1

625 123 62
                                        

Happy reading

Cahaya pagi yang terasa menyilaukan, menyeruak memasuki kamar hingga membuat gadis yang bertempat disana terbangun mengerjapkan matanya yang masih terasa berat. Dinginnya AC yang terasa menusuk kulit telanjangnya berhasil membuatnya menggeliat kecil, merasa asing dengan keadaan sekitar meski tempat itu adalah tempatnya sendiri.

Perlahan gadis itu menarik selimutnya hingga batas leher jenjangnya. Belum sadar sepenuhnya atas apa yang terjadi padanya, gadis itu kembali menggeliat dan mulai membuka kedua matanya penuh namun pergerakannya harus terhenti saat sebuah tangan yang melingkar sempurna di pinggang rampingnya, menariknya dengan lembut membuat keduanya menempel dengan rapat bahkan gadis itu bisa merasakan hangat di sekujur tubuhnya saat kulit keduanya bergesekan. Nyaman tapi hal itu sangat menggelikan dan menjijikan batin eunji berteriak keras.

Dengan usaha sekuat yang ia bisa, ia bergerak gelisah dari posisinya agar tubuhnya terlepas dari jeratan chanyeol namun semakin ia berontak maka semakin kuat pula pelukan chanyeol diperutnya hingga akal sehat eunji berputar cepat dan dengan sengaja ia mencakar tangan mulus chanyeol hingga bekas kuku miliknya tertera jelas disana dan jeritan dipagi hari-pun harus eunji dengar tepat di telinga kanannya.

"Apa yang kau lakukan?" pekik chanyeol pada eunji yang terdiam kaku melihat amarahnya hingga detik kemudian gadis itu tak bisa lagi menahan air matanya dan mulai menangis tersedu seraya mengeratkan cekalannya pada ujung selimut yang tengah di genggamnya untuk menutupi seluruh tubuhnya.

Chanyeol terdiam seraya mengusap luka yang tercipta akibat cakaran eunji hingga pening dikepalanya mulai terasa karena pengaruh alkohol semalam, ia mengerjap pelan dari keadaannya lalu dengan polosnya ia mengedarkan pandangannya ke setiap tempat yang terasa asing baginya dan matanya membulat sempurna ketika akal sehatnya mulai masuk kembali kedalam pikirannya hingga dengan susah payah ia menelan saliva-nya sendiri, mencoba mengingat-ingat apa yang telah ia lakukan semalam hingga berakhir di tempat asing dengan seorang gadis yang kini tengah menangis di hadapannya bahkan melihatnya dalam keadaan ketakutan seperti itu berhasil membuatnya semakin bersalah.

"Aku... Maaf. Aku, aku tidak bermaksud meneriakimu tapi... Tapi apa yang terjadi semalam. Aku, aku tidak sepenuhnya sadar dan... Nona maaf aku tak bermaksud demikian" ucap chanyeol gelagapan, bingung dengan perkataannya sendiri.

"Nona dengar, aku tidak-..."

"Hiks... Berhentilah aku mohon. Aku, aku tak ingin mendengarkan apapun darimu jadi sekarang pergilah dari hadapanku sebelum batas kesabaranku habis" pekik eunji dengan tangisnya.

Chanyeol menggeleng lemah tak mengindahkan pekikan keras gadis itu hingga dengan lancangnya ia kembali merengkuh tubuh mungil eunji ke dalam dekapannya, berharap agar gadis itu tenang dari tangisannya.

"Dengar, maaf atas sikap lancangku semalam tapi aku tak akan lari dari tanggung jawab ini. Aku berjanji akan menikahimu" lirih chanyeol dan kali ini eunji-lah yang menggeleng lemah dalam dekapannya.

Bukan apa-apa. Hanya saja, eunji memikirkan beberapa alasan yang kini berputar mengelilingi otaknya mulai dari keyakinan, asal, hingga baik atau tidaknya lelaki tersebut karena dengan mudahnya ia berucap bahwa ia akan menikahinya mengingat apa yang telah dilakukannya semalam saja bukanlah mencerminkan lelaki dari kalangan baik-baik dan eunji sangat takut akan hal itu terlebih jika kedua orangtuanya tahu apa yang telah terjadi padanya.

"Hiks... Mengapa kau menghancurkan hidupku... Apa yang akan aku katakan pada orangtuaku jika mereka tahu aku telah mengecewakan mereka" tangis eunji kembali berhasil membuat chanyeol semakin bersalah padanya.

Chanyeol bukanlah tipe yang mudah dekat dan bersimpati kepada orang lain terlebih jika orang itu adalah orang asing yang tak ia kenal sama sekali namun kali ini hal lain terjadi padanya. Ia merasa bahwa gadis yang berada dalam dekapannya saat ini adalah gadis baik-baik yang tak mengincarnya dari segi fisik dan kekayaan hingga dengan berani ia berucap serius untuk mengajaknya menikah dan hal itu tak terdengar main-main.

The Secret Of Destiny ChanjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang