bagian 1

1.2K 42 38
                                    

"....Nur aini .... "

Aku hanya gadis desa yang ingin menjadi wanita kebanggaan ibu.
Hidup dipesantren adalah jalan satu-satunya supaya aku tidak terjerumus kedalam dunia yang sama seperti ibu..Pelacur.

Pengabdian ku kepada keluarga kyai Amin sudah sekian lama aku lakukan.Tidak satupun keluarga itu yang tak ku kenal temasuk gus Luqman. Putra ke 2 dari 3 bersaudara.Laki-laki itu selalu berhasil mencuri perhatian ku.

Oh.. andai aku dari kasta yang sama pasti aku sangat bahagia,perasaan dalam hati ini selalu menggebu namun terhalangi dinding yang begitu tebal.Mana mungkin aku yang dari keluarga hina ini bisa bersanding dengan keluarga yang mulia itu.
Takdir yang begitu jelek.

"Aini...Aini"
Panggilan itu membuyarkan lamunanku

"Eh iya mbak dewi"
"Majlis sudah selesai dari tadi,tak mau beranjakkah kau dari tempat dudukmu itu"dengan logat bataknya itu aku tersipu karena malu ditegurnya.

"Eh..eh..eh...cah iki pasti kumat penyakitnya mbak dewi"
Sahut suara gadis dibelakangnya.

Siti...gadis jawa yang lemah lembut dan mudah cengeng ,berbeda dengan mbak Dewi yang sangat tegas,bahkan dikenal sangar oleh teman-temannya.

" Ya rupanya begitu,jangan kau sering-sering melamun kalau kau tak mau itu hantu masuk ke badan kau"ejek mbak Dewi.

Mereka pun tertawa.

"Siapa yang melamun ?!" Elakku.
"Lanjutkan tertawa kalian,aku mau ke kamar "
kututup kitabku dan meninggalkan mereka yang masih cengengesan .

"Eh jangan kau marah,kami cuma bercanda Aini"
terdengar suara itu dari jauh.
Malam makin larut semua aktifitas berhenti untuk kami beristirahat.

********

Suasana tak seperti biasa.
Hari ini abah, umi beserta gus Ubaidillah dan keluarga berangkat ketanah suci menunaikan ibadah umroh sekaligus menjenguk si adik bungsu gus Burhan di kairo.

"Untuk beberpa minggu ini kegiatan mengaji abah serahkan padamu luqman"
" iya abah " sambil memeluk abah tercinta.

"Aini ,,si nduk"
Dengan berlari kecil ku mendekati wanita disamping abah.

"Luqman,,kalau kamu ada keperluan di dapur panggil Aini,biar Aini yang menyiapkan"ucap umi.

Sambil menepuk pundak dan tersenyum padaku seolah sedang mengatakan aku titipkan anakku padamu.

"Aini,,"
panggil umi menanti jawaban ku

"injjih..," jawanku gelagapan.

Umi tersenyum sambil menyentuh pipiku.

Sudah beberapa menit lalu mobil-mobil itu meninggalkan pesantren satu persatu untuk mengantarkan rombongan ke bandara,tinggal aku yang sedang membersihkan ruang tamu dan beberapa santri berada di dapur yang setengah berantakan.

"Aini..."
suara laki-laki itu sangat mengejutkan ku hingga tak sengaja ku menyenggol vas bunga.

"Astaghfirulloh,, hei kamu mengejutkanku kang" tanpa menoleh ku tegur orang yang ada dibekangku.

,,,Luqman firmansyah,,,

"Astaghfirulloh,,  hei kamu mengejutkanku kang".
Ku tersenyum mendengar ucapannya.

Rupanya ia masih fokus dengan vas yang sudah menumpahkan isinya itu ,dan disaat ia membalikkan badannya wajah itu terlihat sangat lucu bagiku.

"Gus..gus luqman"
Aku terus memandangi wajah yang tersipu malu itu.

"Maaf,saya terkejut dan Emm...sejak kapan kamu eh anda disini?"
Ia masih menundukkan wajahnya.

"Maaf kalau saya mengagetkanmu,saya hanya ingin minta buatkan teh untuk empat tamuku...bisa?"

"Ba..baik.."
jawabnya gugup dengan masih menyembunyikan wajah ayunya itu.

"Terimakasih"

Sejak lama ia berbaur dengan keluargaku entah kenapa baru kali ini ku menyadari betapa menariknya wajah itu dengan sikap nya yang pemalu.

Nur aini..

Pantas saja umi begitu senang dengannya.

******

hai,,,hai,,maaf ya cerita nya mungkin masih banyak typonya,,maklum penulis dadakan,,saran kritiknya jangan lupa..

Ku Ungkap Cinta Dengan Basmallah ( COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang