Waktu Yang Salah

163 5 2
                                    

"Lalu untuk apa kau datang? Apakah aku hanya sebatas penawar luka? Atau aku adalah sedikit bumbu pemberi bahagia?. Aku memang tahu, rindu bukanlah hal yang bisa di atur dia layaknya hujan, yang membasahi media yang telah lama kering. Tapi mengapa kita tak peranh mengerti, bahwa kita sama-sama ingin berdua seperti gading"



Terkadang aku bingung. Aku merasa kita adalah dua insan yang ditakdirkan oleh alam untuk bersama. Mengapa kita tak pernah menjadi satu, apakah sudah jelas perasaanku ini untukmu? Terkadang aku merasa tak adil, Orang lain bisa memilikimu. Tapi mengapa aku tak bisa, selalu saja langkah ini terhenti untuk melanjutkan langkah yang belum sempurna kedepan. Aku tahu kau pernah memadu rasa kepada seseorang, dengannya kau pernah mengarang cerita panjang. walau itu sudah kau lalui. Tapi, apakah kau tak pernah melihat diriku? Diriku yang berusaha meyakinkan ragumu akan dia.

Apakah aku harus pergi darimu? Atau dirimu yang harus pergi dariku?. Aku rasa tidak, sebab semesta telah mengirimku untukku. Alam telah menuliskan nama kita untuk bersatu, Tetapi kenapa kita tak pernah sekali pun menyatu?.

Sempat sudah ku katakan perasaan ini padamu, Tapi kau memang telah menahan antara kita. Aku tahu bahwa hidup adalah sebuah pilihan. Tetapi, aku rasa hati bukanlah untuk dipilih. Percuma saja jika kau hadir. Jika kau hadir disini hanya setengah, dan sisanya kau masih berharap padanya yang selalu saja tak menghiraukanmu untuk berada disampingnya. Aku tau, aku terlalu egois akan perasaan. Sebab, akulah orang yang selalu patah jika kau berada dengan yang lain, dan bercanda layaknya dua insan paling bahagia di dunia ini.

Sempat aku menahan perasaan ini, tapi aku benar-benar tak sanggup akan itu. Aku juga pernah membunuh perasaan ini padamu, walau berat. Bukan aku marah akanmu, hanya saja hati ini tak siap untuk terluka. Atau harus memberi sedikit waktu untuk kisah kita? Tapi sampai kapan harus memberi waktu. Menunggu adalah hal paling tidak enak dilakukan, Aku tak sanggup jika menunggu berlama lama. Jadi tolong berikan aku kepastian akan hatimu.\

Lalu untuk apa kau datang? Apakah aku hanya sebatas penawar luka? Atau aku adalah sedikit bumbu pemberi bahagia?. Aku memang tahu, rindu bukanlah hal yang bisa di atur dia layaknya hujan, yang membasahi media yang telah lama kering. Tapi mengapa kita tak peranh mengerti, bahwa kita sama-sama ingin berdua seperti gading.

Kau dan aku memang menyakitkan, kita bertemu saat kita mengetahui ada jurang yang memisahkan. Tak bisa bersatu bukan karena penghalang, tapi karena sesuatu yang tak terang. mungkin memang benar waktu yang salah. Ya, rasa kita sudah tepat, tapi waktu yang salah

Sesuatu Yang Tak TerkatakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang