6.

100 11 3
                                    


Hari ini, hari yang kutunggu akhirnya tiba. Selesai acara pesta pernikahan, aku kelelahan, merebahkan badanku di kasur penuh kelopak bunga Mawar.

Tapi, kita balik lagi ke masalah sebelum pernikahan dapat terlaksana dengan lancar.

Saat tbs tiba-tiba pingsan, pada malam itu aku panik. Aku benar-benar bingung. Tidak tahu harus berbuat apa.
Saking paniknya, tbs jadi terjatuh dari pangkuanku. Dan pada saat itulah, TBS tercyduk.
Dia hanya pura-pura pingsan.

Aku yang merasa kesal karena tertipu muslihatnya, mencoba tenang untuk tidak marah padanya.

"Ahahaha, maaf, maafkan aku (y/n) aku hanya ingin bercanda saja. Tapi malah jadi kelewatan begini ya. Ahahaha aduh maaaaf sekali ya sayang. Kamu gak marah kan? Nih hadiah buat kamu, karena berhasil menunjukkan cintamu yang tulus dan menggemaskan itu" ucapnya panjang lebar sambil terus mencetak bibirnya di sekitar wajahku.

Aku yang sedari tadi menahan amarah. Diam mematung. Rasanya jantungku berhenti berdetak.

"Ahh haha dasar ganteng. Bisa aja nih bercandanya. Super kreatif ya" jelasku sambil berjalan ke kamar dan meninggalkannya sendirian di ruang tamu.

"Ehh kok aku ditinggal sendirian? Kamu masih marah ya (y/n)? Aku punya hadiah yang lebih menarik kok. Makannya aku berani bercanda begitu" rengek TBS mengejarku.

TBS mengeluarkan sesuatu dari saku kemejanya. Bentuknya kubus, berwarna hitam mengkilap, kecil, dan ada pita kecil menempel di pojok kanan.

Aku yang saat itu masih marah, tanpa sadar TBS sudah berhasil berada di hadapanku. Tiba-tiba ia berlutut di depanku. Kubilang "kenapa berlutut seperti itu? ayo berdiri, aku ngga suka posisi seperti ini. rasanya seperti ada yang akan melamarku. Ayo cepat bangun!"

Sesuatu yang berbentuk kubus, hitam, kecil itu terbuka. Menunjukkan isi dan maksudnya secara jelas. Cahaya lampu memantul ke benda yang biasa disebut cincin itu. Air mataku menetes.

Dalam diam, TBS menyematkan cincin berlian ke dalam jari tanganku yang mungil. Air mataku semakin deras. Tak kuasa menahan rasa yang meluap di dalam dada, aku jatuh ke pelukan TBS.

Anehnya, TBS tetap diam. Tidak seperti lelaki lain yang bertanya 'will you marry me?'. Yang ia lakukan hanya diam, memberikanku cincin dan sebuah pelukan kasih sayang.



Begitulah kejadiannya. Sekarang, aku sudah resmi menjadi teman hidupnya.

"(y/n)!!! handuk ada dimana?? ambilkan handuk untukku~"

Bayangkan saja, ini baru awal kami hidup sebagai partner hidup. Aku sudah berubah jadi babu spesialnya.

To be continued...

Thomas Brodie Sangster Is My AddictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang