9 bulan sebelum Fake Marriage
♤♡◇♧
Seorang gadis berambut ikal sebahu berjalan riang keluar dari basemen Atlantic Apartement--apartemen mewah di pusat kota tempat tinggal Crisann. Dia adalah Briana Elizabeth. Panggil saja dia Bri. Dia sahabat baik Crisann, berasal dari daerah yang sama dan juga bersama-sama merantau ke ibu kota 13 tahun yang lalu. Dia seorang sarjana ekonomi, pekerjaannya saat ini adalah mengelola sebuah toko bunga bernama Saras Florist. Alasannya nyaman dan bangga menjalani pekerjaan tersebut meski ia seorang sarjana selain karena mencari lowongan pekerjaan di zaman milenia dan serba online itu susah, dia juga memang sangat menyukai bunga. Warna bunga selalu mampu menyejukkan mata dan wangi bunga selalu bisa menenangkan hatinya yang resah. Terlebih ketika merindukan saudara kembarnya yang begitu menyukai bunga mawar putih.
Briana berusaha mempercepat langkah kakinya agar bisa lekas sampai di lantai tempat unit apartemen milik Crisann berada. Dulu saat Crisann berhasil memenangkan salah satu unit apartemen mewah yang dijadikan taruhan dalam sebuah perjudian, laki-laki itu selalu memaksa gadis itu untuk tinggal di apartemen ini.
Namun tinggal bersama dengan seorang laki-laki penakluk wanita semacam Crisann adalah mimpi terburuk bagi Briana. Katakan dia sahabatnya, kekasih mendiang saudara kembarnya. Namun Crisann tetaplah pria dewasa dan Briana adalah wanita dewasa yang saling memiliki hasrat ilmiah. Ah, sudahlah. Tak perlu dijelaskan panjang lebar di sini.
Dengan napas tersengalnya, Briana menyeka dahinya yang tak berkeringat. Briana sangat kesal sehingga memaki dalam hatinya karena lift meringsek sangat lambat. Sesampainya di lorong lantai 34 yang sepi, Briana berpapasan dengan seorang wanita berdandan menor dan super seksi. Wajahnya tidak asing di netranya. Ah, mungkin artis yang sering muncul di layar sinetron favorit ibu Saras, pemilik toko bunga yang ia kelola selama ini.
Sebentar, sedang apa artis berbadan aduhai itu melewati lorong ini. Batin Briana bertanya. Tidak ada tanda-tanda pintu unit tertutup di lorong ini. Aah, Ada aroma tak sedap menusuk rongga penciumannya. Sesampainya di depan pintu sebuah unit di balik lorong tadi, Briana mengepalkan tangan kanannya lalu menekan bel unit 1717 dengan tangan kirinya tak sabaran.
Bug!
Sebuah tonjokan berhasil Briana layangkan ke wajah laki-laki maskulin di hadapannya. Laki-laki itu hanya berdecak kesal lalu menyingkir dari hadapan Briana.
"Artis itu dari unit kamu?" bentak Briana saat wajah tampannya tak terganggu sama sekali oleh emosi Briana yang sudah ada di ubun-ubun.
"Jangan ikut campur urusanku!" jawab laki-laki yang tak lain adalah Crisann itu dingin.
Briana menelusuri unit apartemen Crisann. Tujuan pertamanya adalah kamar utama yang ditempati oleh Crisann. Dan laki-laki itu sama sekali tidak memedulikan apa yang dikerjakan oleh Briana di kamarnya. Dia membiarkan saja Briana memasuki kamar pribadinya.
"Ini punya siapa?" Dengan malas Briana menunjukkan sebuah bra warna merah menyala tepat di depan wajah Crisann. Membuat aktivitas Crisan menuangkan jus jeruk ke dalam gelas bening di tangannya sampai tertunda.
"Siapa yang ngijinin kamu untuk membongkar kamarku?" Hardiknya lalu melanjutkan menuangkan minuman berwarna kuning pekat itu.
"Damn!" Maki Crisann saat Briana mengguyur kepalanya dengan minuman segar yang hendak ia teguk.
Tangan Crisann sudah melayang hendak menampar Briana. Namun dia mengurungkan niatnya saat Briana malah menyodorkan wajah untuk ditampar dengan sukarela. Laki-laki berwajah dingin itu kembali mengumpat. Tubuh tingginya menghilang ke dalam kamar. Tanpa berpikir panjang Briana mengekori langkah Crisann ke dalam kamar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Marriage
RomanceKarenina Natanegara. Calon CEO yang takut hartanya jatuh ke tangan orang lain. Dia rela melakukan apa saja demi mendapatkan warisan Papinya. Termasuk merencanakan sebuah pernikahan palsu untuk dirinya. Setiap orang punya alasan untuk menjadi jahat...