Baca ya:*
Jangan lupa Vote & Komen:*"Ma, Si Libra mana?" Tanya Leo yang kini memasang muka bete
"Di kama-" Jawab Sandra terpotong ketika Leo sudah berlari duluan ke arah atas, tepatnya ke kamar Libra.
"Ra! Woi upil ipin!" Teriak Leo sambil menggedor gedor pintu kamar adiknya.
Ceklek
Pintu kamar terbuka, Berdiri Libra yang sedang cengir cengir kuda dengan telinga di sumpel dengan earphone milik.. Leo.
"Earphone gue Ra! Lo hobi banget ngambil barang gue!" Kata Leo sambil menarik earphone nya dengan paksa. Libra sendiri hanya bisa pasrah, toh bukan punya dia.
"Pelit" Kata Libra lalu berbalik badan meninggalkan Leo yang sedang memeluk earphone Doraemon miliknya.
Libra memejamkan mata nya. Menghirup bau AC yang di tambah dengan bau Pengharum otomatis, Segar. Fikiran Libra terputar, mengingat kembali saat Dirga mengantar nya pulang dengan beriringan. Memang rada rada iyyuh tapi, Libra senang.
"Makasih" Kata Libra sambil melepas helm nya.
"Iya. Lain kali lo jangan bawa motor, biar sama gue aja" Jawab Dirga santai, kaya di goreng.
Libra ngangguk.
"Mau mampir?" Tanya Libra sedikit gugup
"Ga usah. Mama gue udah nunggu" Jawab Dirga sambil menunjukkan senyum nya
"Yaudah. Gue pamit. Bilang ke ortu lo ya,gue gk bisa masuk" Lanjut Dirga
"Hati hati Kak" Kata Libra yang di angguki oleh Dirga
"Ra! Aneh deh lo" Kata Libra merutuki dirinya sendiri
"Gk mungkin kan?" Kata Libra ngegantung, "Gg.. Gue suka dia?"
"Au ah." Kata Libra lalu beralih mengambil novel yang ia beli tempo hari bersama Leo.
~~~~
Dirga menyeruput kopi dan sesekali mendengus kesal karena benda di depan nya. Dirga seharusnya bisa melupakan masa lalu nya. Masa lalu yang sangat kelam. Masa lalu yang membuat nya kehilangan orang yang dia sayang. Masa lalu yang membuat nya berasa bersalah
"Tan, Lo udah tenang kan disana?" Kata Dirga sambil memegang foto nya bersama gadis yang dulu berumur 14 tahun.
"Maaf" Lirih Dirga.
"Maaf karena waktu itu gue gk bisa jemput lo di halte" Lirih Dirga sambil mengeratkan pegangan nya pada foto yang udah keliatan lama itu.
"Ini semua gara gara gue. Gue yang udah buat lo pergi" Kini air mata yang sejak tadi di tahan nya sudah tidak bisa di bendungkan. Jatuh dengan lancar di wajah tampan nya.
"Andai aja gue bisa jemput lo tepat waktu. Mungkin gue gk bakal ngeliat lo kaya waktu itu. Kalau gue jemput lo tepat waktu, mungkin kita lagi ketawa ketawa sekarang. Gue rasa, dunia gue kurang gk ada nya elo. Tapi gue tau, gue harus ngikhlasin lo" Kata Dirga dengan isakkan yang di tahan. Karena dia gk mau mengganggu Ira yang sedang terlelap