Semakin hari aku semakin sepi tanpa kehadirannya, ku pandangi trus lukisan wajahnya yang pernah kulukis, dan ku ingat bagaimana senyumnya ketika ku buatkan dia lukisan itu, dan ku kirim fotonya melalui Bbm. Sampai di hari terakhir aku berjumpa dengannya, foto lukisan itu masih dijadikannya wallpaper handphonenya.
Setelah satu minggu berlalu, tiba tiba bunyi ringtone bbm terdengar, dengan segera ku buka, berharap itu pesan darinya. Dan ternyata kali ini harapanku terkabul.
"babang besok mau jalan sama etey?"
Dengan tanpa rasa takut dia mengirimkanku pesan itu. Dan dengan bahagia juga aku menerima tawarannya.
Namun entah mengapa, aku masih tidak menyadari bahwa sebenarnya dia hanya ingin menghabiskan waktu berdua denganku. Seperti orang yang tidak peka, aku mengundang teman-teman untung jalan bersama pada saat itu. Dan kata teman-teman yang lain mereka akan menyusul.
Keesokan paginya, aku dan etey berangkat lebih dulu, dijalan kami menceritakan banyak hal, mulai dari sekolah, cita-cita, keluarga, bahkan kembali lagi tentang mantanku.
30 menit tidak ku rasakan selama perjalanan itu, karena aku begitu bahagia bisa berbicara dengan etey lagi. Dan sekarang kami telah tiba di tempat tujuan. Sebuah sungai dengan air yang kemerah-merahan, yaa bisa di maklumilah, latar cerita ini adalah provinsi Kalimantan tengah tepatnya di ibukota palangkaraya, jadi tanahnya gambut, tidak ada pantai dan tidak ada gunung disini jadi hanya itu lah tempat wisata paling bagus yang bisa kami kunjungi.
Dengan tiupan angin sepoy, rambut etey terlihat indah mengiringi setiap kata yang dia ucapkan
"babang, etey suka sama babang"
Perkataannya memecah keheningan, membuatku terkejut. Namun aku kemudian berpikir mungkin dia hanya bercanda, karena biasanya itu hanya candaannya saja, candaan yang ada maksudnya.
"ah kamu ni bercanda terus, udah berapa persen ni gombalnya?" jawabku kepadanya.
Seketika keadaan menjadi terasa sangat serius ketika dia berkata
"aku benar-benar bang, selama ini yang aku bilang bukan sekedar candaan, tapi benaran, tapi kamu selalu menganggap perasaanku candaan"
Tanpa perlu berpikir panjang aku menjawab pertanyaannya
"maaf, aku suka sama kamu, tapi cuman sebatas teman, aku masih sangat mencintai puput, dan entah kapan aku bisa berhenti, lebih baik kamu cari orang lain saja yang lebih bisa menghargai perasaanmu"
Dengan lirih gadis itu menjawab " aku berjanji tidak akan seperti kekasihmu yang dahulu, tapi bisakah kamu memandang aku, jika tidak bisa sekarang cobalah perlahan, aku akan bantu kamu"
Namun setiap kata yang keluar dari mulutnya seperti tidak mempengaruhi keputusanku sama sekali.
Hingga akhirnya dia katakan
"aku bukan orang yang bisa bermain dengan kata, ketika kamu sudah mengatakan bahwa kamu menyuruh ku mencari orang lain, maka akan kulakukan"
Tak beberapa lama setalah percakapan yang cukup serius itu, teman-teman yang lain datang, dan itu merubah raut wajah etey yang tadinya muram menjadi tersenyum. Aku tidak tau apakah itu sungguhan atau hanya karena dia ingin menutupi rasa sedihnya saja.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Akankah
Teen FictionAda seorang lelaki yang tidak mampu lepas dari jerat kekasih lama Sehingga harus membuatnya kehilangan kesempatan bersama wanita yang sungguh-sungguh mencintainya, namun seiring berjalannya waktu apakah wanita itu akan kembali?