Damp In The Rain

4K 418 27
                                    

Original Author: Belita
Link: https://laiguanline.postype.com/post/1507694
Translator Note: Pakai sudut pandang Park Jihoon.

☆☆☆☆☆

Kerinduan ini...

"Sebaiknya kita—"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sebaiknya kita—"

"..........."

"—hentikan hubungan ini dari sekarang."

".........."

Kenapa aku bisa dengan mudah mengucapkan kata-kata sialan itu? Tapi jika aku boleh jujur, bukan hanya mulutku saja yang bisa mengucapkan kata sedingin es seperti tadi, namun hubungan ini memang sudah hancur sejak sikapnya yang telah berubah.

Tes, tes, tes.

Tetesan air hujan turun menyeluruh dengan riang mengenai payung yang kugunakan. Kapanpun hujan turun, rasanya seperti ada belati yang menghunus tepat di dadaku. Kedua mataku mulai memerah. Rasanya aku ingin berlutut sembari menarik ujung celanaku, seperti anak kecil yang ingin meminta izin. Karena meskipun aku yang ingin mengakhiri semua ini, tapi situasinya malah justru sebaliknya. Semua bagian dalam tubuhku jadi terasa hancur.

Kumohon, jangan tinggalkan aku.

"Hyung,"

".........."

"Aku terlalu banyak kekurangan ya?"

Tidak, kumohon tahan aku. Kalau kau menahanku, aku masih akan memaafkanmu.

Kata-kata yang tak terhitung jumlahnya itu mencoba keluar dari tenggorokanku, tapi ujung-ujungnya malah tetap terbungkam di dalam bibirku.

".........."

"Aku akan pergi."

Akulah orang yang memalingkan kepala terlebih dahulu dengan tatapan mata yang kusut. Tidak ada lagi sesuatu yang ingin kubicarakan dengannya.

Lalu aku berbalik dan melangkahkan kaki berjalan maju ke depan, seolah-olah aku akan pergi. Tapi saat aku melangkah pergi tanpa mengangkat payung ke atas, hujan deras menyerbu bahuku, membuat sekujur tubuhku basah akan air yang datang bertubi-tubi. Aku tidak peduli lagi pada hujan, bibirku bergetar karena air mataku terus menetes.

Tidak akan ada yang bisa melihat tangisanku di jalanan yang lenggang ini. Mungkin aku akan terus melangkah tanpa menoleh ke belakang dan terus memikirkannya dalam diam. Aku sampai harus menahan air mata agar tak menetes lagi, tapi tetap saja bahuku yang bergerak naik turun cukup memberitahu kalau aku sedang menangis.

Sangat disayangkan menyadari kalau aku sudah melakukannya sejauh ini, tapi tekadku malah jadi semakin kuat jika harus bertahan lebih lama lagi.

Air terus menetes dari ujung bajuku dan membuat tanganku basah. Sekarang aku tidak peduli dengan apa yang terjadi. Hujan terus turun seperti butiran salju.

Saat itulah aku merasakan seseorang memutar bahuku dengan keras. Saat ia—Lai Guanlin—menatapku, matanya terlihat memerah. Ia memegang tanganku dan membiarkan payungnya jatuh tergeletak di dekat kakinya. Kemejanya yang kering jadi basah karena tertular pakaianku.

"Maaf, maaf, aku yang salah,"

".........."

"Kita hanya sedang bosan saja, tapi hubungan kita tidak boleh berakhir..."

"...hiks."

Saat ia selesai berbicara, tangisanku benar-benar pecah. Ada begitu banyak hal yang harus kami bicarakan. Tapi saat ia menciumku, aku jadi tak bisa berkata-kata lagi. Kata-kata yang beberapa saat yang lalu kulontarkan tertelan begitu saja.

Di antara bibir yang sedang bertautan, di antara hujan dan air mata yang bercampur menjadi satu, rasanya terasa aneh dan menyentuh.

"Masih ada banyak hal yang ingin kulakukan denganmu,"

"Ya..."

"Benar-benar ada banyak yang ingin kulakukan."

Aku tidak ingin kehilangannya.

End.


Masih awal-awal nih hehe. Aku bakal translate oneshot yang ada di postype satu per satu kok karena ceritanya menarik-menarik ><

Btw aku akan menghargai kamu yang suka spam komentar karena aku suka di spam kok ^.^

See you on the next oneshot? 😋

—24012018

Fleur ; PanwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang