Heroin

830 91 6
                                    

By : Monel
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

4 Hari berlalu.
Suasana sekolah tidak ada yang aneh, semua siswa menjalankan kegiatan mereka masing-masing sesuai jadwal. Tapi tidak bagi Changmin, ia merasakan sesuatu yang hilang. Tidak ada lagi  ucapan selamat pagi, tidak ada lagi wajah kesal yang memarahinya dan yang selalu bercerita padanya tentang pelajaran yang membosankan.

“Hai wakil ketua, apa pagi itu harus dilewati dengan lamunan eoh?”

Changmin menatap malas pada sosok yang memanggilnya wakil ketua, ia sedang tidak mood.

“Masih menatapnya dari kejauhan?”
“Hm. Aku merindukanya.”
“Hampiri dia, katakan sesuatu atau katakan cinta sekali lagi.”
“Tidak Hyung, aku tidak ingin ia merasa terganggu. Atau merasa risih dengan kehadiranku lagi.”

Donghae, pria yang dipanggil Hyung oleh Changmin dengan segera meraba kening Changmin. Tidak, ia tidak mendramatisir. Selama ini Changmin hanya memanggilnya Hae, Ikan atau Bantet. Dan kini, wakil ketua osis itu memanggilnya Hyung. Sungguh keajaiban.

“Kau… sakit? Sakit Min?”
“Ia Hyung, aku sakit. Sakit cinta.”
“Ok, kau mulai aneh. Aku sekarang percaya kau benar-benar sakit.”
.
.
.
.
.
“Hai Min, tidak makan siang dengan kekasihmu? Aku melihatnya tadi berjalan menuju pustaka.”
“Tidak.”
“Jangan terlalu fokus pada acara itu, pacarmu nanti malah diperhatikan oleh orang lain.”
“Hm.”
“Yasudah, aku makan siang dulu.”

Tidak semua siswa mengetahui hubungan Changmin dan Kyuhyun berakhir. Selain karena pasangan ini jarang terlihat bersama disekolah, mereka juga memiliki kegiatan yang sama sibuknya. Kyuhyun dengan organisasi musiknya dan Changmin dengan kegiatan Osisnya.
.
.
.
.
.
Kyuhyun benar-benar bekerja keras untuk acara pentas seni lusa. Terus melatih suaranya tanpa kenal lelah, drama musikalnya pasti akan sukses nanti.

“Sana, hampiri dia. Ajak pulang bersama atau apa pun yang bisa kalian lakukan.”
“Tapi, aku.”
“Aku katakan sana ya sana.”

Donghae mendorong Changmin yang berdiri seperti malas-malasan, tepat disaat Kyuhyun dekat dengan mereka. Postur tubuh Changmin yang lebih besar membuat Kyuhyun sedikit terdorong, untungnya tidak jatuh.

“Maaf.”
“Changmin-ah.”

Belum sempat Kyuhyun menjawab, sebuah suara malah menyapa Changmin.

“Noona?”

Victoria, siswi kelas 3 yang juga mantan kekasih Changmin.

“Changmin, kau tau? Aku akan menggunakan gaun yang sangaattt cantik di acara pentas seni nanti. Apa kau mau menjemputku lusa? Aku sedikit kesulitan jika membawa mobil sendiri. Kau mau kan? Pasti mau.”
“Baiklah.”
“Terima kasih, aku pergi dulu. Sampai jumpa.”

Changmin kembali memandang ke arah Kyuhyun, tapi tidak ada sosok Kyuhyun lagi di sana.
-PLAK-
Sebuah pukulan yang sedikit keras dirasakan Changmin.

“Kyu.”
“Kyu apa? Kyuhyun matamu buta?”
“Hyung mana Kyuhyun?”
“Hyung mana Kyuhyun?” Donghae mengulang kalimat yang diucapkan Changmin.

