Bab 1

17 8 3
                                    

"Luna nanti malam kamu jangan kemana-mana, kita mau ketemu temen papa" kata Rendra kepada anaknya.

"kok gitu pa ? aku kan udah ada janji sama Nita buat pergi !" jawab Luna

"kamu batalin aja acara pergi kamu yang gak jelas itu, paling cuman bisa hambur-hamburin duit gak jelas kan !" Mia menjawab setelah duduk di samping suaminya.

Luna menatap mamanya dengan kesal, "ya gak bisa gitu juga dong ma ! Aku kan lebih dulu janjian sama Nita ! Gak adil ini namanya! " ucapnya marah.

Mia menatap anaknya sebenta,"Mama gak mau tau ! Batalin acara itu !"

Luna berdiri dan menatap mamanya marah, sebelum berdiri dan pergi dari hadapan orang tuanya.

"Mau kemana kamu ?" hardik Mia kepada anaknya.

"Mau bilang Nita acara batal !"

Rendra dan Mia yang melihat kelakuan anaknya hanya bisa mengelus dada.

"Anak kamu pa ! Kapan bisa berubah kaya Diy ya ? Padahal mereka lahirnya bareng kok bisa si Luna malah kaya gitu sih ?" ucapnya sambil membawa kopi untuk suaminya, "tapi kadang-kadang aku juga gak bisa akrab sama Diy padahal dia anak ku, tapi kenapa berasa orang asing " lanjutnya dengan murung.

"Namanya juga anak Ma pasti beda lah sifatnya, jangan suka banding - bandingin gak baik, buat kesehatan mental anak kamu !" ucapnya tegas

Mia dan Rendran merenungkan ucapan mereka belum beberapa saat, Luna dan Diy adalah saudara kembar yang selisih 5 menit. Luna lebih dulu lahir dari pada Diy. tetapi kelakuan mereka beda sekali, disaat Luna setelah lulus kuliah memilih menjalani profesi sebagai model dan menghabiskan  waktu dengan teman-temannya, beda lagi dengan Diy yang setelah lulus kuliah langsung memilih kerja disalah satu perusahaan stasiun tv sebagai wartawan. Mereka beda bukan hanya sifat dan kepribadiannya tapi juga wajah mereka.

Luna memiliki wajah dengan rahang tegas dan terlihat cantik sementara Diy memiliki wajah bulat yang terlihat manis. Demikian pula dengan pergaulan sosial mereka yang jauh berbeda disaat Luna bisa bergaul dengan baik lain pula dengan Diy yang hanya punya satu teman sedari kuliah Wila, yang sekarang bekerja di perusahaan Tv yang sama dengan Diy.

"Assalamu'alikum Pa Ma ?" ucap dari arah belakang Mia dan Rendra.

Rendara dan Mia menatap putrinya,"Wa'alikumsalam, kamu sudah pulang Diy ?" Mia menatap anaknya dengan lembut.

"Sini duduk dulu " ajak Rendra menyentuh kursi di antara dia dan istrinya.

Diy menuruti perintah orang tuanya dan duduk diantara mereka.

"Gimana tadi di kantor ada yang seru? " tanya Mia sambil mengelus rambut anaknya.

"Kaya biasanya kok Ma, gak ada yang seru atau pun beda." Jawab Diy.

"Oh, Mama kira ada yang beda gitu yang bisa kamu ceritain ke Mama atau ke Papa, jangan terlalu menutup diri dong sayang, kita orangtua kamu kan ?"

Diy menghembuskan nafas, selalu seperti ini bukan Diy tidak ingin membagi ceritanya tapi memang dia memiliki kepribadian tertutup

"Sudah - sudah kalau gak ada yang perlu diceritakan tidak usah di paksa, Diy kamu siap-siap ya nanti malam kita akan makan malam dengan teman lama Papa sekarang kamu kekamar saja," Rendra melerai saat  melihat raut wajah putrinya serba salah.

Diy pamit dan pergi kekamar untuk bersiap-siap, sesuai perintah Papanya.

Mia yang menatap kepergian putrinya  menatap suaminya garang, "Papa ih kebiasaan kalau gini terus gimana kita mau deket sama Diy sih ! aku itu Mamanya tapi gak pernah bisa pahami anak aku sendiri ! Bukannya bantuin malah diusir terus anaknya !" Omel Mia.

JODOHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang