Selama ini aku selalu berpikir betapa tenangnya jika dirumah ini hanya aku sendiri. Aku selalu berharap semua orang dirumah ini pergi. Ya, rumah ini tidak pernah sepi. Anggota keluarga yang banyak tinggal di satu rumah yang berukuran tidak terlalu besar. Bayangkan setiap hari kau harus mendengar suara ibu berteriak marah-marah, suara anak kecil menangis, suara suami istri berdebat, belum lagi beberapa orang yang hilir mudik berganti dihadapanmu.
Pagi tadi semua anggota keluargaku pergi keluar kota untuk berlibur selama tiga hari. Mereka semua sangat senang dengan rencana liburannya, dan aku sangat senang dengan kepergian mereka. Mereka semua menganggapku aneh, karna hanya aku yang menolak pergi bersama mereka. Aku ingin menikmati kebebasanku, merasakan sebuat privasi dirumah sendiri.
Dan ternyata semua pikiranku selama ini salah.
Sekarang aku sendirian dirumah ini, seperti yang aku inginkan selama ini. Beberapa jam yang lalu aku merasa sangat senang, aku melakukan apapun yang aku mau. Aku bebas. Tapi malam ini aku mulai bosan, ini terasa sangat aneh, terlalu sepi dan aku tidak menyukainya. Mendadak aku mulai rindu dengan teriakan ibuku, kakak-kakakku, tangisan adikku, perdebatan ayah dan ibuku, obrolan yang berisik diruang keluarga, dan semuanya. Aku merasa suasana ini sangat berbeda, dimana keramaian kini berganti hanya dengan suara detak jarum jam dan televisi yang sesekali kunyalakan namun kumatikan kembali karna tidak ada acara yang menghibur.
Aku berbaring ditempat tidur, menatap langit-langit kamarku. Mataku mulai mengantuk. Aku berharap esok pagi suara teriakan ibuku membangunkanku seperti hari-hari sebelumnya. Aku berharap ketika membuka pintu kamar kudapati suara obrolan yang khas dengan berisiknya diruang keluarga. Tapi rasanya tidak mungkin, mengingat bahwa mereka berlibur selama tiga hari, dan baru hari ini mereka berangkat.
Entah sejak kapan aku tertidur hingga ketika samar-samar kudengar teriakan Ibuku, berganti dengan tangisan adikku, berganti obrolan yang berisik semua anggota keluargaku. Aku berusaha menggerakkan tubuhku tapi tidak bisa, kaku. Perlahan kubuka mataku dan perlahan juga suara-suara itu lenyap. Aku menoleh ke kanan, ada seseorang duduk ditempat tidurku, tepat disampingku, menatapku. Tapi tunggu, tadi aku mengatakan "seseorang", aku rasa itu tidak bisa dikatakan "seseorang", maksudku dia berbeda, bukan berbentuk manusia pada umumnya. Aku tidak tau dia wanita atau pria, yang pasti dia sangat kurus, tidak ada satu helaipun benang pada tubuhnya, dia tidak memiliki buah dada ataupun kelamin.
Pandanganku naik keatas, kulihat kepalanya botak, tidak ada rambut sedikitpun yang tampak, dari keseluruhan terlihat warna kulitnya sangat pucat nyaris kebiruan. Dia duduk bersila tepat disampingku, bagian lutut sebelah kirinya menempel pada lengan kananku, sangat halus dan dingin. Ketika terakhir pandanganku menatap wajahnya ternyata dia terus menatap mataku, dan oh tuhan..., wajahnya membuatku tidak dapat bernafas. Matanya seperti mata manusia, terdapat bola mata hitam dan bagian putihnya, tapi dibagian putihnya terdapat percikan merah seperti darah dan bibirnya yang tipis menunggingkan senyum, senyuman yang tidak utuh, dia hanya bisa melebarkan senyumnya kesamping kanan
Dia terus tersenyum dan tatapannya tidak lepas dari mataku. Aku berusaha berteriak tapi tidak bisa, aku berusaha menggerakkan tubuhku tapi tidak bisa, bahkan berusaha memejamkan mataku untuk tidak melihatnya pun tidak bisa. Dia mendekatkan wajahnya ke wajahku, oh tidak…, aku berusaha membaca ayat suci yang diajarkan dalam keyakinanku, tapi dia tidak takut, justru mulutnya yang tersenyum miring terlihat mengikuti bacaan ayat suciku.
