Part 7

12.3K 171 4
                                    

Aku sampai di apartemen Reza yang terletak di lantai 13, apartemen yang terlihat klasik tapi membuat suasana disekitarnya nyaman.

"Kamar lo disana!" Reza menunjuk ke arah kamar yang terletak di samping dapur.

"Itu kamar gue" Ia kembali menunjuk kamar yang dekat dengan balkon, aku hanya diam dan langsung masuk ke kamar.

Rapi juga, kayak pernah ada yang nempati. Batinku.

aku langsung mengemas pakaian ku, setelah selesai aku merebahkan tubuh di atas kasur, sangat empuk.

***

Reza POV

Alunan lagu rihanna terus mengalun dari hp ku, dengan malas aku melirik ke layar hp. Tertera nama Karin di layar tanpa babibu aku langsung mengangkatnya.

"Halo sayng"

-____-"

"Iya maaf cinta, beberapa bulan ini aku ada proyek besar. Jadi aku gk bisa kesana dulu. Maaf ya"

Aku menghela napas setelah mematikan telponnya. Entah bagaimana aku menjelaskan nya pada Karin.

Aku melirik jam dinding, jarum panjang menunjuk angka 12, aku penasaran dimana Eliza jadi aku menghampiri nya. Ku ketuk beberapa kali pintu kamarnya tapi tidak ada jawaban, ku coba buka pintu kamar nya dan ku lihat ia sedang tidur. Wajahnya terlihat mungil.

Ku hampiri Eliza dan baring disampingnya, menghadap dirinya yang sedang tidur mereng.

Wanita ini, apa dia tidak punya kekasih sampai harus memohon padaku untuk menikahinya?

Dan aku, kenapa aku menyutujui nya?

***

"Emm.. Aku sudah menyiapkan sarapan untuk mu, aku harus buru-buru ke kantor jadi aku tidak sempat sarapan denganmu. Semoga kai menyukai masakan ku" Ucap ku pada Reza yang baru saja bangun.

"ok".

Hanya itu jawaban yang terucap dari nya, aku langsung pergi ke mobil ku meluncur ke kantor, sudah seminggu aku libur. Rasanya rindu sekali pada kantor. Aku sudah ingin masuk sejak dua hari setelah menikah tapi Friska melarangku ,dan aku harus menyetujui nya kalau aku tidak ingin membuat Friska curiga dengan pernikahan palsu ku ini.

Aku langsung ke ruangan ku begitu sampai kantor, tidak lama kemudian asisten ku Nana datang memberikan berkas dan menjelaskan tentang rapat yang harus Friska dan aku hadiri di salah satu caffe. Seperti nya klien kami ini tidak terlalu menyukai suasana yang formal karena itu ia mengadakan rapat di caffe.

"Tunggu Na" Aku mengerutkan dahi ku saat aku membaca berkas dari Nana, perusahaan yang akan bekerja sama dengan ku adalah perusahaan musuh ku. Reza Fabian. Kayak pernah kenal dekat deh?

"Kok kita bisa kerja sama dengan perusahaan Reza Fabian?" Tanyaku bingung.

"Kenapa Bu?"

"Kita kan saingan berat dengan perusahaan itu". Tanyaku bingung,

Nana pun ikut memasang wajah bingung. Apa karena seminggu tidak masuk kerja membuat otak ku error ya?

"Bu Rianti yang merekomendasikan perusahaan Pak Reza untuk bekerja sama dengan perusahaan kita Bu, karena itu Bu Friska menyetujui nya" Jelas Nana yang masih belum ku mengerti.

"Hey sayang, kangen deh" Sapa Friska yang tiba-tiba masuk dan memelukku.

"Aku baik kok" Jawabku,

"Saya permisi Bu" Ucap Nana yang aku iya kan.

"Friska ini kok.."

"Ayo, kita udah telat. lo tau kan Jakarta itu kota yang macet banget, dont make our client waiting for us" Ucapnya dan langsung menarik ku pergi.

"Fris" Kataku saat kami di lift,

"Hmm"

"Kok kita bisa kerja sama dengan perusahaan Fabian sih?"

"Kenapa?" Tanya nya dengan wajah bingung, tapi lebih bingungan aku sih.

"Kita kan musuhan"

"Loh dia ka..."

Ting!

"Eh udah sampai, ayo" Ucap nya dan aku mengikuti nya je arah mobil nya. Ya kami pergi ke caffe tersebut menggunakan mobil Friska.

"Fris, lo belum jawab pertanyaan gue!" Ucap ku kembali setelah kami berada di dalam mobil.

"Apa yang harus dijelasin si Za? Lo ini , heran deh gue. Dia itu ka.."

Tiba-tiba handphone Friska berbunyi dan tanpa melanjutkan jawabanya ia langsung mengangkat telpon nya yang ku tau itu dari suami nya.

"Iya mas"

-____-"

"Ini baru mau pergi meeting sama client baru"

-_____-"

"Oh, entar ya di tanya dulu" Friska melirik ku dan bertanya apakah aku mau makan malam bersama di rumah nya beserta suamiku.

"Mau mas katanya" Ucap Friska pada suaminya padahal aku sama sekali belum menjawab.

-____-"

"Iya Mas. Ok i love you".

"Apaan sih Ka, gue kan belum bilang iya, kok lo asal ngomong aja ke lakik lo?"

"Loh, bukanya lo selalu minta dinner bareng dirumah gue ya? Terus sekarang kenapa?"

"Ya gapapa, cuma kan gue belum nanyak laki gue" Kataku coba mencari alasan.

"Laki lo pasti setuju  la" Jawab Friska sekenanya.

Aku hanya diam dalam hatiku ,apa mungkin reza mau?

Kami akhirnya pun sampai di caffe yang di janjikan, aku dan friska langsung masuk.

"Permisi" Ucap Friska begitu masuk ruangan VIP.

Lelaki yang sedang duduk membelakangi kami itu langsung menoleh ke arah kami.

Jleb.

Lo!
Lo!

Sepontan aku dan Reza berteriak, sekarang aku mengerti kenapa tadi Nana bingung dengan pertanyaan ku. Jadi karena ini, karena klien kami yanh sebenarnya musuh terbesar perusahaan kami adalah suamiku! Reza Fabian.

Sial, aku ingat nama itu sekarang, aku mendengarnya pertama kali ketika ijab qobul.

Vomment jangan lupa.
Gimana guys? Apakah ingin dilanjutkan? 😉

Mr&Ms EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang