CHAPTER 7

33 11 2
                                    

~~Mencintaimu sama seperti mencintai diriku sendiri.~~

•••
Ia berlari dan langsung memeluk kedua orang tuanya. Mama dan papanya saling bertatap kebingungan melihat tingkah anaknya.

"Papa dan mama nggak papa-kan?"

"Iya sayang, kita baik-baik aja. Kamu kok belum tidur?"kata mamanya Laras.

"Aku khawatir ma..tadi aku lihat berita kalau sedang terjadi kecelakaan didekat rumah."penjelasannya

"Yaudah buktinya kita baik-baik aja."kata Laras.

"Yuk masuk."ajak papanya Roni.

•••
06.00 a.m

Ceklek

Dirinya menatap hampa,tak ada orang didalam kelas. Kali ini dialah orang pertama masuk kelas. Ia bergidik ngeri saat mengetahui dirinya hanya sendiri. Tiba-tiba ia merasa ada orang yang melewatinya dibelakang,saat menoleh tak ada siapa pun. Bulu kuduknya berdiri,kembali menoleh ke depan. Dan terlihat seorang perempuan dibalut seragam putih dengan wajah pucat tertutupi dengan rambut.

Akan kubunuh kau....hihihihi....

Sontak hal tersebut membuat Satya terjatuh,berteriak histeris sambil memejamkan mata.

"TOLONG JANGAN BUNUH SAYA, SAYA TIDAK BERSALAH!!" Teriak Satya dengan tangan sambil memohon dan mata terpejam

Sedangkan Anggi hanya tertawa melihat sahabatnya itu ketakutan seperti orang gila.

Satya merasa tak ada yang membalas ucapannya. Sehingga ia membuka sedikit matanya dan melihat Anggi sedang tertawa ria di depannya,langsung dirinya berdiri dan menatap sahabatnya itu dengan sinis,rasa kesal menghampirinya bahkan sangat kesal. Ia menghentakkan kaki dan berjalan ke kelas sambil menyenggol kasar bahu temannya itu. Ia memberi kode pada Anggi bahwa dirinya sedang keezzzssseeelllll......

Mood-nya hilang hanya karena sahabatnya itu. Ia duduk dengan kasar,tak terlihat senyuman manisnya. Hanya muka datar yang menghiasi wajahnya tapi,hal itu tak mengurangi kecantikannya.

Seketika tawa Anggi hilang diganti dengan wajah bingung. "Gue salah yak... "batinnya

Anggi menghampiri sahabatnya itu, tetapi dirinya hanya diam membisu. Tak sedikit pun ia berbicara

Hening.

Anggi memecah keheningan.

"Sat,lo kenapa kok mukanya kusut gitu?"

Diam. Tak dijawab oleh Satya

"Sat lo dengar nggak sih gue lagi tanya??lo kenapa kok diam aja" emosi Anggi memuncak.

"Ehh kok jadi lo yang marah,seharusnya gue yang marah. Nggak PEKA lo!!!!"sengaja Satya menekan kata 'peka' agar sahabatnya itu paham.

Pagi ini benar-benar mood-nya hilang. Setelah berkata seperti itu Satya keluar kelas menuju atap sekolah.

Anggi hanya diam tak berani berbicara,jika dirinya berbicara maka mereka akan berantem.

•••
Satya merasa tenang jika berada di rooftop. Memandang pemandangan yang indah dapat mensejukkan hatinya ditambah dengan cuaca yang bersahabat. Samar-samar dia melihat seseorang sedang bermain gitar, ia menghampiri orang tersebut yang ternyata Rangga.

"Rangga....Ngapain disini??"tanya Satya

"Ehh Satya,nggak ngapa-ngapain kok. Cuman pengen sendiri aja..."jelasnya

"Ohh,gue boleh ikut nggak?"

"Iya"

"Lo bisa main gitar?"

"Hmm..bisa"

"Ajarin gue dong"wajah memelas Satya pun terpancar lagi.

"Ok..duduk disini aja,biar gampang gue ajarnya"jawab Rangga sambil menunjuk tepat disampingnya.

"Iya..iya elahh..."

•••
Bel masuk berbunyi "kring...kring...kring..."

Satya dan Rangga menuju kelas bersama. Saat sampai dikelas ternyata Gurunya sudah masuk.

Dreggg

Tiba-tiba jantung Satya berdetak kencang,tangannya dingin,keringatnya bercucuran. Sedangkan Rangga biasa-biasa saja.

Tok..tok..tok..

Pandangan Pak Ari teralih kepada mereka berdua.

"Darimana saja kalian?"tanya Pak Ari dengan mata melotot.

Rangga menoleh pada Satya dan memberi kode untuk jangan beritahu bahwa mereka dari rooftop.

"Ki-ki-kita dari kantin pak"jawab Satya gugup

"Pagi-pagi udah ke kantin. Kalian bapak hukum"

"Tapi kan pak kita baru telat 2 menit"keluh Rangga

"Nggak ada tapi-tapian. Sana keliling lapang 15 kali"

"Yaelah pak....tadi kita ke kanti itu karena mau bayar utang. Kemarin saya janji ibu kantinnya bilang nanti pagi saya bayar,ntar kalau saya nggak bayar dikira bohong lagi. Saya ajak Satya biar nggak dikira jones"jelas Rangga.

Setelah berkata seperti itu, Satya terkejut dan melirik Rangga sinis, sedangkan Rangga menahan tawanya.

"Banyak alasan kamu. Sudah,sana duduk"

Akhirnya hati Pak Ari luluh dan mengizinkan mereka untuk mengikuti pelajarannya.

~~~
Hayy guysss...
Sorry ceritanya ngegantung...
Jangan lupa vote & comment ya guyss...
Dan jangan lupa follow juga...
Bye bye ....saranghae

Ig : vnazwa03

CAN I REACH IT?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang