10. Menunggu

4.1K 180 38
                                    

****

Hi, jangan lupa vote + comment yah :)))

"Assalamualaikum bunda," salam Agatha dan teman-temannya.

Bunda menyuruh mereka semua masuk kedalam setelah membalas salam dari mereka semua. Agatha dan teman-teman mengikuti bunda yang membawa mereka ke meja makan dimana teman Alex dan pacar Alex berada.

Agatha duduk disebelah Alex karena emang itu tempat yang kosong. Ia tersenyum pada Alex dan juga Avril meskipun Avril tak membalas senyuman Agatha.

"Makan yang banyak yah. Agatha kamu makan yang banyak, kakak kamu bilang akhir-akhir ini kamu jarang makan atau gak telat makan. Jangan kaya gitu lagi yah, ntar bunda selalu kirim-kirimin kamu makanan," ucap bunda yang dapat anggukan dan senyuman dari mereka.

Berbeda dengan Avril, ia memilih memainkan hpnya dari pada makanan yang dihidangkan dihadapannya. Ia marah pada bundanya Alex karena telah mengacuhkan dirinya disini.

"Bunda, bunda liat ada pacar aku gak? Kasihan dia ngambek karena dicuekin ama bunda," tegur Alex ketika ia melihat raut wajah pacarnya itu berubah murung.

Bunda menepuk jidatnya,"oh iya lupa. Ada tamu gak diundang disini,"

"Makan neng, yang banyak!" ujar bunda pada Avril yang tambah murung.

Semuanya makan terkecuali bunda, bunda memilih duduk santai diruang tamu tak mau menganggu momen anak muda. Sedangkan dimeja makan, Genta dan Varo makan sambil jahilin Avril yang sudah merengek minta pulang ke Alex.

"Pulang aii," Ai yang dimaksud adalah Alex. Avril membuat sendiri nama itu.

Alex menuruti permintaan Avril. Ia meminta izin pada teman-temannya untuk pergi sebentar mengantarkan gadisnya pulang."Anterin dia pulang dulu yah geys!"

Semuanya mengangguk terkecuali Agatha yang bingung. Ia ingin mengajak Alex berbicara tetapi ia terlalu canggung untuk bicara.

"Lex, Agatha nanti mau bicara sama lo di halte dekat mini market." teriak Vika ketika Alex sedikit jauh dari meja makan.

"Gue tahu apa yang lo pikirin," ujar Vika membuat Agatha tersenyum dan mengucapkan terima kasih.

Setelah semuanya sudah selesai makan, mereka pamit pada bunda. Pulang ketempat masing-masing terkecuali Agatha yang berjalan ke depan gerbang untuk menuju halte yang tadi Vika sebutkan.

Perjalanan kali ini Agatha sedikit bahagia, deg-degkan pokoknya campur aduk. Setelah sekian lama tidak berbicara secara langsung akhirnya keinginan gadis itu terkabulkan.

Agatha sampai tepat waktu. Ia memilih duduk di bangku kosong sambil mengamati kendaraan berlalu lalang, tanpa rasa bosan ia menikmatinya.

Sejamm.....

Dua jam...

Tiga jam....

Alex belum menampakkan batang hidungnya, Agatha sudah menunggu di tepi jalan sudah 3 jam lebih sedikit tapi lelaki itu enggan datang.

Bunyi petir terdengar lagi tapi gadis itu menghiraukannya, ia tetap kukuh ingin berbicara pada Alex. Hatinya tidak bisa berbohong bahwa ia masih menyukai sahabatnya itu.

Agatha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang