"satya!"
adam berlari mendekati perempuan yang sedang memasang helm di atas sepeda motor hitam. setelah tadi satya meninggalkannya di tengah kebingungan, dia langsung mengejar perempuan itu. beruntungnya, satya masih di parkiran sekolah
"astaga, kenapa sih dam?" sembur gadis itu. "gue lagi buru-buru nih."
"kenapa danis sih?" tanya adam. dia mendaratkan tangannya di stang motor satya. menahan gadis itu di sini. "kenapa gak hani? atau kenapa gak lo?"
"tanggal segitu gue ke luar kota," kata satya. dia yang tadinya sudah hendak memundurkan motornya kini kembali memasang standar. "hani juga bilang dia unavailable tanggal segitu. ya udah gue suruh si danis."
adam berdecak. "kenapa gue kalo gitu?"
kedua alis satya tertaut. "lah? kan emang biasanya lo, dam. kenapa sih?"
adam tercekat. dia tidak ingin secara gamblang mengatakan dia tidak ingin dipasangkan dengan danis walau dalam hatinya dia punya banyak sekali alasan untuk itu.
"ya ... kenapa lo gak nanya gue dulu?" adam berusaha mencari dalih. "kenapa keburu-buru banget?"
satya kebingungan. tentu saja. adam tidak biasanya menolak ajakan seperti ini. adam biasanya oke-oke saja kalau dirinya dijadikan perwakilan yang dipilih satya untuk membantu osis pada acara sekolah. memang adam yang selalu diajukan. dan adam tidak pernah enggan.
"gak jelas lo dam." satya menepis tangan adam. "udah ah. gue buru-buru."
hingga motor satya melaju meninggalkan parkiran dan hilang saat berbelok ke luar gerbang sekolah, adam masih mematung di tempatnya berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
danilla
Short Storydari danilla, untuk adam. pagi, dam! udah sarapan 'kan? jangan lewatin sarapan, ya. sekolah 'kan butuh tenaga. kalau kamu gak masuk, siapa yang bakal baca surat-suratku? [ lowercase intended ]