Dentikan jarum jam memuat hatinya tak sabar. Namun suara hujan juga membuat baek takut. Sebab sejak dulu, ia tidak menyukai suara hujan yang terbilang deras dan menakutkan
"Agh, yeol, lama sekali.. Aku takut."
Baekhyun memilih untuk menghubungi Chanyeol. Sebentar lagi Chanyeol datang.
"Yeol? Kau baik-baik saja? Aku merindukanmu. Bisakah kau datang lebih cepat?"
"Tunggu saja, sepuluh menit lagi aku sampai!"
Rintik hujan membasahi dinding rumah yang tak terlalu besar. Menghasilkan suara percikan air disetiap sisinya.
"Aku takut. Hujannya besar sekali."
"Kau masih penakut ya. Abaikan suara hujannya, dengarkan saja suaraku, baek."
"Arasseo.. Kau tahu? Aku penasaran sekali dengan fisikmu yang sekarang. Apa kau bertambah tinggi?"
"Sepertinya, aku sangat tinggi sekarang, hahaha."
"Agh.. Aku akan terlihat sangat pendek saat bertemu denganmu."
"Hahaha! Baek, sebentar lagi aku sampai. Tunggu aku didepan pintu, ya!"
Senyum merekah menghiasi bibir.
Suara hujan yang menakutkan tak lagi menghantui.
5 menit..
3 menit..
Tin! Tin!
Bunyi klakson mobil terdengar kencang, Baek langsung sigap membuka tirai jendela.
Terparkir mobil sedan berwarna merah tua dengan ban yang mengilap didepan pagar rumah Baek.
"Aah? Dia datang!"
Baekhyun menuruni tangga dengan gerakan yang sangat cepat. Tak sabar rasanya.
Dibukanya pintu depan lebar-lebar.
Seorang pria berbadan tinggi, berwajah tampan, dan berambut hitam legam tengah berdiri dihadapannya dengan senyuman yang dihiasi lesung pipit khas.
"Ch.. Chanyeol?" Baek tak dapat berkata-kata, Chanyeol sangat berbeda. Bahkan ia sangat tinggi sekarang.
"Hai, Baekki."
Baekhyun menyambar tubuh Chanyeol yang hangat karena mantel tebalnya.
Ia membalas pelukkan Baekhyun.
"Eosooseyo (selamat datang), Yeol!" Baek terlihat girang.
"Baek, wajahmu sangat berbeda." Chanyeol mengikuti Baek dibelakang.
"Ya, ya.. Tentu saja, sudah pasti aku berubah."
Baekhyun dan Chanyeol menghabiskan waktu bersama dimeja makan, dengan suguhan yang luar biasa banyaknya dari Baekhyun. Mereka bernostalgia dan berlelucon sembari menyantap hidangan.
"Jadi.. Taruh dimana kopernya?" Chanyeol bertanya sambil melap mulutnya yang kotor dengan sapu tangan.
"Pindahkan saja bajunya kelemari. Sudah selesai kan? Kajja (ayo), ikut aku."
Mereka beranjak dari meja makan.
Baek menuntun Chanyeol dan turut membantu membawakan kopernya.
Krieet..
Aroma khas dari kamar Baekhyun menyengat dihidung.
"Yap. Sekarang, biar aku yang taruh bajumu. Kau boleh bersih-bersih." Baek meraih gagang koper dari tangan Chanyeol.
"Agh.. Baiklah, gomawo (terima kasih)."
Baekhyun hanya mengangguk.
Sementara itu Chanyeol pergi ke kamar mandi.
• • •
Sudah pukul sembilan malam. Biasanya Baekhyun belum tidur, namun karena Chanyeol baru datang dan dia butuh istirahat, Baek memilih untuk tidur.
"Yeol." Panggil Baek dari dalam kamar.
"Mwo? (Apa?)" Chanyeol membalas dengan berteriak dihadapan televisi.
Baekhyun terdiam sejenak, lalu membalasnya, "Tidurlah! Aku tak mau kau sakit!"
Pik.
Chanyeol menekan tombol off pada remote televisi, dan beranjak dari sofa yang empuk.