Tubuhku gemetar, aku tidak pernah mengalami ini sebelumnya, ketakutan yang tidak bisa lagi kuungkapkan. Dia terus mendekat, senyumnya semakin lebar kesamping dan kemudian..., ia berhenti kira-kira satu jengkal dari wajahku, tetap dengan senyum lebar kesamping dan tatapan lebarnya ke mataku. Oh tuhan aku ingin sekali berteriak tapi tenggorokanku tercekat, dia tetap berhenti disana, sepertinya dia sangat menyukai permainannya, meyukai ketakutanku. Diantara senyumnya yang melebar tampak giginya yang berantakan, perlahan dia menggoyangkan wajahnya, dan giginya berjatuhan mengenai wajahku. Aku berusaha berpaling, berusaha membuka mulutku untuk berteriak, semakin besar aku berusaha tampaknya akan berhasil, aku terus berusaha sampai akhirnya aku berhasil menggerakan tubuhku dan berteriak sejadi-jadinya.
Aku terbangun dan langsung berangsur duduk dari pembaringan, nafasku tersengal-sengal, keringat dingin terasa membanjiri tubuhku. Kulihat kesamping kanan, tidak ada apapun disana, kuraba wajahku, leherku, tempat tidurku, tidak kutemukan apapun seperti yang tadi berjatuhan mengenai wajahku. Oh tuhan..., aku segera beranjak lalu meminum segelas air putih. Kulihat jam menunjukkan pukul 02.30 a.m. Setelah itu aku hanya berdiri di pintu kamarku, menatap tempat tidurku, tadi dia tidak ada disana.. Aku masih mencerna mengenai apa yang terjadi barusan. Seperti mimpi namun sangat nyata. Aku memutuskan untuk tidak tidur sampai pagi.
Keesokan harinya aku berusaha bersikap biasa dan aku menyimpulkan apa yang aku alami itu hanya mimpi karna aku tidak terbiasa dengan suasana sepi dirumah ini, meskipun jika teringat hal tersebut masih membuatku bergidik. Dan benar saja, tidak ada apapun setelah itu, hari pun berjalan seperti lancar biasa tanpa ada hal yang aneh sampai keluargaku kembali kembali pulang kerumah. Syukurlah.
Sore ini aku baru saja pulang setelah tadi mengantar temanku mencari barang elektronik di pusat perbelanjaan. Dari luar rumahku terlihat sangat sepi, pintunya pun tertutup. Ketika aku berusaha membuka ternyata pintunya terkunci. Aku mengambil handphone dari tas dan membuka nya. Ternyata ada pesan singkat dari ibuku yang mengatakan jika semua keluarga dirumah pergi karna mendapat kabar nenekku sakit, dan tidak akan pulang malam ini. Tidak lupa ia mengatakan bahwa kunci rumah ada dibawah pot bunga berukuran besar yang terletak didepan rumahku. Akupun mengambilnya, lalu membuka kunci pintu rumah sambil membalas pesan ibuku mengatakan bahwa aku mengerti.
Aku masuk ke rumah, dan membuka pintu kamarku. Belum sempat aku memasukinya handphoneku kembali berbunyi, rupanya ibuku kembali membalas pesanku, isinya seperti ini.
“Jaga rumah, jangan lupa bersih-bersih!!, terutama kamarmu, itu banyak gigi siapa ditempat tidur, bau busuk, jorok!! langsung bersihkan kalau sudah sampai rumah,”
Aku terbelalak membaca pesan ibuku, segera kumasuki kamar, dan, ya, gigi-gigi itu berserakan di tempat tidurku.., bau busuk menyeruak.
“Rupanya dia memang ada, dan masih disini…”
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Riddle and Creepypasta
TerrorKUMPULAN CREEPYPASTA DAN RIDDLE Hope you enjoy it!!! #144 in horror #105 in horror #102 in horror #62 in horror #129 in horror #93 in horror