Meeting and Tragedy

614 49 2
                                    


Sang mentari mulai memancarkan sinar keemasan yang semalaman ia sembunyikan. Sinar yang menyilaukan mata setiap insan di bumi. Sinar indah yang kembali dipantulkan oleh air laut ke sembarang arah. Menciptakan kerlap kerlip yang mengagumkan. Sinar keemasan itu pula yang mengganggu tidur pemuda berkulit pucat satu ini. Terus diusik, membuat ia terbangun dan berjalan dengan malas menuju ke kamar mandi. Matanya sayu karena semalaman terus berkutat dengan pensil dan buku. Berusaha untuk mencari ide dan menyusun bait demi bait lagu baru untuk grupnya.

"Min Yoongi! Ayo cepat turun!" suara itu seperti alarm yang setiap harinya tak pernah berhenti atau berganti. Pemuda dengan bahu lebar itu-Jin- sedang menuangkan susu di sebuah kaca berbentuk silinder. Tak lama pemuda berkulit pucat itu pun turun dan menghampiri suara tadi. Ia hanya memandang 6 manusia yang sudah ada di sana dengan datar. Itulah Min Yoongi, Ice prince of the group. Wajah datar beraura dingin dengan kalimat menusuk. Ia memang tak banyak berbicara, namun sekali berkata maka kalian akan membenarkan pernyataan bahwa lidah lebih tajam dari pedang. Mungkin ia hanya akan mengeluarkan satu kalimat pendek, namun jangan tanya ketajamannya. Straight-forward dan tak suka basa basi.

"Kenapa hyung selalu paling terakhir?" tanya seorang bergigi kelinci sembari menatapnya kesal, Jungkook. Bagaimana tidak? Mereka sudah menunggu dari tadi dan kelaparan hanya karena anggota satu ini. "Diamlah! Apa mulutmu harus dijahit?" tanyanya dingin. Benar bukan? The ice prince with sharp sword inside his mouth. Tak peduli siapa, ia akan tetap mengeluarkan kata-kata tajamnya itu. "Hey! Dia itu adikmu! Tak bisakah bersikap lebih hangat!" seru yang lebih tua darinya. "Baiklah, Hyung!" jawabnya malas. Bagaimanapun, ia masih tau tata kerama dan menghormati yang lebih tua. "Hari ini jangan ada yang keluyuran! Kita akan ada pertemuan penting dengan grup lain," jelas sang Leader yang langsung mendapat tatapan heran. "Siapa, hyung?" tanya sang Main Vocal yang sedari tadi diam, Jimin. "Kalian akan tahu nanti! Oiya, Taehyung-ah, Bisakah kau menjaga agar Hyung es yang satu ini tetap terjaga? Aku tidak ingin kita terlambat hanya karena menunggunya bangun" ujar RM yang langsung dibalas tatapan tajam dari Yoongi alias Suga. "Hyung..." V pun memberikan tatapan memelas. Bagaimana bisa ia menjaga hyung yang satu itu? Hanya ditatap pun kita bisa langsung menjadi membeku, apalagi menjaganya utntuk tidak tidur? Itu sama saja seperti masuk kandang singa. "Biar aku saja, Joon-ah!" tawar Jin. Suga pun tak bisa berkutik. Sekali kakak tertuanya yang menyuruh maka ia tak bisa berbuat apa-apa. Jin adalah sosok yang sangat baik, lembut, dan perhatian, namun melanggar ucapannya sama saja dengan membangunkan iblis ganas yang mematikan. Bahkan sekali marah, seorang Min Yoongi pun tak akan berani menghadapinya apalagi untuk melawan. That's the real! Don't judge book by its cover, okay!

Sudah satu jam mereka menunggu, namun belum ada tanda-tanda kehadiran grup yang masih dirahasiakan sang Leader. "Maaf menunggu lama! Salah satu anggota kami tiba-tiba saja menghilang!" ucap seseorang yang tiba-tiba datang bersama tiga namja lainnya. Mereka semua memakai topi dan masker hitam. "No problem! Siapa yang menghilang Seungcheol-ah?" tanya RM. "Jihoon, hyung! Dia tadi izin ke toilet, tapi tiba-tiba saja menghilang! Staff kami dan beberapa member sedang mencarinya!" jelas sang lawan bicara. "Kami akan membantumu! Ayo gunakan masker dan topi kalian lalu kita cari dia!" seru Namjoon alias RM dan dibalas anggukan oleh yang lain.

