04•

226 15 0
                                    

Hari ini aku ada jam kuliah pagi, lagi-lagi langit berwarna kehitaman. Apa pagi-pagi akan hujan? Aku mohon jangan.

Dengan langkah tergesa-gesa aku menuruni anak tangga, ku melihat Bunda yang sedang membenarkan kerah baju Ayah.

"Hanum mau berangkat bareng ayah?" tanya ayahku saat melihat ku sedang memakai sepatu.

"Gak yah, Hanum mau naik Bus aja" ucap ku, ayah hanya tersenyum.

"Bunda, ayah Hanum berangkat dulu. Assalamualaikum, do'ain Hanum selamat sampai tujuan" ucap ku seraya bersalaman dengan kedua orang tua ku.

"Amin. Waalaikumsalam" ucap mereka bersamaan.

Aku berjalan keluar rumah, ku lihat langit semakin gelap, dan air hujan yang mulai menetes aku berjalan dengan langkah seperti berlarian kecil menuju halte.

Tak lama sampai halte, Bus yang ku tumpangi datang. Aku menghela nafasku
"Alhamdulillah untung udah di dalem Bus" ucap ku dalam hati.

Hujan yang awalnya rintik-rintik berubah menjadi deras.

Aku mengeluarkan ponsel ku dan memasang headset, seperti biasa aku mendengarkan lagu dengan volume yang kuat dan memandang kebawah melihat kearah tas yang ku dekap.

Tak lama Bus ku berhenti tepat di depan Halte, sebenarnya aku tak ingin keluar tapi bagaimana ini halte depan universitasku.

Aku turun dan hujan yang masih deras mengguyur jalanan yang sepi hanya beberapa kendaraan beroda empat yang melaju dengan kecepatan sedang.

aku menengok ternyata ada dokter itu lagi yang sudah dua kali aku lihat, dokter Davin.

Melihat dokter Davin, aku teringat perkataan ayah dan Bunda tadi malam tentang perjodohan ku.

"Yah sayang sekali kau pak dokter kelak kau tak bisa meminang ku karena aku akan di jodohkan dengan pria pilihan orang tua ku" ucap ku sok dramatis. Mungkin ini berlebihan tapi bagaimana pun dokter itu lebih menawan membuatku jatuh hati.

Perlahan hujan mulai berhenti, seperti biasa Dokter itu tiba-tiba menghilang tanpa jejak, bagaimana ia berjalan secepat itu atau jangan jangan Dokter itu menggunakan kekuatan teleportasi?

Ah ku tak perduli, aku berjalan menuju gedung fakultas ku, banyak yang menyapaku. Dan tak lupa kalau aku bertemu dosen yang mengajar ku harus ramah-tamah, selain ia lebih tua dari ku, aku juga harus mengambil hati nya agar nilai IPK ku tinggi.

_________

Setelah jam kuliah ku selesai, aku bergegas pulang kerumah.

"Eh Fatimah, Hanum pulang duluan ya. Assalamualaikum." ucapku berpamitan dengan Fatimah teman ku dari SMA sampai kami kuliah pun kami masih berteman. Fatimah sangat baik hati, wajahnya yang cantik dan kulitnya kuning langsat. Tapi sayang nya ia sudah di pinang oleh seorang lelaki yang berprofesi Polisi, sempurna bukan?

"Gak mau bareng aku aja Num?" tanya Fatimah, aku menggelengkan kepala ku. Aku menolak karena arah rumahku dan Fatimah tak searah, jadi aku tak ingin merepotkan Fatimah.

"Iya udah hati-hati Num"

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam"

Aku berjalan mendahului Fatimah. Baru beberapa langkah aku menghentikan langkahku, ku melihat pak dokter pujaan hatiku. Entah mengapa baru melihatnya saja aku ingin berteriak histeris.

Pak dokter itu sedang mengobrol dengan dosen ku. Ah aku sangat cemburu, pak dokter apa aku berhak cemburu walau kau bukan siapa-siapa ku?

Aku berjalan melewati lelaki dan perempuan itu yang sedang asik mengobrol, sempat ku mendengar kata pernikahan, apa mereka akan menikah?

Yah pak dokter mungkin kita gak jodoh, aku akan di jodohkan dan kau akan menikah dengan dosen ku.

Aku berfikir profesi lelaki yang di jodohkan dengan ku itu apa? Aku melihat Fatimah dan mendapat pasangan yang berprofesi Polisi, bu dosen ku bersama pak dokter. Terus aku apa?

Dihalte banyak mahasiswa yang sedang menunggu bus yang akan mengantarkan mereka ketempat tujuan.

Bus pertama datang, semua mahasiswa memasuki Bus itu terkecuali aku, karena itu bukan Bus yang biasa aku tumpangi.

Sudah beberapa menit aku menunggu, tapi Bus nya tak kunjung datang. Ku lihat jam yang kupakai di pergelangan tangan ku baru jam 11.00 pantas saja, biasanya bus itu datang pukul 11.30

Ku duduk di bangku halte, hanya diriku seorang tak ada yang menemani.

Ting!

Suara ponsel ku berbunyi menandakan ada pesan yang masuk, aku membuka lockscreen dan membuka Aplikasi pesan.

Bian : Hanum, kamu sudah pulang?

Oh ternyata Bian, teman lelaki ku. Kami berkenalan saat masa ospek, sampai saat ini ia selalu dekat dan baik dengan ku.

Bian orang yang lumayan terkenal dikampusku, ia mengambil jurusan Ahli Gizi. banyak yang bilang kalau Bian itu lelaki yang sangat dingin, dan acuh. Tapi terhadapku ia lelaki yang hangat dan baik.

Me: aku lagi di halte, memang nya kenapa?

Bian: jam kuliahku baru selesai, mau bareng?

Me: boleh. Aku tunggi di halte ya.

Bian: oke, see you princess.

Aku tak membalas pesan terakhir dari Bian, aku menerima tawaran Bian pulang bareng dengan nya. Dari pada aku menunggu Bus akan datang 30 menit lagi, lebih baik aku menumpang dengan Bian. Lagi pula Rezeki itu tak boleh di tolak.

Tak lama Bian datang dengan mobil nya yang bewarna Hitam itu.
ia turun dari mobil seraya tersenyum pada ku. Bian membuka kan pintu mobil nya untuk ku.

"Silahkan masuk Princess" ucap nya, Aku hanya tersenyum dan masuk kedalam mobil.

Setelah menutup pintu mobil Bian berjalan memutar dan masuk kedalam mobil tempat mengemudi.

"Num, kau sudah makan?" tanya Bian, aku menggelengkan kepala ku.

"Kita makan dulu yuk" ucap nya lagi

"Gak usah deh, biar Hanum makan di rumah aja"

"Sekali-sekali Num, nolak terus" ucap Bian sedikit ketus. apakah dia sekarang sedang merajuk?. Bian memiliki wajah yang aneh, ketika dia sedang diam Bian terlihat garang. Sedangkan kalau sedang merajuk begini ia terlihat sangat lucu.

"Hei, apa kau sedang merajuk sekarang?" ucap ku menggodanya.

"Tidak, aku tidak merajuk. Aku laki-laki jadi pantang merajuk" ucapnya. Aku tertawa, ia selalu begitu.

"Oke oke kita makan siang bersama" ucap ku dan Bian tersenyum penuh kemenangan.



Tbc.

Halo chinggudeul baru update ini wkwk jangan lupa vote dan commen oke :))

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang