewek "
Pletak . Dia memukul kepalaku dengan pensil yang dia pegang,
" Mikirmu terlalu jauh nona "
" Siapa tahu jadi kenyataan "
" Ngarep "
" banget "
" Hah???!! "
" canda bang, jangan sock gitu attuh bang " aku beneran bang batinku " Minta uang buat apaan? " lanjutku
" Beli bahan buat acara lomba kelas terbaik "
" yaudah !! Berapa?? "
" gak tau, kan belum beli "
" emang mau beli apa sih? "
" entah, kan belum kepasar "
" seterah kamu lah bang, capek dari tadi debat mulu, yang waras ngalah aja, "
" hmm "
" yasudah nanti habis pulang sekolah aku kasih uangnya "
" iya "
" semuanya?? "
" iya kalo bisa "
" yasudah bye !! Aku mau gabung sama mereka " pamitku sambil menunjuk segerombolan teman perempuan yang sedang asyik bergosip ria dan beranjak meninggalkan dia.
" Jangan terlalu sering bergosip" aku mendengar suaranya, aku menoleh ke arahnya tapi dia sedang sibuk menulis sesuatu.
" Apa lagi? " katanya
" kamu tadi ngomong apa? " tanyaku
" ngayal, orang dari tadi aku lagi nulis " jawabnya
" huhh, mungkin hantu yang bersuara" kataku berlalu meninggalkan dia
Sudahlah aku tidak mau mengganggunya lagi, tapi sungguh aku benar-benar seperti mendengar dia berkata seperti tadi, tapi sudahlah biarkan saja, anggap saja itu hantu, hantu di hatiku :)
~ kamu tahu rasanya mencintai dalam diam? Itu sangat menyakitkan. Tapi aku akan tetap bertahan sampai cinta itu bisa ku genggam ~
~ seperti awan dan tanah mereka bisa saling melihat tapi tidak bisa dekat ~
~ Aku hanya cacing tanah, sedang dia burung dengan sayap terindah ~
![](https://img.wattpad.com/cover/137195656-288-k465844.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The man is hidden
ChickLitDear hambaAllah . . Mencintaimu dalam diam adalah pilihanku. Bagaimana takdirku nanti biarlah itu jadi rahasia Allah, aku hanya ingin mengatakan "Terus kejar mimpimu dan tetap jadi orang yang rendah hati, jangan pusingkan tentang perasaanku, aku t...