Ummu Salamah

192 5 0
                                    

UMMU SALAMAH

 ADMIN · SEPTEMBER 20, 2018

1  867  5

Sebelumnya, ia bersuamikan Abu Salamah. Seorang laki-laki yang istimewa. Laki-laki yang pertama-tama memeluk Islam dan menyambut seruan Nabi untuk berhijrah. Saat sang suami wafat, ia beristirja’ (ucapan innalillahi…) dan memohon ganti yang lebih baik dari sang suami. Walaupun saat itu ia bingung siapa laki-laki yang lebih baik dari suaminya. Tapi keyakinannya mendahului rasa ragu yang menghampirinya. Ia tetap ucapkan kalimat itu dan Allah Maha Benar janjinya. Ia dilamar oleh Rasulullah. Ia adalah Ummul Mukminin Ummu Salamah radhiallahu ‘anha. Mari kita simak kisah tentang wanita mulia ini.

Nasabnya

Namanya adalah Hind binti Abu Umayyah bin al-Mughirah bin Abdullah bin Amr bin Makhzum. Lahir 24 tahun sebelum hijrah dan wafat pada tahun 61 H. Ayahnya adalah seorang Quraisy yang dikenal sangat dermawan. Sampai-sampai dijuluki Zadurrakib. Disebut demikian, karena kalau orang-orang bersafar bersamanya, mereka tak butuh membawa perbekalan. Semua sudah ditanggung oleh Abu Umayyah. Sementara ibunya adalah Atikah binti Amir bin Rabi’ah bin Abdul Muthalib (Muhibbuddin ath-Thabari: al-Sumthu al-Tsamin Hal 133).

Sebelum Bersama Nabi

Sebelum bersama Nabi, Ummu Salamah menikah dengan putra pamannya, yaitu Abdullah bin Abdul Asad bin Hilal bin Makhzum al-Qurasyi. Yang lebih dikenal dengan Abu Salamah. Abu Salamah adalah seorang sahabat yang mulia. Yang pertama-tama memeluk Islam dan merasakan musibah yang besar akibat keislamannya. Ia adalah putra dari bibi Rasulullah. Ibunya adalah Barrah binti Abdul Muthalib.

Saat diizinkan berhijrah ke Habasyah, Ummu Salamah radhiallahu ‘anha berhijrah ke sana bersama suaminya. Ia menuturkan, “Ketika kami sampai di Habasyah, penduduknya memperlakukan kami dengan sangat baik. Kami aman berada di atas agama kami. Kami tidak mendapat gangguan saat beribadah kepada Allah. Saat hal ini sampai kepada Quraisy, mereka mengirim hadiah kepada An-Najasyi. Mereka bawakan kulit (hewan) yang banyak (Ibnu Khuzaimah 2073 dan Ibnu Hisyam: as-Sirah an-Nabawiyah 1/334-335). Hadits ini menunjukkan bahwa Abu Salamah dan Ummu Salamah turut berhijrah ke Habasyah.

Kemudian Allah izinkan kaum muslimin untuk hijrah ke Madinah. Di sinilah terjadi peristiwa memilukan yang dialami Ummu Salamah radhiallahu ‘anha. Dari peristiwa ini kita semakin sadar akan hakikat kesabaran dan berkorban di atas agama Allah Ta’ala. Perlu diketahui, Abu Salamah adalah orang pertama dari sahabat Rasulullah dari bani Makhzum yang hijrah ke Madinah. Ia berhijrah satu tahun sebelum peristiwa Baiat Aqobah. Ia datang dari Habasyah menemui Rasulullah di Mekah. Setibanya di Mekah, keadaan belum berubah. Orang-orang Quraisy masih saja menyakiti kaum muslimin. Di sisi lain, ia mendengar kalau di Madinah sudah terdapat kaum muslimin, ia pun berencana hijrah ke sana. Dan dalam peristiwa hijrahnya ini, istrinya, Ummu Salamah, mengalami penderitaan yang sangat berat.

Ummu Salamah radhiallahu ‘anha berkisah, “Saat Abu Salamah telah mantab untuk hijrah ke Madinah, ia membawakan ontanya untuk kunaiki. Dan bersamaku putraku, Salamah bin Abu Salamah. Kemudian kami berangkat. Sekelompok laki-laki dari bani al-Mughirah bin Abdullah bin Amr bin Makhzum (keluarga Ummu Salamah) mendekati kami dan berkata, ‘Tentang dirimu, kami sudah menyerah. Lalu bagaimana dengan istrimu ini? Apakah kau pikir kami akan membiarkannya pergi bersamamu ke daerah lain?” Akhirnya, Ummu Salamah dan putranya ditahan oleh keluarganya.

Ummu Salamah berkata, “Mereka melepaskan tali kekang onta dari tangan suamiku. Mereka merebutku darinya.” Akhirnya, Ummu Salamah dan putranya tertahan. Ummu Salamah melanjutkan, “Mengetahui kejadian ini, bani Abdul Asad pun murka, yakni saudara Abu Salamah. Mereka berkata, ‘Tidak, demi Allah. Kami tak akan membiarkan anak kami (karena nasab itu dari jalur ayah) berada di sisi ibunya. Karena kalian telah memisahkan ibunya dari saudara kami’. Mereka pun berebut menarik anakku Salamah, hingga mereka melepaskan tarikannya. Bani Abdul Asad pun membawanya pergi. Aku ditahan oleh keluargaku, Bani al-Mughirah. Sementara suamiku pergi ke Madinah.”

Kisah Para Sahabat Rasulullah Shallallaahu 'Alayhi WasallamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang