9. Agatha berubah?

4.4K 193 25
                                    

Jangan lupa vote + comment:))

***

Langkah kakinya yang sengaja di lambat-lambatin membuat Alex kesal lalu ia menggapai tangan Agatha untuk di ajak berjalan di sampingnya. Gadis itu terkejut tapi ia tak dapat menyembunyikan senyuman yang tiba-tiba datang meski beberapa kali di sakiti.

Mereka sampai di meja makan, disana sudah ada mama Alex dan papanya. Agatha duduk di samping Alex yang tampak sibuk dengan Hp nya, tetapi gadis itu memilih cuek lantaran di hadapannya sudah ada makanan favoritnya.

"Ma habis acara ini aku mau keluar bareng Avril," izin Alex sambil memasukkan hp nya ke kantong celananya.

Mama Alex mengangguk lalu ibu paruh baya itu melirik ke arah Agatha yang tampak kecewa, terlihat dari sorotan matanya.

"Ajak Agatha gih," usul papanya dan Agatha langsung menggeleng.

"Kenapa? Takut jadi obat nyamuk?" tanya mama Alex tertawa.

Agatha menggeleng sambil senyum paksa."Agatha ada kerja kelompok tan,"

Ketika semua sudah berhenti bicara barulah mereka menikmati makanan mereka. Tak ada satupun yang bicara atau tertawa, hanya ada suara dentingan sendok dan garpu yang berbunyi.

Setelah acara makan abal-abalan itu selesai Alex memilih pamit pergi untuk menemui Avril sedangkan Agatha ia memilih membantu mama Alex untuk bersih-bersih peralatan makan yang tadi mereka pakai.

"Tumben kamu agak canggung gitu sama Alex?" tanya mama Alex agak curiga.

Agatha tersenyum kikuk sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal."Gak papa tan, hanya ada sedikit salah paham,"

Mama Alex mengangguk paham dan barulah Agatha minta izin untuk pulang dengan beralasan kerja kelompok. Setelah keluar dari rumah Alex, gadis itu berjalan di trotoar sambil memeluk tubuhnya sendiri. Ia bersenandung kecil, menghilangkan rasa sepinya.

Tujuannya kali ini adalah super market depan kompleks. Ia mau membeli camilan untuk stock di rumahnya yang telah habis. Berjalan ke super market mengingatkan Agatha pada Alex yang mungkin sedang bermesraan dengan Avril, iri? Tentu, bagaimana bila seorang sahabat meninggalkan dirinya demi orang lain. Sakit bukan?

Sesampainya di super market gadis itu langsung mengambil keranjang yang berwarna merah lalu mencari barang ataupun makanan yang ia perlukan, mengingat kakaknya belum pulang ia berniat untuk membeli pasta. Selepas itu Agatha pergi ke kasir untuk membayar belanjanya.

"Biasanya bareng cowoknya? Kemana cowoknya bak?" tanya mas-mas super market.

"Hah? Cowok? Oh? Dia teman saya mas hehehe," balas Agatha di akhiri cengiran khasnya.

"Makasih mas," setelah selesai membayar ia langsung ngacir keluar takut di tanya lebih lanjut.

😻😻😻

Seminggu berlalu, Agatha kembali masuk sekolah setelah libur seminggu. Ia berteriak heboh pada teman-temannya yang menunggu kedatangan Agatha di gerbang sekolah bercampur dengan anak osis yang tengah jaga disana.

"YAYYY, akhirnya kita ketemu bro!" heboh Agatha, ia memeluk satu persatu sahabatnya yang tak kalah hebohnya.

Tanpa mempedulikan anggota osis yang melotot pada mereka tetapi mereka berempat melanjutkan acara urak-urakannya bahkan mereka saling heboh ketika berjalan memasuki lobby sekolah. Enak bukan memiliki sahabat yang mau di ajak gila? Tapi kalau sudah kaya gini teman-temannya jangan di lupain wkwkwk.

"Alhamdulillah Agatha masuk lagi. Jadi saya gak nganggur lagi di BK," sindiran dari Anelise menghentikan langkah gadis-gadis itu.

"Ya elah bu. Nyindirnya alus bener kaya kereta," ujar Vika frontal.

Agatha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang