Suara hati

46 0 0
                                    

Sesampai di kamar mandi saya langsung menuju ke kamar untuk tidur karena bel tidur sudah berbunyi.

"Nis,tadi sambang lagi?"tanya hida.

"Iya,togaku tertinggal"jawabku.

"Umi yang nganterin?"tanya hida

"Bukan,gus iqbal yang kesini"ujar ku.

"Oh,lalu sekarang udah pulaang?"tanya hida sembari merapikan sarung bantal.

"Dia menginap di dalem sama gus hafis."jawabku sembari berbaring.

"Loh kok kenal?tanya hida.

"Iya dia temen seorganisasi katanya."jawabku sembari menghadap ke arahnya.

"Oh gitu,brati dia juga anaknya kyai besar dong."ujarnya

"Tidak juga sama-sama orang biasa seperti abi dan umi."jelasku

"Halah nis2 kamu ini selalu merendahkan diri nis"gurau hida sembari mencubit pipiku.

"Loh emang iya kan kita ini hanyalah manusia biasa,derajatnya sama di mata Allah,yang beda Imannya." jelasku

"Iya bu nyai nisa."sambil ketawa bersama.

"Hust jangan berisik sudah malam,nanti di dawuhi ustadzah." tegur si rita.

"Hayoo hid,tanggung jawab gih." kataku sambil memelirik ke arahnya.

"Udah diam nis,ayo tidur besok harus ke dapur aku."cetusnya

"Iya hida,good night ya"jawabku

Kamipun tidur tanpa ada suara yang terdengar hanya bunyi serangga dan nyamuk yang membandel.

¶Di Ndalem.

Sedikit hening namun masih adalah makhluk yang hidup,dua orang yang lagi di mabuk oleh gemerlapnya bintang di langit.

"Gus iqbal kapan nikahannya?"tanya gus hafis

"Bulan maulud gus,kenapa mau dateng ya.lah wong aku gak ngundang sampean."ujarnya

"Lah kok cepet gus.gak di undang yo ben toh mengko abah pasti nderek ten mriku kan rencang e abah e nisa."cetus gus hafis

"Loh yo mboten to gus,mengko kulo sanjang kale abah e nisa lek sampean mboten saget tumut amergi di rawuhi kyai etan."ujar gus iqbal sembari melengos.

"Loh njeh mboten saget ngoten gus,mengke abah pasti puruki kulo kengken tumut ten mriku"jawab gus hafis sembari mengsem.

"Halah gus wes gak urus aku,babah lek tumut.pokok e kudu mbeto kado sing gedih loh,lek alit mboten tak tompo!"serunya sambil ketawa

"Leh yo mboten mbeto nopo-nopo lah ten undanganne mboten enten syarat e ngoten je."jelasnya gus hafis

"Loh mbenjeng khusus samean enten loh malah tulisan Tebal bin miring."guraunya.

"Halah gus mengke neng nisa tak pek mawon to wong samian kakean syarat."ujar gus hafis.

"Loh yo mboten saget to lah mung mpun kulo stempel kok."jawabnya

"Loh njeh mengko tak ganti stempel e kale nami kulo."jawab gus hafis

"Cung-cung lah tilem mpun dangu mengke mboten saget shalat tahajud loh."ujar abah dari bawah.

"Njeh mbah mangke tilem,lah gis iqbal niki trose mboten saget tilem amergi kangen umi e."jelas gus hafis

"Leh fitnah sampean gus."cetusnya

"Wes mboten saget rame mengko abah dawuh maleh gus,sekedik mawon guyune."jelas gus hafis.

"Iya,gus lamuno kulo niki mboten lamar neng nisa,opo samian bakalan lamar?"tanyanya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dengkuran pelabuh HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang