ish jangan senyum norak gitu dapat notif Cj ini. haha
I'm f*cked up, I can't tell you what's what,aku benar-benar kacau, aku gak bisa menemukan chapter 23 ini dengan judul apa. karena ini lanjutan chapter kemarin yang aku cat. Karena panjang banget 8 halaman jadinya nih. ah lupakanlah.
=================
This... Benedict Pov
"Bagun bangun banguuuun haha bangun sayang" Jasmine menciumi pipiku berulang kali.
"Jasmine" geramku karena dia mulai lagi mengagguku
"Ya.." ia berbisik dan tersenyum. Aku mencoba untuk sadar dari rasa ngantuk yang begitu terasa berat. Mengusap satu mataku
Dia kembali tertawa geli. "Bagun Ben Banguun" kembali mencium wajahku.
"Ugh" Aku melengguh mencoba menatapnya namun sangat silau, di belakang kepalanya cahaya matahari bersinar terang dari jendela yang terbuka lebar. Dia menjadi seperti malaikat yang bersinar terang. Ini seperti mimpi yang menjadi nyata. Aku kerap kali berharap saat aku bangun aku memandang wajahnya yang belakangi mentari pagi
Aku mengerjap-ngerjapkan mataku agar dapat melihatnya lebih jelas, dia mengigit bibir bawahnya menatapku dengan sorotan mata sulit aku mengerti.
Uh apa dia sedang mencoba mengodaku lagi? apa yang ada dipikirannya saat menggigit bibir ranum itu? Demi tuhan ini pagi hari! Aku tidak yakin bisa menahan hasrat pria normal yang selalu berada di puncak diasaat pagi hari. Kali ini aku tidak yakin bisa menahan diriku untuk tidak menerkamnya.!
Dia kembali mencium rahangku kemudian naik ke daun telinga
Errrmmm "Jasmine!" erangku menahan nafas.
"Pagi handsome" sapanya di sela-sela ciuman manisnya.
"Pagi Mine" ucapku kemudian mengecup keningnya. Dia tersenyum manis Namun tidak juga kunjung beranjak dari tubuhku, dia masih menumpukan tubuhnya. Lalu apa lagi? apa dia tidak bosan menatap wajahku setelah semalaman menggangguku?
Entah mengapa ia terlihat begitu cerah pagi ini. "Kupikir kau melanjutkan tidurmu mengingat kita tidur hanya tiga jam, bagaimana perasaanmu?"
"Senang, bahagia, aku tidak tahu" balasnya sambil membuat lingkaran di bahuku.
"Kau masih merindukanku?" tanyaku mencoba menebak. Suaraku terdengar parau, dia mengangguk cepat seperti Nicole yang mengangguk antusias jika aku menawari es krim.
Aku tidak bisa menahan senyumku. Aku juga masih merindukannya. Ini gila. Dia kembali menunduk mengusap usap ujung hidungnya di ujung hidungku, haha dia manis sekali. Beberapa helai rambutnya menyapu wajahku dengan lembut, dia sangat cantik. Wanitaku, Claudia Jasmine
"Aku mesti bagun dan bekerja Mine" ucapku teringat pekerjaan yang sangat menumpuk karena hampir satu bulan tidak secara langsung aku tangani.
"Kau masih sakit" Suaranya terdengar meringis
"Hmm.. Tapi kita butuh uang agar keluar dari rumah ini bukan?" mendengar ucapanku seketika ekspresinya berubah sendu, bola matanya menatap kosong . Haha apa dia percaya dengan ucapanku?
Dia duduk memunggungiku, menunduk tampak berpikir. Ha Sukurlah akhirnya dia menjauh dariku. Aku sudah sangat tidak tahan untuk menerkamnya kalau dia masih saja menindihku seperti tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breathless [Claudia Jasmine]
RomanceA barely breathing story. ----- Temui Claudia Jasmine. Anak dari super model Amerika, super cantik yang kini menggantikan kedudukan ibunya. Lahir di keluarga kaya dan putri dari super model membuat ia diikuti paparazi sedari balita. Ia sombong dan...