Ridhollah fi ridho wallidain.itulah kata yang selalu aku dengar dalam kitab-kitab islami.hidup kadang tak sesuai dengan harapan namun percayalah akan rencana Allah itu terbaik dari segalannya.
"Neng."panggil umi
"Iya mi,neng di kamar habis mandi."sahutku
"Neng,nanti ikut umi ke pasar ya!"kata umi
"Baiklah mi."jawabku.
Langkah demi langkah kita tempu untuk sampai ke pasar yang 5 menit dari tempat tinggal kita.
"Neng,tunggu sini dulu ya.umi belanja cuman sebentar saja."jelas umi
"Baiklah mi,aku tunggunya di tempat makannya bu siti ya mi."jawabku
"Iya neng,hati-hati yaa."ucapan ibu sambil masuk kedalam.
Akupun menuju tempat makan bu siti yang hanya 5 langkah dari parkiran.
"Neng nisa,mau makan apa?"tanya bu siti.
"Tidak bu,aku lagi menunggu umi yang lagi belanja.bolehkah bu saya numpang duduk disini?"sahut ku
"Silahkan neng,ibu kesana dulu ya mau nyiapin buat yang lain."ucapan bu siti.
"Iya bu,silahkan."jawab ku
Detik drmi detik,menit ke menit silih berganti umi tak kunjung datang hingga aku merasa mengantuk.namun tiba-tiba ada yang menegurku.
"Assalamu'alaikum neng."sapa gus iqbal
"Wa'alaikum salam." jawab ku
"Boleh saya duduk." tanyanya
"Silahkan."jawabku
Aku harus gimana menyikapinya aku pun belum mengenal dia sepenuhnya.namun aku berusaha bersikap biasa saja.
"Neng,tidak makan?"tanyanya
"Tidak,saya menunggu umi lagi belanja di pasar."jelasku
"Aku pesankan makanan ya neng."ucapnya
"Tidak usah gus,saya tidak ingin makan." jawab ku
"Tidak boleh menolak rizki neng."jelasnya sambil tersenyum.
Aku pun hanya terdiam memandangnya drngan helaan nafas besar.pesanan pun datang kita makan satu meja meski tak saling mengenal itulah yang membuatku canggung apalagi habis lamaran.
"Neng,kapan kembali ke pondok?"ucapannya
"Besok gus."jawab ku
"Neng,bolehkah saya mengantarmu?"ucapannya pelan.
"Tidak usah gus nanti merepotkan."jawabku
"Tidak merepotkan kok,bolehkah meminta nomer handphone neng?"sahutnya
"Saya tidak punya handphone,biasanya pakai handphone umi." jelasku
"Ow begitu,nanti saya izin ke umi sama abi kamu dulu."cetusnya
Aku hanya terdiam dan entah mau menolak namun tak mampu.dan hanya pasrah saja lah.
"Neng,ayo pulang umi udah selesai.loh ada gus iqbal toh."seruan umi
"Iya mi."ujar gus iqbal meraih tangan umi.
"Udah neng pesankan makan?"tanya umi padaku.
"Udah makan mi,umi mau makan apa biar saya pesankan."jawab gus iqbal
"Makasih gus,umi mau langsung pulang saja.ayoo neng nanti keburu siang."ucapan umi sambil membereskan belanjaan.
"Iya mi,neng bayar dulu makanan neng."sahut ku
KAMU SEDANG MEMBACA
Dengkuran pelabuh Hati
Romansa"Kesetiaan wanita diuji saat lelaki tidak punya apa-apa.Dan kesetiaan lelaki diuji saat dia memiliki segalanya."