“Hyung aku serius.”
“Apa yang kau lakukan, bodoh? Bisa-bisanya kau fokus pada Victoria saat Kyuhyun baru akan berbicara. Kau menyayangi yang mana sebenarnya?”
“Tentu saja Kyuhyun.”
“Lalu Victoria?”
“Hyung lihat sendirikan, tadi tanganku ditarik olehnya.”

Donghae mengangguk paham, tapi bagaimana lagi. Kyuhyun sudah terlanjur pergi.

“Kau, pentas seni, tinggalkan dia, katakan semuanya.”
“Ne?”
“Aku rasa, otak pintarmu masih berfungsi.”
.
.
.
.
.
Pentas seni kali ini dilakukan pada sore hingga malam hari, banyak kelas dan organisasi yang ikut serta untuk memeriahkan acara pentas seni. Tentu saja yang paling ditunggu adalah, drama musikal.
Siapa yang tidak menyukai drama musikal yang dibawakan organisasi musik, selain cerita yang menarik. Suara Kyuhyun yang sangat merdu sangat disukai semua orang, terutama Changmin. Sejak tadi, matanya hanya fokus pada satu titik, Kyuhyun.

“Aku sudah mengatur semuanya. Jangan sampai kerja kerasku sia-sia, paham? Oh ya, dimana Victoria?”
“Tidak tau, aku tidak menjemputnya. Hae, aku tidak yakin.”
“Apalagi? Ayolah, kalian masih saling menyayangikan? Dan, demi kepala sekolah kita yang mirip musang itu. Alasan putus kalian benar-benar konyol.”
“Baginya, mungkin tidak konyol Hae.”
“Kau hanya melarangnya untuk tidak mengambil peran utama. Karena tidak ingin orang lain semakin mengagumi Kyuhyun kan? Dan Kyuhyun tidak menyukai hobinya ditentang. Pasangan aneh.”

Changmin hanya diam, ia tidak tau harus berkata apa.

“Aku tidak ingin membuat ia kecewa lagi. Tidak ingin ia merasa terkekang lagi, aku ingin dia bahagia dan merasa bebas.”
“Pasir, kau genggam pasir dengan kuat. Perlahan demi perlahan, ia akan habis dari tanganmu. Kau biarkan, perlahan demi perlahan ia akan habis terbawa angin.”
“Apa aku pantas?”
“Jangan putus asa sebelum mencoba.”

Changmin segera berlari ke atas pentas begitu drama musikal selesai, mengabaikan wajah penasaran para penonton pentas seni.

“Sial, ucapkan terima kasih setidaknya.”
Dan juga mengabaikan umpatan Donghae untuknya.

“Baiklah, wakil ketua ingin menyampaikan sesuatu sepertinya. Silahkan.”
“Cho Kyuhyun-ssi. Kau heroin. Kau membuatku ketergantungan seperti ini, aku merasakan kekosongan saat kita berpisah. Aku tidak tau apakah aku masih pantas atau tidak mengatakan ini, aku memang bukan kekasih yang baik. Aku amat sangat tidak peka dan tidak terlalu bisa memahamimu. Tapi, aku masih sangat menyayangi. Tidak, aku masih sangat mencintaimu. Cho Kyuhyun-ssi, maukah kau jadi kekasihku…lagi?”

Riuh teriakan penonton memenuhi halaman, mereka semua tidak menyangka bahwa Changmin dan Kyuhyun putus.
Kyuhyun yang sudah turun dari pentas, kembali menaiki pentas dan mendekati Changmin.

“Aku tidak pantas untukmu.”
“Aku tidak pernah mengatakan hal itu.”
“Aku egois.”
“Aku tidak pernah mengeluhkan tentang itu.”

Teriakan penonton terus terdengar, salahkan saja Changmin yang lupa mematikan micnya.

“Jadi, Cho Kyuhyun-ssi. Apakah kau mau jadi kekasihku lagi?”

ChangKyu Story - Balada Changmin dan KyuhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang