Prolog

69 9 0
                                    

Kapan… mengapa…; Kedua pertanyaan tersebut seringkali menerobos masuk mengelilingi pikirannya tanpa henti. Ia mungkin tidak tahu atau memang tak tahu, bagaimana tepatnya semua perasaan ini muncul tanpa menginginkannya. Namun mau bagaimana lagi, semuanya terjadi begitu saja, bahkan hati tak memerlukan izin dari pemiliknya.

Orang bilang, ‘cinta itu anugerah’. Bukan,mereka menganggap kalau cinta itu mukjizat dari tuhan. Dan begitulah mereka memercayainya. Kebanyakan orang berpikir, keseharian dengan cinta sebagai bagian dari hidup mereka yang singkat  sangatlah penting ,bahkan untuk ukuran seorang anak SD. Zaman sekarang memang seperti itu. Tak hanya anak kecil, yang sudah lanjut usia pun tak sedikit yang masih sibuk mencari cinta.

Tak berbeda dengan yang lain, Alissa Priscilia -seorang anak SMA kelas X IPA 3 semester pertama dengan penampilan,otak,serta popularitas yang biasa biasa saja,atau bisa dibilang sangat biasa-  juga pernah berpikir cinta itu perlu untuk memperindah masa masa remajanya, setidaknya jatuh 4 kali membuatnya jenuh untuk bangkit. Tentu saja, dalam kehidupan nyata. Namun berbeda halnya dengan kehidupan selain realitas. Kehidupan lainnya yang sangat ia hargai.

Dari sudut pandang orang lain, ia sedikit aneh. Tipe orang penyendiri. Saat seseorang ingin dekat padanya pun, ia mengacuhkannya. Karena itulah, di kelasnya, tidak ada yang tertarik berurusan dengannya. Hanya ada 1 orang yang tidak menjauhinya, Rina, temannya sejak TK. Karena saat itu, semuanya belum terasa sulit.

Sejak situasi berubah, Alissa mulai berpindah tempat ketika pikirannya sedang kosong. Berpindah tempat. Layaknya teleport. Dan lebih lagi, ia menjadi orang yang berbeda. Berada di level yang berbeda dengan latar belakang tempat yang sama sekali asing. Lebih tepatnya, indah.

World Beside RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang