vii

2.5K 415 24
                                    

Yoona tidak mengalihkan pandangannya dari kalender yang berada di kamarnya. Bodoh memang. Kesempatan terakhir di dunianya ia sempatkan untuk membeli sebuah kalender. Beberapa hari lagi, natal akan tiba. Natal adalah perayaan yang disukai Yoona. Biasanya ia akan menghabiskan waktu bersama teman-temannya atau bahkan warga desa yang ia bantu. Tetapi saat ini, ia menjadi isteri seorang anak raja iblis. Ah, ia merindukan bagaimana menghias pohon natal.

Sebuah kebahagiaan tersendiri ketika seorang dokter memeriksakan dirinya dan tidak ada satupun yang salah dengan tubuhnya. Yoona wanita yang normal. Ia mulai menyusun rencana untuk berhubungan suami isteri saat malam natal. Setidaknya itu akan ia lakukan jika Sehun tidak ingin berkencan dan menghabiskan malam natal bersamanya.

Yoona tidak pernah mendengar bahwa iblis merayakan natal. Tetapi tidak ada salahnya mencoba, bukan? Ataukah salah ia ingin menghabiskan waktunya bersama dengan suaminya? Dan.. Setelah pernikahannya, Sehun tidak pernah membawanya ke ranjang. Yoona bertanya kembali, apa tubuhnya tidak membuat Sehun bergairah? Oh, ia tentu sadar dengan payudaranya yang terbilang kecil. Tetapi apakah ukuran payudara menjadi penentu gairah seseorang? Lalu, jika Sehun tidak tertarik dengan tubuhnya, apakah Sehun menikahinya karena kecantikannya? Omong kosong.

Yoona menggelengkan kepalanya dengan cepat menghapus pikiran-pikiran itu. Tetapi sesaat kemudian ia tersentak merasakan sebuah tangan melingkar di perutnya. Itu Sehun! Suaminya. Yoona bergeming. Bahkan bibirnya kelu untuk mengatakan sesuatu.

"Tidak ada yang ingin kau sampaikan?" Sehun menumpukan dagunya di bahu Yoona, "Aku menunggu, Yoona," Yoona menggigit bibir bawahnya, ragu untuk mengatakannya, "Katakanlah,"

Yoona melepas pelukan Sehun, ia memilih untuk berhadapan dengan Sehun. Yoona membawa jari jemarinya menggenggam sisi kemeja Sehun dengan sedikit gemetar. Sehun yang memperhatikan tangan Yoona yang bergetar dengan senyuman geli yang terpatri di wajah tampannya.

Yoona menarik nafas dan menghembuskannya, "AKU INGIN MERAYAKAN NATAL BERSAMAMU!" ucap Yoona dengan sedikit lantang, menaikkan satu oktaf suaranya dan sedikit terdengar nada gugup seperti anak kecil yang mengakui kesalahannya. Hal itu membuat Sehun terkekeh melihat isterinya yang berjuang menyampaikan apa yang ia inginkan dengan mata terpejam.

"Kau mengajakku berkencan di malam natal?" tanya Sehun dengan sedikit menggoda. Yoona mengangguk, "Kau yakin?"

Yoona membuka matanya dan menatap mata tajam Sehun, "Kenapa?"

"Kau tahu, natal itu adalah acara untuk menghormati Tuhan. Dan itu sangat bertentang terbalik dengan duniaku, Yoona. Mungkin saja Tuhan akan murka jika aku merayakan bersama dengan hamba-Nya," jelas Sehun yang membuat Yoona berkerut bingung.

"Kenapa tidak? Bahkan setan pun menyembah Tuhan,"

Sehun mengacak puncak kepala Yoona, "Kami berbeda dengan setan, Yoona,"

Yoona menundukkan wajahnya sendu. Ia tidak bisa memaksa Sehun untuk menuruti permintaannya. Melihat hal itu, Sehun menghembuskan nafasnya. Ia mengerti raut kekecewaan yang muncul dari wajah isterinya. Sehun menangkup wajah isterinya, "Mungkin Tuhan akan sedikit berbaik hati, karena aku menemani hamba-Nya merayakan hari natal," Sehun mencoba mengerti. Ini adalah natal pertama Yoona di dunianya. Yoona menatap Sehun dengan binaran di matanya, "Jadi katakan padaku, apa kau sudah menyusun jadwalnya?"

Yoona mengangguk bersemangat, "Apa kau ingin berkencan denganku di duniaku?" Sehun mengerutkan keningnya, "A-Ah, begini. Kau tidak bisa mengajakku untuk berkencan di dunia ini. Terlebih, aku yang mengajakmu berkencan. Jadi, aku menentukan tempatnya di duniaku,"

"Tidak bisakah kita tetap berada disini? Kita mengadakan pesta dengan yang lainnya," Sehun mencoba menawar pada isterinya.

Yoona mencoba mengerti. Keinginannya untuk menghabiskan waktu berdua dengan suaminya telah gagal. Keinginannya untuk menjadikan malam yang spesial karena ia akan melepas mahkotanya sudah gagal, "Baiklah-"

Lucifer's Son ✔Where stories live. Discover now