Di dalam keluarga yang sederhana ini. Tempat dimana Aku dilahirkan. Aku bernama Ismi, orang berkata Aku adalah gadis cilik lugu yang belum mengerti persoalan dunia. Masih menginjak umur 2 tahun. Kebetulan Aku hidup di sebuah keluarga yang bisa dibilang kental agamanya.
"Ismi, abah ajarin tilawah ya nanti Ismi ngikuti Abah", mendekati Aku yang sedang asyik duduk dan bermain dengan boneka.
Aku menangis ketakutan. Akhirnya Abah tidak melanjutkan pembicaraan karena takut kalau Aku semakin keras menangisnya.
Aku melanjutkan bermain main dengan boneka beruang yang besar boneka tersebut hampir sama dengan tubuhku yang mungil itu.
Hari berganti hari, tibalah Abah mendatangi Aku kembali dalam posisi yang sama, yaitu bermain boneka.
"Abah pinjam bonekanya ya?", ujar Abah.
Aku hanya menganggukan kepala.
Dimainkannya boneka itu oleh Abah. Muncullah percakapan Abah dan boneka itu dengan mengganti suara Abah menjadi lebih kecil.
"Panda panda", panggil Abah kepada boneka itu.
"Iya Abah ada apa?" Dengan suara Abah yang di perkecil
"Ayo belajar tilawah, nanti Panda ikutan suara Abah ya", ternyata Abah punya cara baru untuk membuat Aku untuk mau belajar tilawah.
"Bismillahirrahmanirrahim...", dengan nada tilawah yang Abah contohkan pada Panda. Panda pun mengikuti dengan nada yang sama dan seterusnya.
Lama kelamaan Aku mulai mengikuti apa yang Abah ajarkan ke Panda boneka kesayanganku. Hingga akhirnya Aku hafal apa yang di ajarkan itu, padahal untuk mengaji saja Aku masih tahap iqro' jilid kecil.
Abahku membuka latihan tilawah setiap malam di rumah tetangga. Tiap kali Aku juga diajak Abah ke tempat latihan itu. Kadang Abah menyuruhku mencoba untuk mengikuti semua yang di ajarkannya kepada orang orang yang ikut berlatih disitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Tulisanku
Non-FictionCerita perjalanan hijrah dan langkah awal kesuksesan seorang anak yang terlahir dalam keadaan sederhana dan juga masalah yang menjadikan seorang anak menjadi lebih bersikap dewasa dalam menghadapi kerasnya kehidupan