Mereka semua berpencar. Kini Suga tengah berada di gang sempit dekat restoran tempat mereka berkumpul tadi. Ia ingin berteriak, namun itu hanya akan menimbulkan kerusuhan ditambah lagi dia dan yang lainnya adalah idol yang sedang naik daun. "Aish! Di mana dia?" erangnya frustasi. Sudah satu jam tapi mereka masih belum bisa menemukannya. "Hiks... hiks..." lirih seseorang. Ia mangalihkan pandangan ke seluruh penjuru dan berhenti di tumpukan beberapa kotak besar. Pelan-pelan ia mendekati tumpukan itu dan membukanya satu-persatu. "ARGH!!!" seorang dalam kotak kedua yang ia buka langsung berteriak ketakutan sambil memeluk lututnya. "Jihoon-ie? Ini aku Yoongi!" panggilnya pelan. Pemuda berperawakan mungil itu langsung melompat ke luar kotak dan memeluknya. Suga sangat membenci skinship, tapi mau bagaimana lagi? Tidak mungkin ia mendorong pemuda yang sedari tadi ia cari bukan? Ia pun menenangkan yang lebih muda dengan mengelus punggungnya.

Dirasa sudah tenang, ia pun mengajak Woozi untuk duduk di bangku terdekat. "Bisa jelaskan apa yang terjadi?" tanyanya perlahan, tak ingin memaksa. Saat ingin menjawab, kilas balik kejadian tadi mengundang kembali isakan dari bibir itu. "Hey... Hey... Tenanglah! Aku di sini!" ucapnya sembari memberikan pelukan. Menyembunyikan wajah itu di bahunya. "Laki-laki itu... Hiks... Dia ingin menculikku!" jelasnya sambil terisak di dalam pelukan itu.

"Sst... Tenanglah... Mungkin dia hanya orang iseng. Lain kali kalau mau ke mana-mana jangan sendirian, Okay?" ucap Suga menenangkan. Sebenarnya mereka tidak pernah dekat, lebih seperti musuh tepatnya, tapi entah mengapa ada rasa ingin melindungi yang begitu kuat. Sang "adik" pun hanya mengangguk dan menenggelamkan wajahnya di bahu itu. "Ayo kita kembali!" ajak sang Rapper sembari melepas pelukan dari pemuda yang tak kalah pucat darinya. Namun, yang diajak tak bergeming dan tetap memegang tangan Suga. "Bolehkah aku tetap menggandeng tanganmu, Sunbae-nim?" tanyanya pelan. Suga pun mengangguk. Tak tega melihat pancaran ketakutan dari mata itu. "Dan bukankah aku sudah pernah bilang, jangan panggil Sunbae, tapi Hyung!" nada datar kembali keluar dari bibirnya. "Baik, Hyung!" jawab Woozi pelan.

Sesampainya di café tadi, mereka semua langsung mengerumuni Woozi dan menghujaninya dengan berbagai pertanyaan "Kau darimana saja?", "Apa ada yang terluka?". "Aku baik-baik saja! Hanya tersesat. Saat ingin kembali aku melihat seekor kucing dan mengejarnya hingga aku lupa untuk mengingat jalan kembali. Untunglah ada Yoongi hyung yang menunjukan arah ke sini!" jelasnya. Ya! Mereka berdua sudah merencanakan ini. Ia tidak ingin membuat semua orang khawatir. "Makanya hyung jangan ceroboh!" seru Dino. "Apa kau ingin gitar?" tanya Woozi datar. Dino pun bergidik ngeri "Baru hilang, tapi masih saja menyeramkan" rutuknya dalam hati. Belum sempat membalas, "Sudah-sudah, Ayo kita kembali!" ajak S.coups menengahi. Akhirnya mereka pun mulai mendiskusikan hal yang tertunda tadi.

"Apa?! Kenapa mendadak? Dan kenapa ada yang berdua?"

To be continued...

Sorry if there are too many mistakes... This is my first story...

We Are FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang