002. Sebenarnya Bella Bisa Terbang

32.4K 3.6K 727
                                    

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

C H A P T E R 0 0 2
Sebenarnya Bella bisa
terbang

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Bella mencoba mandi lebih dahulu daripada membetulkan kesalahpahaman, kalau Bella coba-coba jalan-jalan memakai handuk bisa-bisa handuknya jatuh lagi, dan ini bukan di hutan, di sini banyak manusia.

Setelah Bella mandi, Bella memakai piyama usang yang Ayah belikan saat Bella berumur tiga belas, sebenarnya piyamanya masih pas cuman bagian dadanya yang menyempit. Bella segera mencari dimana keberadaan Tante Frada dan Kakak cogan itu.

Sambil menuruni tangga Bella menggosok rambutnya dengan jari tangan. Bella mencium aroma daging di dapur, jadi mereka kemungkinan ada di sana.

Dan ternyata benar, Kakak cogan itu sedang duduk di salah satu kursi makan, mengikat kepalanya dengan handuk good morning, memakai kaos panjang yang membuat tubuh berototnya tertutupi, dan dia memakai celana tidur. Tapi, ada selimut menutupinya, tubuhnya gemetar, dan di mulutnya ada thermometer.

Bella terkekeh. "Wah, Kakak sakit?"

"GAAAAH!!!" teriak si Kakak, thermometer-nya hampir tertelan kalau saja dia tidak menariknya.

"Bella?" Tante Frada menengok, dia sedang memasak sesuatu dalam wajan. Wajahnya ceria. "Udah mandinya?"

"Udah, airnya kurang dingin, biasanya Bella mandi sama air gunung yang didiamkan satu malam."

Tante Frada terkekeh. "Maaf, ya, mungkin air di sini terlalu hangat buat Bella."

Bella melambaikan tangan lalu duduk di kursi makan, di depan Kakak cogan. "Ah, enggak apa-apa, Bella juga pernah mandi air panas yang bau belerang selama dua minggu."

"Hebat banget, Tarzan satu ini." Tante Frada mengacungkan jempol, Bella memberinya senyuman sesaat sebelum melihat Kakak cogan.

Dia memucat.

"Kakak?" tanya Bella. "Kakak kenapa, Tante?"

"Itu, katanya tadi dia liat hantu telanjang. Dia masa percaya sama omongan temennya yang indigo abal-abal." Tante Frada berdecak. "Ck.. ck.. ck.. padahal udah gede."

Bella mengangkat alisnya. Pura-pura bingung. Karena Kakak ini tidak memberitahu bahwa hantu telanjang itu Bella, mungkin Bella juga tidak usah mengaku.

"Oh? Hantu telanjang? Bella juga tadi liat."

"LO!!" seru si Kakak lalu melompat ke atas meja seperti Spiderman dan menunjuk wajah Bella. "Lo siapa!"

"Keenan!!" Tante Frada berbalik lalu menjewer kuping Keenan. "Jangan lompat ke meja!!"

"Adudududuh! Sakit telinga gue!!" ringisnya lalu kembali duduk di kursi.

"Ini Bella, anak yang Mama ceritain bakalan tinggal di sini."

Kakak itu yang diketahui bernama Keenan, mengernyit ngeri melihat Bella. Dia bahkan lupa telinganya sedang di jewer.

"Dia?" ulangnya. "Ma, sadar gak dia itu mirip hantu. Dia gak mirip cewek-cewek yang dibesarkan di hutan, terus, rambutnya kayak dipotong pake gergaji!"

"Itu lagi model," ucap Bella dengan ceria. Bella mengibaskan rambutnya. "Singa di Sulawesi, punya surai acak-acakan, bukannya ini juga bagus di Bella?"

"Kecuali kalo lo singa, dasar Gembel! Adududuh! Jangan dijewer lagi dong, Ma!!"

"Keenan, jangan bicara kasar, Bella gak diajarin bahasa kasar." Ucap Tante Frada sambil melotot, Kak Keenan hanya dilepaskan saat Kak Keenan meringis betul-betul kesakitan. "Yang sopan bicaranya."

Kak Keenan Di Sana? Bella Gak Bisa Tidur.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang