Ada yang kangen sama aku? Atau kangen sama Radit dan Mela? Hari ini lepas kangen y.
Happy Reading!
*******
"Mela, kau mencintaiku kan? Masa tega membiarkanku tidur di kamar Rasen. Bagaimana kalau Rasen mengompol? Aku tidur denganmu saja ya, di luar sedang hujan lebat, nanti jika tidak ada yang memelukmu jika kau kedinginan." Aku hanya melirik Radit tanpa berminat untuk bernegosiasi mengenai keputusanku. Aku masih marah karena kemarin ia pulang tengah malam tanpa memberitahuku.
Aku sudah cemas dan takut tapi dia justru bersenang-senang dengan teman-temannya di club. Aku menghubungi ponselnya berkali-kali tapi tidak bisa. Begitupun dengan ponsel Alex yang entah kenapa juga dimatikan.
Radit bilang mereka hanya bersantai sebentar di club itu sambil mengingat masa lalu, dirinya tidak mencari wanita lain ataupun minum terlalu banyak. Namun meskipun begitu aku tetaplah marah, ponselnya mati bukannya dihidupkan tapi malah didiamkan begitu saja dan membuat istrinya cemas. Aku hampir saja lapor ke polisi gara-gara kejadian menghilangnya Radit kemarin.
"Sayang, maafkan aku, ya? Kau mau apa? Permen, es krim atau mie instan?" Aku tak menghiraukan Radit yang masih saja membujukku sejak 15 menit yang lalu. Sifat tidak pekanya sepertinya sedang kambuh, rasanya aku ingin menukar Radit dengan suami baru saja. Tapi, sayangnya hatiku tak mau diajak kerjasama. Kenapa aku harus mencintai pria aneh ini?
Jariku semakin aktif menscroll layar hp, mencari barang-barang yang menarik mata. Aku tidak peduli jika aku membeli barang yang tidak berguna, aku hanya ingin menumpahkan kemarahanku dengan berbelanja. Tagihan membengkak pun bukan urusanku, Radit yang harus menanggungnya. Toh ini semua salahnya...
"Mela, bicaralah. Biasanya juga cerewet kalau marah, kenapa sekarang diam saja? Aku minta maaf ya, aku ke club untuk menemani Alex, dia yang memaksaku. Aku bersumpah aku tidak mabuk dan bersenang-senang dengan wanita lain. Aku ini setia, kau percaya kan?"
Aku memutar mataku, siapa juga yang mencurigainya selingkuh, aku marah karena dia membuatku khawatir, tapi tentu saja Radit yang tak peka itu tidak memahaminya. Kita sudah menikah bertahun-tahun tapi kadang pun aku masih tidak memahami Radit, begitupun sebaliknya.
"Mela, jangan abaikan aku!" Radit tampaknya sudah mulai kehilangan kesabarannya, tapi aku tetap tak peduli, jangankan menjawab, melirik ke arahnya pun tidak. Biarkan saja dia menderita.
"Turunkan aku, apa yang kau lakukan?!" Aku berteriak karena tiba-tiba Radit mengangkat tubuhku.
"Jangan berteriak, anak-anak sudah tidur. Aku tidak suka kau diam saja sejak tadi jadi sebaiknya aku membuatmu mendesah saja."
Otaknya itu... Aku membutuhkan deterjen super ampuh untuk membersihkan otak Radit yang telah terkontaminasi dengan debu kemesuman. Istrinya marah, bukannya berpikir apa penyebabnya tapi malah mengingat ranjang terus-terusan. Aku ingin menggadaikan suamiku!
"Turunkan aku, aku tidak mau tidur denganmu." Radit tidak menghiraukan ucapanku, ia justru mencium bibirku kasar, menghentikan setiap kalimat yang akan keluar dari sana. Sebagai balasannya aku menjambak rambut Radit dengan kasar hingga ia melepaskan ciumannya dan menatapku tajam.
Radit menurunkan tubuhku di kasur, ia menyatukan kedua tanganku di atas kepala sehingga aku tidak bisa melawannya lagi.
"Jika kau melanjutkan ini, aku bersumpah tidak akan memaafkanmu." Radit menghembuskan napasnya kasar sebelum melepaskan kedua tanganku. Ia duduk di tepi ranjang, matanya tak lepas dari wajahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chaos
Short StoryCover by @rikakurnia11 Radit+Mela = rusuh Jika ditambah dua anak mereka maka bisa dipastikan suasana akan lebih rusuh dan heboh dari acara dangdut. Kelanjutan dari crazy marriage, cerita ringan dengan humor garing dan typo eperiwer.