Lucifer's Son ✔

xii

Yoona keluar dari kamar mandi yang tersedia di kamarnya dengan Sehun menampilkan tubuh langsingnya berbalut lingerie merah yang transparan hingga bentuk tubuhnya terlihat dari luar gaun. Ini permintaan Sehun yang telah sadar dua hari yang lalu. Sehun mengatakan bahwa itu hukuman untuk Yoona karena telah meninggalkannya. Yoona berjalan pelan menuju ranjang yang di tempati Sehun dengan tangan yang ia silangkan di depan dada guna menutupi payudaranya yang tidak tertutup bra.

Sehun tersenyum melihat tubuh mulus dan putih milik isterinya berbalut lingerie berwarna merah. Ia membelinya sebelum hari pernikahan mereka. Hanya saja, ia tidak bisa meminta Yoona memakainya.

Sehun menjulurkan tangannya pada Yoona, "Kemarilah!"

Walaupun ragu, Yoona menyambut uluran tangan suaminya dengan tangan kanan. Sedangkan tangan kirinya menutupi payudaranya yang terekspos bebas. Ia bersyukur Sehun telah sadar dan sedikit membaik. Tetapi ia tidak bisa meredakan amarah Sehun. Memang Sehun tidak menggunakan tangan untuk meredakan amarahnya, tetapi pria yang berstatus sebagai suaminya itu selalu meminta hal yang aneh pada Yoona.

Kemarin, tepatnya ketika Sehun sadar, malam harinya Sehun meminta Yoona untuk tidur dengannya tanpa berbalut kain sedikitpun. Sehun meminta Yoona menemaninya tidur dengan tanpa berpakaian, sedangkan Sehun memakai piyama lengkapnya. Yoona tidak bisa menolaknya. Ia sudah merasa sangat bersalah karena telah meninggalkan Sehun dan telah membuat suaminya itu jatuh sakit untuk yang pertama kali dalam hidupnya.

Hari ini, Sehun meminta Yoona untuk memakai lingerie. Gaun yang begitu sexy, dan baru pertama kali Yoona memakainya. Biasanya ia hanya melihat lingerie dari internet atau toko pakaian dalam. Bahkan ia melihatnya dengan tatapan menjijikan. Tetapi hari ini Yoona memakai lingerie yang ia anggap menjijikan itu.

Sehun menarik tangan Yoona hingga wanita itu jatuh ke pangkuan Sehun. Sehun mengangkat sedikit tubuh Yoona agar kaki Yoona menghimpit tubuh kekarnya. Sehun meletakkan tangannya di pinggang ramping milik Yoona. Ia menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Yoona. Wewangian vanilla dari tubuhnya pun menguar dan memasuki indera penciuman Sehun.

"Aku merindukanmu," Yoona terkekeh. Ia memberanikan diri membebaskan tangannya untuk mengusap rambur hitam suaminya.

"Kau sudah mengatakannya berulangkali," ucap Yoona menjawab pernyataan Sehun.

Kecupan-kecupan ringan Sehun layangkan di leher dan bahu Yoona, "Mengatakan satu kali atau dua kali seakan tidak cukup untukku untuk membuktikannya padamu,"

"Aku percaya padamu. Kau sudah membuktikannya. Kau mencariku di dunia manusia. Kau tidak perlu membuktikannya lagi padaku,"

Sehun menatap menjauhkan wajahnya dari leher Yoona dan menatap isterinya yang sangat ia cintai, "Benarkah?"

Yoona mengangguk. Ia mengusap rahang Sehun dengan sayang. Beberapa bulu kasar telah tumbuh di wajah suaminya. Yoona menyukainya. Apapun tentang Sehun, ia menyukainya. Bagaimanapun, ia tetaplah seorang wanita yang rapuh ketika berjauhan dengan pria yang telah menjadi setengah semestanya.

"Aku yang seharusnya meminta maaf padamu berulang kali," Yoona memeluk tubuh Sehun dan menyandarkan dagunya pada bahu Sehun, "Maafkan aku yang tidak mempercayaimu dan mudah terpengaruh oleh Irene. Maafkan aku yang telah memilih pergi darimu. Maafkan aku yang telah membuatmu susah dalam mencariku. Sungguh, aku belum terbiasa dengan kemampuan para iblis di duniamu. Aku bahkan tidak tahu kemampuan Irene. Maafkan aku yang bodoh—"

Perkataan Yoona terputus ketika Sehun dengan gerakan cepat menjauhkan tubuh Yoona dan menempelkan bibirnya pada bibir Yoona, "Kau tidak bodoh. Kau hanya belum terbiasa, bukan? Bahkan kau masih merasa ketakutan melihat iblis dengan wajah yang tidak setampan diriku," Yoona tersenyum menampilkan deretan giginya yang tersusun rapih. Sehun menyukainya. Segala hal tentang Yoona.