Plan

255 25 8
                                    



"Byur...", "Argh..." erang namja putih itu tertahan. Tubuhnya seakan mati rasa. Bagaimana tidak? Seluruh tubuh sudah dipenuhi dengan luka dan sekarang disiram dengan air. Matanya juga ikut menjadi perih karena rasa sakit yang amat sangat. Namja yang lebih muda di sebelahnya pun memandang prihatin. "Hyung..." lirihnya. "Gwenchana..." jawab Suga tak lupa dengan senyum manisnya yang terkesan dipaksakan. "Hari ini aku akan bermain denganmu manis..." ucapnya sambil mencengakram dagu Woozi. "Jangan sentuh dia!" tegasnya. Tatapan matanya sangat tajam. Ia tak memperdulikan luka-lukanya yang belum mengering itu. "Tapi... Hasil karyaku yang sebelumnya saja belum mengering. Bagaimana akan terlihat?" ucapnya dengan nada mengejek. Namun, bukan Min Yoongi namanya jika langsung menyerah. Ia membalas dengan senyuman mengejek "Aku tidak lemah!". "Jangan bodoh! Aku tidak akan membiarkannya" namja yang sedari tadi diam mulai memberanikan diri. Entah mengapa psikopat gila itu langsung pergi keluar.

Setelah keheningan yang cukup lama, "Bruk..." Suga yang menjatuhkan diri dan kursinya berusaha untuk mengambil pisau yang tak jauh dari sana. Sesekali matanya tertutup menahan perih dari luka-luka yang bergesekan dengan lantai. Luka-luka yang belum sepenuhnya tertutup itu kembali terbuka. Ditambah lagi air yang disiramkan ke tubuhnya. Perih! Namun, ia hanya diam menahan semua itu. "Jangan bodoh Hyung! Lukamu akan infeksi. Biar aku saja yang mengambilnya!!" Ia pun menjatuhkan dirinya sama seperti Suga dan menggerakan tubuhnya dengan cepat. Ia terdiam di tempatnya. Tak bisa dipungkiri bahwa tubuhnya benar-benar menyedihkan. Ketika berhasil meraih pisau tersebut ia memotong tali di tangan Suga dengan mulutnya.

"Ayo hyung! Duduklah! Aku akan mengobati lukamu!" setelah melepaskan tali pada Woozi ia duduk menyandar pada dinding. Perkataannya itu terkesan bodoh. Bagaimana caranya mengobati luka? Mereka berada di gudang bukannya dorm atau rumah sakit. "Pabo! Ini di gudang!" ejeknya. Woozi hanya tersenyum bodoh. "Hebat juga kalian!" psikopat gila itu kembali. Dengan sigap ia menarik tubuh Woozi ke belakangnya. "Tenanglah! Aku masih ingin bermain denganmu. Mengapa kalian memiliki wajah yang sangat manis?" ia sengaja mengayunkan nada bicaranya. Suga memandangnya tajam. "Apa yang sebenarnya kamu inginkan? Dari mana kamu tahu keberadaan kami?" untuk kesekiankalinya ia bertanya. Namun, pria gila di depannya itu malah menyeringai. "Tidakkah kau ingat padaku Jihoon?" tanyanya mengejek. Yang ditanya hanya menatap bingung. Tak beberapa lama, matanya melebar. "Kau pria yang waktu itu kan? Bagaimana kau bisa sampai ke sini?" lirihnya tak percaya. Itu adalah pria yang hampir menculiknya hari itu. Ia meremas baju namja yang lebih tua di depannya.

Flashback on

13 orang namja bermasker dan topi hitam sedang berjalan di taman. Mereka berencana untuk bertemu dengan grup lain yang akan bekerja sama dengan mereka. "Hyung! Aku ingin ke toilet!" seru seorang namja yang berkulit pucat. "Jangan lama-lama ya!" pesan salah seorang di antara mereka.

Sesampainya di toilet, ia tak sengaja bertemu dengan seorang pria yang memakai jaket, topi, serta masker hitam. Awalnya ia hanya menhiraukan pria tersebut dan berjalan ke luar. "Jihoon..." panggil pria itu pelan. Ia mengira bahwa tu hanya halusinasi dan berjalan keluar. Namun, tiba-tiba ada yang membekapnya dari belakang dan menyeretnya ke sebuah mobil yang terparkir tak jauh dari toilet. Woozi memberontak, tetapi tenaganya kalah kuat dengan pria itu. Ia langsung didorong masuk dengan pisau yang diarahkan ke dirinya. Untungnya, pria itu lengah dan memasukan pisau itu ke dalam sakunya. Saat mobil itu ingin di jalankan, ia langsung berlari keluar dan bersembunyi di dalam sebuah kotak hingga Yoongi datang menemukannya.

Flashback off

"Apa yang membuatmu terus mengejarnya?" ia bertanya dengan penuh penekanan. "Karena aku membenci kalian! Kalian bisa dengan mudah mendapatkan apa yang kalian mau. Orang-orang hanya memandang kalian tanpa tahu betapa lelahnya kami. Kami, orang-orang di balik layar. Apakah itu belum cukup? Jika ada yang terluka, maka kami yang disalahkan. Salahkah aku jika membenci kalian?" ia mengeluarkan semua kebencian yang ia pendam dari lama. Mereka benar-benar terkejut dengan fakta tersebut. "Lalu apa maumu? Membunuhku?" tanya Suga menantang. Woozi menatapnya tajam. Mengapa hyung-nya bisa sebodoh itu? "Tentu saja! Aku akan membunuh kalian berdua!" ucapnya menyeringai. "Tidak secepat itu! Ayo lawan aku!" tantangnya. Perkelahian pun dimulai. Luka-luka itu semakin perih. Namun, gerakannya terbilang sangat santai. Ia hanya menghindar tanpa melakukan perlawanan.

We Are FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang