Michael

0 0 0
                                    

Mengantar pesaan pada malam hari adalah bencana. Ada banyak hal yang tidak diinginkan terjadi di kala kegelapan menyimuti bumi. Sejujurnya, aku merinding. Aku tidak bisa bohong jika aku takut keluar di malam hari. Namun demi tanggungjawab terhadap pekerjaan aku laksanakan tugas tersebut.

Semua berjalan baik-baik sebelum sebuah lantunan melodi pilu yang dihasilkan dari gesekan senar biola menyusup ke dalam pendengaranku. Seketika bulu kudukku berdiri. Udara jadi lebih dingin daripada biasanya. Sementara lampu jalan yang remang-remang sama sekali tidak membantu memperbaiki keadaan.

Entah kenapa aku lebih memilih untuk menghentikan motorku secara mendadak daripada menancap gas sekencangmungkin sewaktu menangkan bayangan sosok tinggi di bawah pohon. Dilihat dari lekuk bayangannya, lelaki itulah yang tengah memainkan biola. Tetapi, manusa macam apa yang memainkan biola di bawah pohon tanpa sedikitpun penerangan?

Dengan penasaran aku mengarahkan lampu sorot motor yang kukendarai pada sosok itu. Permainan musiknya seketika berhenti, diikuti dengan tatapan tajam yang diberikan kepadaku. Aku pun merasa heran untuk kesekian kalinya dalam satu minggu ini

"Jackson?"

Lagi-lagi aku mendapati sisi aneh bocah SMA itu.

"Sialan," makinya. "Pergi ke neraka sana!"

Jackson memungut wadah biola di dekat kakinya, lantas melangkah menuju sebuah gang gelap yang menuju entah-ke-mana.

Aku tidak mungkin salah orang.

Who is He?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang