while drinking a cup of tea

1.2K 170 27
                                    

Sudah seminggu ini, irene berada dirumah seulgi. Walaupun begitu, irene sebisa mungkin membantu seulgi, seperti membersihkan rumah, yah sedikit lah, karna ia tidak boleh sampai kelelahan.

Atau terkadang membantu seulgi mengerjakan tugasnya, dan terkadang pula memasak. Walaupun seulgi bisa memasak, kadang ia terlalu lelah untuk memasak, makannya irene gantian memasak makanan untuk mereka berdua.

Irene masih tidak mau pulang, dan ia bahkan masih bungkam mengenai hal itu. Seulgi pun tidak pernah berani menyentuh percakapan itu, karna takutnya akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Tapi, akhir-akhir ini seulgi merasakan suatu keterikatan dengan irene. Itu seperti, selama ini mereka telah terikat oleh seutas benang merah takdir, yang tadinya jauh dan ruwet, sekarang sudah lurus lagi, karna mereka telah menemukan satu sama lain.

Tapi seulgi tidak mau mengakuinya, karna dia takut.

Dia takut suatu saat irene akan meninggalkannya juga, seperti yang sudah-sudah.

Mereka semua meninggalkan seulgi dengan cara yang menyakitkan, seperti selingkuh, atau lainnya.

Tapi seulgi tidak tau, jika irene akan meninggalkannya, dengan cara yang berbeda.

Hari ini hari minggu, jadi seulgi bangun siang.

Saat ia terbangun dan keluar kamar, ia mencium bau masakan yang lezat, jadi ia mendatangi dapur dan terlihatlah seorang gadis cantik dengan tubuh mungilnya dan baju yang kebesaran itu, sedang memasak dengan lihainya.

Seulgi yang gemas melihat irene, berusaha menahan hasrat ingin memeluk tubuh gadis mungil dihadapannya ini.

Ia sekuat tenaga menahannya, disaat ia sibuk mengontrol dirinya, irene berbalik dan menatap seulgi, agak sedikit terkejut karna seulgi sedang menatapnya dengan tatapan yang aneh, padahal dia lagi mikir, tapi mukanya aneh, keliatan kayak mau marah-marah.

Jadi irene agak takut, dan berusaha memanggil seulgi. "Uhhh.. S-seul? Kamu kenapa? Kayak mau marah-marah, kamu marah sama aku?" tanya irene gugup.

Seulgi yang menyadari hal tersebut, salah tingkah. Antara merasa tidak enak karna membuat irene berpikir bahwa ia sedang marah, dan gemas karna irene terlihat seperti anak kecil yang mengakui kesalahannya.

Walaupun baru seminggu, mereka kini sudah agak dekat, lagipula mereka kan bertemu setiap saat.

"Aku gak marah, maaf maaf, aku hanya sedang berpikir" ucap seulgi sambil tersenyum, berusaha menenangkan gadis cantik dihadapannya ini.

Irene menarik napas lega, lalu tersenyum, dan menghambur ke pelukan hangat kang seulgi.

Tenang, kompornya udah dimatiin tadi, jadi gak bakal ada kebakaran terus drama gitu.

Seulgi yang kaget dengan perlakuan irene, tambah salah tingkah lagi, tapi akhirnya memeluk gadis itu dengan sedikit kikuk.

Irene menenggelamkan wajahnya di leher seulgi, dan menghirup aroma yang sudah mulai familiar dan sangat disukainya kini.

Sebenarnya hari ini irene berencana untuk pulang, dan mengatakan yang sejujurnya kepada orang tuanya itu, makannya ia sangat manja terhadap seulgi.

Sudah seminggu ini, irene berpikir keras apakah ia harus memberi tahu seulgi tentang keadaannya atau tidak, tapi ia memilih untuk tidak memberitahunya, jadi saat ia pergi nanti, ini hanya akan menjadi kenangan biasa seperti "orang asing yang tiba-tiba menangis dan tinggal dirumahku untuk seminggu"

Karna sejujurnya, ia mulai menyukai gadis yang dipeluknya kini, sehingga itu membuatnya tidak tega memberitahu yang sebenarnya.

Biarlah waktu yang mengungkapkan, dan biarlah takdir yang bekerja.

when its raining,i think about you (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang