1

582 73 4
                                    

Wajah Selgi tidak berhenti di tekuk sejak Andra memintanya atau lebih tepatnya memaksa dirinya untuk menemani sahabatnya itu ke kantin Fakultas Teknik.

Sedangkan Andra? Jangankan merasa bersalah, dirinya malah sibuk cengar-cengir sendirian sambil matanya tak lepas dari ponselnya membuat Selgi semakin kesal karena merasa diabaikan.

Selgi sudah membayangkan betapa nikmat tidur siang di kamarnya yang nyaman. Namun acara tidur siangnya terpaksa Ia tunda karena Andra. Iya, Andra.

"Mana sih temen lo lama banget?" Protes Selgi, jari-jari tangannya memukul-mukul meja di depannya dengan pelan.

"Yaelah ndut, sabar dikit napa sih. Ini kata Si Item kelasnya baru selesai, palingan 5 menit lagi."

"Dari tadi 5 menit terus, ga ada yang lain gitu?"

Andra meletakkan ponselnya lalu menangkap kedua pipi gadis didepannya "Kalo gue bilang 10 menit yang ada lo makin mencak-mencak, geblek" Kemudian Andra kembali meraih ponselnya dan melanjutkan kegiatannya.

Selgi langsung terdiam, wajahnya memerah dan jantungnya berdegup kencang. Beruntung orang di depannya ini tak menyadarinya karena lebih asik bermain dengan ponselnya. 

Kemudian datanglah penyelamat jantung Selgi, nasi goreng. Dengan anteng Selgi menyantap nasi gorengnya, membuatnya lupa kalau tadi jiwanya nyaris terbang.. 

"Sorry lama. Ngomong mulu dosennya ga kelar-kelar."

"Yoi, Tem. Santai."

Pemuda dengan nama asli Muhammad Jovandi yang biasanya dipanggil Item oleh teman-temannya itu akhirnya datang juga. Jovan duduk di samping Andra dan membuka laptopnya. Ia menunjukkan sesuatu kepada Andra.

"Ndut menurut lo bagusan yang mana?"

Selgi menegakkan kepalanya untuk melihat Andra yang bertanya kepadanya, mulutnya masih dipenuhi nasi goreng. Jovan yang ikut melihat Selgi tiba-tiba tertawa kecil.

Selgi yang merasa di tertawakan memandang ke arah Jovan dengan ekspresi bingung karena memang menurutnya tidak ada hal yang lucu untuk ditertawakan.

"Pantesan lo jomblo mulu ndut. Makan aja ga bener, tuh nasi lo kemana-mana." Andra segera membersihkan butiran nasi yang menempel di pipi Selgi. Wajah Selgi kembali memerah,  antara memerah karena malu dan karena perlakuan Andra. Sedangkan Jovan malah tertawa semakin keras melihat raut wajah Selgi.

"Udah sih ketawanya, lo bikin gue tambah malu ih." kata Selgi sambil melirik sebal kepada Jovan.

"Sorry-sorry hahaha abisnya tampang lo ble'e banget. Ya gue ketawa lah"

"Tem, yang ini aja deh kayanya lebih garang. Besok kalo misal gue ga bisa ngambil titipin ke dia aja ya." kata Andra sambil menunjuk Selgi dengan dagunya.

"Nitip ke gue ada tarifnya,  perkilo 20 ribu." jawab Selgi tanpa melihat ke arah Andra dan Jovan.

Jovan tiba-tiba tertawa lagi karena ingat dengan kejadian tadi.

"Ketawa sekali lagi bayar goceng." seru Selgi dengan nada ketus.

"Sorry-sorry Sel. Gue diem deh." jawab Jovan sambil menahan tawa.

"Sorry-sorry mulu lo kaya Super Junior."

Tak lama kemudian Jovan pamit karena ada janji dengan teman kelompoknya untuk mengerjakan tugas.

Selgi langsung menggeret tas ransel milik Andra sebelum sahabatnya itu semakin tebar pesona tak jelas pada gadis-gadis di kampusnya.

"Di kampus lo ceweknya cakep-cakep ya ndut, tau gitu gue dulu masuk sini aja."

Bukan BidadariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang