2

17.6K 1.3K 144
                                    

Krist hanya termenung melihat pantulan dirinya di cermin.
Dia memakai setelan tuxedo biru pastel yang membuat kecantikannya terpancar sempurna.

Hari ini tepat seminggu setelah pertemuan terakhirnya dengan Singto.

Hari ini adalah hari pernikahannya.

Hari dimana semua kebebasannya akan hilang.

Bukan karena menikah dengan Singto tapi karena perjanjian Singto dengan ayahnya.

Tepat setelah pernikahan mereka Singto akan memberikan 10.000.000.000 bath kepada ayahnya setelah itu ayah krist sudah tidak punya lagi hak dalam hidup Krist.  Bahkan bagi Krist kini dia sudah tidak memiliki hak bagi hidupnya sendiri.

Setelah siap Krist segera keluar dadi ruang baju dan menghampiri Singto. Singto terlihat sangat tampan. Singto mengenakan setelan tuxedo hitam.

Mereka berdua terlihat sangat serasi.

Itu yang orang-orang pikirkan.

Acara pernikahan mereka di buat sangat mewah. Para tamu undang yang datang adalah orang-orang terpandang.

Krist disini harus memainkan perannya dengan baik. Menjadi sosok pengantin yang pantas mendampingi Singto.

Hingga kini Krist tidak habis pikir mengapa Singto memilih dia dibanding jutaan wanita cantik diluar sana.

Singto adalah lelaki idaman yang diinginkan semua orang. Kenapa sampai harus repot-repot membayar mahal untuk mendapatkan seseorang seperti Krist?

Umur Krist baru 14 tahun. Cukup jauh dengan Singto yang sudah 32 tahun. Apa Singto punya kelainan sexual?

Krist tidak ingin memikirkan itu lebih jauh lagi.

Krist menyapa semua tamu yang hadir dengan senyuman manisnya. Tangannya digandeng Singto, seolah mereka orang paling bahagia saat itu.

Saat acara selesai Singto segera membawa Krist ke rumahnya. Krist bahkan tidak memiliki kesempatan untuk mengucapkan perpisahan kepada ayahnya.

Saat sampai dirumah Singto, Krist terperangah dengan kemegahan kediaman Singto ini. Dulu Krist memang orang kaya rumahnya juga sangat mewah. tapi rumah
Singto bukan hanya mewah tapi juga sangat keren.

Singto langsung menarik tangan Krist yang jauh lebih kecil dari tangannya menuju kamar pengantin mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Singto langsung menarik tangan Krist yang jauh lebih kecil dari tangannya menuju kamar pengantin mereka. Krist tidak bisa menutupi kepanikannya begitu mereka sudah masuk dalam kamar.

Singto melepas pegangannya pada Krist, memilih duduk di pinggir tempat tidur, memperhatikan Krist yang tengah kelihatan ketakutan.

"Buka bajumu" perintah Singto tegas. Suaranya dalam seakan membuat bulu kuduk Krist berdiri.

Krist sudah mempersiapkan mentalnya untuk malam ini tapi kenyataannya dia masih tangan takut.

Dengan tangan gemetar Krist membuka bajunya. Kancing demi kancing.

Singto berdiri menghampiri Krist melihat lebih dekat kecantikannya.

Krist masakan tangan Singto mengelus perutnya. "Kamu sangat indah Krist" kata Singto sensual, ditelinga Krist sambil mengelus tubuh Krist yang sudah telanjang.

"Bercinta denganmu pasti akan sangat indah" Singto menjilat telinga Krist membuat air mata Krist sudah tidak tertahankan.

"Aku belum pernah melakukan ini" cicit Krist kecil. Dia tidak yakin Singto mendengarnya karena Singto langsung menggendongnya keatas tempat tidur.

.....

Rasa sakitnya melebihi apapun saat Singto memasuki Krist. Krist mencoba menahan teriakannya tapi air matanya tetap turun membasahi wajahnya.

Krist akhirnya menyerah dan mulai berteriak saat Singto masuk dan keluar dari lubangnya dengan tempo yang brutal. Tapi tidak sedikitpun Krist meminta suaminya untuk berhenti. Walau rasa sakitnya tidak terbayangkan lagi.

Krist shock saat Singto mengeluarkan semua cairannya dalam perut Krist. Perutnya terasa sangat penuh dan sakit.

Setelah selesai Singto langsung pergi meninggalkan Krist. Krist merasa sangat lelah dan kotor apalagi saat dia merasakan cairan Singto mengalir hingga ke pahanya.

"Apa kamu tidak lelah dari tadi nangis terus" Suara Singto mengagetkan Krist. Belum sempat Krist menjawab Singto sudah menggendongnya dan membawanya ke kamar mandi. Didalam kamar mandi Singto sudah mengisi bath tub dengan air hangat.

"Bersihkan dirimu, kalau kamu masih belum bisa berdiri panggil aku" ucap Singto lalu mencium pipi Krist.

Hati Krist langsung menghangat. Bahkan hal sekecil ini membuatnya sangat bahagia. Dia sempat mengira Singto akan langsung meninggalkannya.

The Bride WhoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang