Eunsa melirik jam tangannya, sudah menunjukkan pukul 08.35.
Dilangkahkan kakinya dengan tergesa. Sepatu heels miliknya nampak mengganggu usahanya untuk bergerak cepat, namun ia tetap gesit.
Menerobos ribuan orang di tengah Kota Seoul. Sesekali mendelik agar baju putihnya tidak kotor, sesekali menunduk agar rambutnya tak kenak jitak orang disana-karena langkahnya yang menabrak.
Rambut cokelat sebahu dengan ciri khas gelombang masih dilindunginya agar tak kusut. Dijinjing tasnya sambil terus berlari menyibak keramaian.
Langkahnya terhenti di depan sebuah ruko kecil pinggir Hongdae, sebut saja itu adalah tempat kerja Eunsa.
Ia menarik napas, ditahannya lalu segera ia buang perlahan-lahan.
Kakinya mulai melangkah kembali, dirapikan pakaian kerjanya.
Di atas sana, ada papan besi yang bertuliskan "Penulis Ye Ri Ei, Bukan Untuk Sembarang Orang"
Dingdong....
"Tunggu sebentar" sebut seseorang dari dalam.
Eunsa mundur selangkah agar tak terlalu dekat dengan pintu. Ia menyiapkan senyum terbaik untuk bertemu sosok mengangumkan baginya.
"Ne? Nuguwa hamkke?" tanyanya sembari membuka pintu. (Ya? Dengan siapa?)
"Yaa, Eunsa-shi. Penulis terpilih dengan karya terbaik, wow daebak!!"
Eunsa tersipu malu. Baru kali ini ia mendapat pujian atas profesinya. Setelah selama beberapa tahun menjadi asisten, kini karyanya berhasil dipilih menjadi yang terbaik dari terbaik.
"Gamsahabnida samonim. Kau membuatku semakin semangat dan bersyukur" Eunsa bersuara. (Terimakasih)
Seseorang yang didatanginya, tiada lain adalah penulis yang menjadikan Eunsa asisten dulu. Ye Ri Ei.
Bu Riei segera membukakan pintu untuk Eunsa, memberi ruang untuk mantan asisten terbaiknya.
"Apa yang membuatmu datang kemari?" Bu Riei memulai percakapan sembari menarik kursi, menandakan Eunsa untuk duduk disana.
"Tidak usah repot-repot samonim. Aku bisa menarik kursi sendiri," Eunsa berkata canggung.
"Tidak apa, kau sudah menjadi penulis sekarang. Perlu ku apresiasi"
Eunsa hanya membalas senyum, lalu duduk di tempat yang sudah disediakan.
Ia melihat sekelilingnya, belum ada yang berubah. Semua masih sama. Masih ada meja tengah untuk tempat diskusi, figura berisi sertifikat penghargaan, tumpukan buku karya yang terbuang karena tak terpilih, dan yang lain pun tak berubah.
"Bagaimana?" tanya Bu Riei setelah menempatkan pantatnya pada kursi depan Eunsa.
"Aku datang kemari untuk meminta rekomendasi"
Bu Riei mengernyitkan dahi, seperti berkata rekomendasi apa?
"Rekomendasi untuk pemeran atau tokoh dalam drama terbaruku"
"Karyamu sudah siap dijadikan drama? Hebat sekali, Eunsa!" seru Bu Riei.
"Iya, sutradara sudah merekrutku. Sekarang masih mencari aktor dan aktris untuk mengambil peran"
"Jangan bilang padaku ini adalah cerita tentang pria bersuara emas itu"
"Iya, samonim. Aku menggunakan cerita itu!!" Eunsa tak bisa menahan rasa senangnya.
Begitupun dengan Bu Riei, ia besorak turut senang dengan pemilihan naskah tersebut.
"Jika benar kau mengambil cerita dari naskah itu, sudah pasti harus dengan aktor yang profesional" Bu Riei memberi saran.
"Beberapa hari yang lalu aku sudah mencoba menghubungi aktor Lee Ong Sung, tapi ia menolak"
"Memangnya siapa dia berani menolak naskah sebagus itu, Eunsa. Dia pasti akan menyesal"
"Baiklah, kupikir akan begitu" Eunsa tak bisa menahan tawa.
"Akan coba kuhubungi beberapa aktor kenalanku, salah satunya ada yang seumuran denganmu, mungkin ia akan tertarik"
"Apakah ia akan tertarik dengan naskahku, atau justru denganku sabonim?"
"Kupastikan ia akan tertarik dengan keduanya, percayalah neo yeppeuda" (Kamu cantik)
Eunsa merendah, menunduk malu.
"Jika boleh kutahu, siapa orangnya? Apa aku pernah bertemu?"
"Kurasa dia orang asing dalam hidupmu, bisa dibilang dia juga pendatang baru dalam dunia hiburan, tapi aktingnya tak perlu diragukan lagi. Bahkan dia baru menyelesaikan film terbarunya di Dubai, menjadi tokoh utama."
"Jinjja?" (Benarkah)
Dalam hati ia kagum, dalam nyata ia penasaran, siapa? Orang baru?
"Biar kuberitahu, namanya adalah...." terang Bu Riei perlahan.
"Park Chanyeol"
-------------------------------------
Update already! Chapter 2 sudah release :v
Kasih comment dan vote kalian yaa!
Thanks ^^
zilla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Awkward. [Park Chanyeol]
FanfictionBenar-benar canggung Eunsa dibuatnya. Semenjak pertemuan singkat minggu lalu, beberapa plot hidupnya berubah. Catatan yang dibuatnya kian bertambah seiring keyakinan yang dibawanya, bahwa hidup itu perlu perjuangan. Semuanya berawal dari seorang pri...