Cinta Sejati Tsauban

411 25 0
                                    

Publish : 06 Februari 2018

Seorang hamba sahaya bernama Tsauban amat menyayangi dan merindui Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam. Sehari tidak berjumpa Nabi, dia rasakan seperti setahun. Kalau boleh dia hendak bersama Nabi setiap masa. Jika tidak bertemu Rasulullah, dia amat berasa sedih, murung, dan seringkali menangis. Rasulullah juga demikian terhadap Tsauban. Baginya mengetahui betapa hebatnya kasih sayang Tsauban terhadap dirinya.

Suatu hari Tsauban berjumpa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam. Katanya "Ya Rasulullah, saya sebenarnya tidak sakit, tapi saya sangat sedih jika berpisah dan tidak bertemu denganmu walaupun sekejap. Jika dapat bertemu, barulah hatiku tenang dan bergembira sekali. Apabila memikirkan akhirat, hati saya bertambah cemas, takut-takut tidak dapat bersama denganmu. Kedudukanmu sudah pasti di surga yang tinggi, manakala saya belum tentu kemungkinan di surga paling bawah atau paling membimbangkan tidak dimasukkan ke dalam surga langsung. Ketika itu saya tentu tidak bersua muka denganmu lagi."

Mendengar kata Tsauban, baginya amat terharu. Namun baginya tidak dapat berbuat apa-apa karena itu urusan Allah. Setelah peristiwa itu, turunlah wahyu kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam,-bermaksud : "Barangsiapa yang taat kepada Allah dan RasulNya, maka mereka itu nanti akan bersama mereka yang diberi nikmat oleh Allah yaitu para Nabi, Syuhada, orang-orang sholeh dan mereka yang sebaik-baik teman." Mendengarkan jaminan Allah ini, Tsauban menjadi gembira semula.

Sumber : Buku Kerudung Jiwa Kaum Hawa (Oase Jiwa Di Padang Sahara) Karya : Syaikh Al 'Arif Billah Kiai Muh. Jawahir bin Imam Qusyairi

Kisah Para Sahabat Rasulullah Shallallaahu 'Alayhi WasallamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang