Sungguh nikmat duduk di balik jendela saat hujan di sore hari. Itulah hal yang sedang dilakukan oleh seorang gadis berkaca mata di dalam kamarnya. Ditemani secangkir teh tawar hangat buatannya, ia menikmati pemandangan kota yang sedang diguyur hujan dari balik jendela kaca kamarnya yang besar. Sebagian kota nampak jelas bila dilihat dari apartemen lantai tujuh tempat ia tinggal. Terlihat lampu-lampu kota mulai menyala, begitupun lampu rumah-rumah warga. Dia tidak tinggal sendirian di apartemen itu. Dia tinggal bersama kedua orang tuanya dan adik laki-lakinya. Gadis berkacamata itu bernama Naya Septiani.
Naya adalah mahasiswi semester 4 fakultas kedokteran. Baru saja semester 4 ia lalui. Sekarang tinggal menunggu hasilnya sambil menikmati liburan semester selama satu bulan. Selama satu bulan itu juga ia tidak akan bertemu dengan teman-temannya. Karena, orang tua Naya selalu memintanya untuk pulang saat liburan dan tempat tinggal Naya pun berbeda kota dengan kampusnya, bahkan berbeda provinsi. Sebenarnya, teman-teman satu organisasinya Naya merencanakan untuk mendaki gunung Merbabu di minggu kedua liburan semester –di minggu pertamanya mereka gunakan untuk persiapan. Sayangnya, Naya tidak mendapat izin dari orang tuanya untuk dapat hadir di rencana teman-temannya itu. Saat Naya sedang duduk di balik jendela sambil menikmati pemandangan kota dan ditemani secangkir teh kesukaannya, saat itu juga mungkin teman-temannya sudah mulai mendaki.
*
Malam hari telah menemani. Seusai Naya mandi dan makan malam bersama keluarganya, iya langsung berbaring di kasurnya sambil memainkan gawainya. Naya itu gadis yang baik, supel, rendah hati, dan peduli kepada teman-temannya. Ditambah lagi, tubuhnya yang mungil dengan kulitnya yang putih, hidung dan bibir yang juga mungil, dan tatapan yang lembut dari balik kaca matanya. Maka, lelaki mana yang tidak menaruh hati padanya? Hal itu terlihat dari jumlah pesan masuk yang cukup banyak pada gawainya. Jumlah pesan dari teman laki-lakinya, baik teman sebayanya maupun seniornya, lebih mendominasi dibanding dari teman perempuannya. Setelah semua pesan ia balas, masuk satu pesan dari salah satu seniornya yang sekarang sedang ikut mendaki. Naya melihat jam pada gawainya menunjukkan pukul 20.05. Sambil terheran-heran, Naya langsung membuka dan membaca pesannya.
"Hai."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai
Teen FictionSeorang laki-laki yang hanya ingin memastikan dugaannya itu benar atau salah. dugaan bahwa perempuan yang ia sukai itu juga menyukainya atau tidak. Kepastian itu sangat penting baginya. Apa pun jawabannya, setidaknya ia sudah memastikannya, dan tena...