Part 9

1.2K 154 5
                                    

Bunda maia memasuki rumahnya hal yang pertama kalinya ingin ia temui adalah putra semata wayangnya setelah sekian lamanya ia pergi dinas di luar kota akhirnya ia bisa kembali kerumah dengan perasaan rindu yang menggebu kepada anaknya. Dengan segera ia menelusuri ruangan demi ruangan di dalam rumahnya tak sengaja matanya melihat pembantu sekaligus pengasuh al sedari kecil tengah membawa nampan sisa makanan menuju dapur.

" Bi minah "

" Eh nyonya. Nyonya udah pulang? "

" Iya bi saya kangen banget nih sama al. Al mana yah bi "

" Seperti biasa nyonya nak al ada di kamarnya "

" Yaudah kalo gitu saya keatas yah bi "

" Iya nyah "

" Alhamdulillah nyonya udah pulang nak al pasti senang banget. Eh tapi bunda maia kan gak tahu kalo nak al habis di pukulin. Aduh bisa bisa nyonya ribut lagi nih sama tuan "

" Tapi semoga aja itu gak terjadi "

Sesampainya bunda maia di depan kamar anak kesayangannya ia mendengar suara isak tangis dengan segera iapun memasuki kamar al. 

" Kak kakak kenapa ninggalin al. Al kangen sama kakak " Mendengarnya bunda maya mencoba memanggilnya.

" A..Al " Panggilnya membuat al menoleh kearahnya

" Bunda "

" Bunda kapan pulang? "

" Barusan. Bunda kangen banget sama kamu sayang " Dengan itu al mendapatkan pelukan hangat bunda tercintanya.

" Al juga kangen banget sama bunda " Melepaskan pelukannya bunda maya mengernyit heran menatap wajah tampan putranya.

" Eh tapi tunggu dulu. Kamu kenapa nangis terus ini kenapa bisa lebam begini? Apa jangan jangan "

" Bunda bukan kok. Bukan ayah pelakunya. Tapi tadi al gak sengaja lewatin anak yang lagi tauran pas pulang sekolah terus al di keroyok deh karena mereka pikir al salah satu komplotan musuhnya. " Bohong al. Ia tidak ingin orang tuanya bertengkar kembali karena dirinya.

" Ya allah. Tapi kamu gak apa apa kan? "

" Iyah gak apa apa kok bunda al cuma bonyok dikit "

" Tapi bener kan kamu gak bohong sama bunda? " Tanyanya lagi memastikan

" Iyah bunda beneran deh "

" Tapi kamu belum jawab pertanyaan bunda. Kamu kenapa nangis? " Al menundukkan kepalanya enggan menjawab. Melihatnya bunda maya mencoba bertanya kembali.

" Kamu kangen yah sama kakak kamu? " 

" Iyah bunda.. Al kangen banget sama kakak. Gara gara al.. " Ucapannya menggantung kala bunda maya menyentuh bibirnya dengan telunjuknya.

Ssstt

" Bukan salah kamu.. Hiks bukan salah kamu sayang " Ucapnya yang kemudian memeluk putranya yang terlihat rapuh di hadapannya.

" Tapi.. Tapi ayah bilang "

" Jangan dengarkan perkataan ayah kamu. Hiks karena semua itu tidak benar. Ayah kamu cuma marah. Dia hanya butuh pelampiasan atas kemarahannya sayang hiks. Jangan salahin diri kamu sendiri jangan " Potongnya cepat. 

" Tapi kenapa ayah bersikap begitu sama al bunda.. Ayah hiks ayah gak sayang sama al.. Ayah gak sayang sama al "

" Jangan nak jangan berkata seperti itu hiks ayah kamu sangat sayang sama kamu hanya saja dia tidak bisa menunjukkannya nak. "

Love That Can't Be Erased (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang