Dynan? Handsome? Yeah

974 83 11
                                    

FRISCO POV

Saat ini aku sedang membeli beberapa makanan untuk keponakanku satu-satunya, Jinan. Aku tidak tahu apa saja makanan kesukaannya, jadi aku beli saja makanan yang sekiranya banyak disukai oleh orang-orang.

Setelah selesai membeli makanan langsung saja aku pergi menuju rumah Bang Kinan.

Beberapa menit berlalu akhirnya aku sampai. Aku sudah lama tidak berkunjung kesini dan wah ternyata rumah ini banyak yang berubah. Rumah ini terlihat lebih mewah dari sebelumnya.

"Ini Mario ya? Wahh makin tinggi, makin keker aja Mar" Sapaku pada Mario

"Hahaha Tuan bisa saja. Bagaimana kabar Tuan?" Tanya Mario

"Pake bahasa informal aja Mar, terus panggilnya Frisco atau Fiko aja, biar lebih akrab" Anjurku

"Ohh.. i-iya deh Tu.. eh Ko"

"Haha kaku bener Mar, ini ajarannya Bang Kinan gini amat ya? Hahaha, eh iya kabar gue baik Mar, lo gimana? Baik? Katanya lo udah nikah, beneran Mar?"

"Kabar saya juga baik Ko, iya saya udah nikah, malahan udah punya anak"

"Wah berapa tahun Mar anaknya? Terus nikahnya sama siapa?"

"Yang pertama 3 tahun, yang kedua baru 6 bulan"

"Ohh.. berarti nikahnya udah lama ya? Umur berapa lo nikah Mar?"

"25 Ko, kamu sendiri kapan nikah? Udah mau 30 tahun kan?"

"Iya Mar, belum ada jodoh nih, doain ya Mar hehe. Oh iya Mar, Jinan belum pulang ya? Lagi kemana sih?"

"Master Muda tadi pergi sama Christo"

"Jinan suka dipanggil Master Muda? Terus Christo siapa? Pacarnya?"

"Christo sahabat Jinan Paman"

Tiba-tiba Jinan datang bersama seseorang yang bernama Christo itu, dan sepertinya mereka sebaya.

"Chrsto, apa yang terjadi? Kenapa wajah kamu dan Master Muda terluka seperti itu?" Tanya Mario

"Tadi kami tidak sengaja bertemu dengan para penjahat Paman" Jawab Chrsto

"Yaudah Mar, tolong cariin obat luka buat mereka"

--------------------------------------------------

Setelah Jinan dan Christo diobati, aku mengajak Jinan untuk berbicara.

"Jadi... hal apa yang ingin Paman bicarakan padaku?" Tanya Jinan

"Aduh ini rumah apa istana sih? Semuanya pake bahasa formal, santai aja Nan, panggil Om aja oke?"

Jinan hanya menjawab dengan mengangguk, lalu aku mulai berbicara.

"Jadi gini Nan, Om Fiko mau tanya, kamu serius nerima keputusan Ayah kamu?"

"Ya mau gimana lagi Om, Jinan gak bisa bantah, Ayah selalu bilang kalo ini semua demi kebaikannya Jinan"

"Yang Ayah kamu bilang itu bener, tapi tetep aja Om gak tega sama kamu Nan, masa iya kamu harus nyamar jadi cowok?"

"Kok Om bisa bilang bener, Om tau darimana? Emang.. maksud Ayah selama ini tentang kebaikan buat Jinan itu apa sih Om? Kenapa Ayah gak mau cerita?"

"Mungkin belum waktunya aja Nan, tapi dia pasti certa kok. Oh iya Nan, kamu udah tau Ayah kamu nanti harus pergi ke Eropa?"

"Belum Om, Ayah ada bisnis trip lagi?"

"Iya, katanya mungkin dua minggu, tapi kalo gak beres, bisa aja sampe sebulan, nah selama Ayah kamu pergi, Om akan jadi Ayah kamu untuk sementara waktu, dan Om juga akan bantu kamu buat belajar nyamar jadi cowok"

Dynan Is JinanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang