Jisung's Diary

1.9K 216 13
                                    

Original Author: 팰릭
Link: http://posty.pe/ht8oa2



☆☆☆☆☆



Atmosfernya tak seperti biasanya selama beberapa hari terakhir ini. Tentu saja karena ke sebelas pria bongsor tinggal bersama seruangan selama 24 jam. Aku selalu melihat ada perdebatan besar maupun kecil. Daniel dan Sungwoon lah yang sangat sering berdebat, sementara Jaehwan selalu menjadi seseorang terpenting untuk melerai mereka. Anak-anak mudah tersulut emosi. Kami saling mengobrol dengan nada yang tajam, tapi keesokan harinya kami akan berpelukan dan saling mencintai lagi. Jadi tak ada yang perlu dikhawatirkan.

Tapi ada kasus lain yang berbeda.

Masalahnya adalah ada dua pria dengan sifat satunya dingin, sementara satunya emosional tapi tetap bersikap tenang.

Aku tak pernah melihat Guanlin dan Jihoon bertengkar. Jadi aku tak bisa membayangkan kalau hal itu terjadi. Bahkan persahabatan terbaik yang diakui Wanna One—Daehwi dan Jinyoung saja terkadang bertengkar. Tapi tidak untuk Guanlin dan Jihoon.

Jihoon, yang sifatnya keras kepala namun memiliki hati yang hangat, selalu tampak bersahabat di depan Guanlin. Tak pernah ada yang aneh di antara mereka. Seperti seorang anak kecil, Jihoon selalu terlihat senang dan tertawa pelan hanya di depan Guanlin. Selalu seperti itu. Jarak di antara keduanya selalu terlihat manis dan lembut. Mereka tertawa lalu detik kemudian berbisik-bisik, tak pernah berbicara keras seakan-akan obrolan mereka tak ingin didengar yang lainnya. Seolah-olah mereka adalah kedua orang yang serasi, berdiam diri di ruang tunggu sepanjang hari dan mengobrol dengan tenang tanpa mau diganggu.

Jadi karena hubungan keduanya seperti itu, aku tak pernah membayangkan akan ada situasi yang seperti ini.

Untuk pertama kalinya atmosfer di ruang tunggu sebuah acara siaran musik terasa aneh. Aku membuka pintu dan melihat Guanlin yang duduk menjauh sendirian. Sebagai seseorang yang bertanggung jawab menjadi leader, aku tidak menginginkan ada hal seperti ini terjadi. Aku mencoba mendekati Guanlin, tapi Woojin mencegahku. Aku menatapnya bingung dan hanya dibalas gelengan kepala olehnya. Wajah Guanlin terlihat dingin sekali. Mataku terpaku sementara mulutku jadi sedikit tak tertutup saat merasakan udara di sekitarku terasa membeku. Padahal Guanlin merupakan seseorang yang selalu menebar senyuman, berumur 17 tahun dan seharusnya masih bermain-main permainan semacam suara teriakan lumba-lumba yang sering dilakukan Woojin.

Tapi ketika aku duduk dengan tegak dan mencoba berekspresi seakan-akan terlihat sedang marah, ada suasana yang memang tak bisa dicairkan begitu saja. Padahal aku 10 tahun lebih tua dari adikku ini, tapi malah aku yang ketakutan. Aku menatap Woojin heran, tapi ia hanya menghela napas lalu menunjuk ke sisi lain dengan jemarinya.

Woojin menunjuk Jihoon. Anak itu duduk di posisi terjauh dari tempat duduk Guanlin. Siapapun yang melihat juga tahu kalau wajahnya terlihat marah. Tapi caranya berekspresi menunjukkan sebaliknya. Rasanya aku bisa mendengar suara uap keluar dari kepalanya. Ia memandang Guanlin dengan wajahnya yang memerah.

Saat Jihoon melepas kedua lengannya yang tadinya tersilang, aku melihat tangannya sedikit mengepal sampai memerah. Jihoon menatap Guanlin dengan mata yang berkaca-kaca, tapi Guanlin tak sekalipun menatapnya balik. Mata Jihoon semakin memerah, ia menggigit bibir bawahnya—siap untuk menangis. Aku tidak ingin semuanya jadi terasa rumit, jadi aku berniat menghampiri Jihoon, tapi lagi-lagi Woojin mencegahku. Anak ini terlihat seolah-olah tahu segalanya.

Lalu ujung-ujungnya aku tak melakukan apapun dan mencatat hal ini seperti apa adanya. Aku jadi lebih memperhatikan dan prihatin dengan keduanya yang tidak menunjukkan sedikitpun wajah yang enak dilihat di atas panggung. Meskipun mereka tetap menampilkan penampilan yang profesional, tapi mereka tetaplah anak laki-laki berusia 17 dan 19 tahun. Sebelum menjadi leader yang baik, seharusnya aku bisa mendengarkan apa masalah yang sedang menimpa kedua adikku ini.



End.



Eak eak eak curahan hati seorang Jisung mom 🌚 wkwkwk panwink marahan bye.

Fleur ; PanwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang