Part 9

9.7K 191 16
                                    

Sekarang gantian Rianti dan Friska yang melihat ku dan Reza secara bergantian dengan wajah bingung.

"Kalian kenapa?" Tanya Rianti,

"Emang nya kalian nggak ada bahas dirumah?" Friska tidak kalah bingung.

"Ngg..."

"Ada kok, cuma mungkin kami nya aja yang lupa, ya biasalah pengantin baru. Ya kan Za?" Ucap ku memotong kalimat Reza.

"Ehm.. Iya deh kita-kita maklum aja ya kan Ka" Ucap Rianti menggoda ku dan Reza.

Kami hanya diam, tidak bicara sepatah pun tidak duduk berdekatan, bahkan tidak ada mengajukan pertanyaan satu sama lain.

"Yauda lo hati-hati ya El" Ucap Friska saat kami sudah di parkiran.

"Loh? Lo mau kemana?" Tanyaku heran.

"Lo nggak pulang sama Reza?"

"Eh? Itu.."

"Sayang, ayo ngapai masih disini sih?" Reza yang tiba-tiba datang langsung memeluk pinggangku dan mencium tengkuk ku.

Aku berusaha menghindarinya karena risih, tapi manusia satu ini sama sekali tidak ingin melepaskan ku.

****

"Lo ngapai sih meluk-meluk gue tadi? Bukanya di perjanjian kita gak boleh ada kontak fisik" Omel ku begitu kami masuk mobil.

"Kan lo yang mulai duluan"

"Gue? Kapan?"

"Di cafee tadi" Jawabnya santai, dan aku coba mengingat-ngingat.

"Astaga! Itu kan cuma ucapan, aku gak ada nyentuh kamu kan? Lagiam aku lakui itu karena aku nggak mau Friska tahu kalau rumah tangga ini hanya boongan". Jelasku,

"Dan aku membantu mu acting di depan teman mu itu ya kan?"

"Tapi kan kamu bilang kalau melanggar perjanjian bakalan di penjara!"

"Emang aku ada ngomong gitu? Seingatku sih aku bilang nya kalau antara kita gak ada yang mau pisah bakalan di penjara"

"Tapi di perjanjian kan gak boleh ada kontak fisik!!"

"Dengar Els, aku yang membuat peraturannya dan aku sah-sah saja kalau mau mengubah peraturanya" Ucapnya dengan senyuman sinis.

"Licik".

****

"Lama banget sih Els, ayo dong gue udah lapar ni" Teriak Reza dari ruang tamu, malam ini kami akan makan malam bersama dirumah Friska.

"Iya iya bawel amat sih".

"Lo gini aja?" Tanya nya saat aku keluar dari kamar. Aku melihat diriku sendiri dari atas ke bawah dari bawah ke atas.

"Kenapa?"

"Lo nggak ada gaun?"

"Kebaya banyak sih"

"Gaun woi gaun!"

"Nggak, lagian makan malam dirumah doang kenapa sih. Lo nya aja yang lebay gitu, pakai jas segala".

Reza menghela napas dan langsung menarik tanganku. Aku mengikuti langkah nya sambil mengomel yang sama sekali tidak di gubris.

Kami naik ke mobil dan aku kembali mengomel karena sikap nya kepadaku.

"Bising lo!" Bentak nya membuatku terkejut, setelah satu minggu bersama baru kali ini aku melihat nya marah.

Aku memilih diam dan mengamati jalan, tapi jalan yang di lewati bukan jalan menuju rumah Friska.

"Ini buk..."

"Diam!"

Dan aku kembali diam, setelah 30 menit dijalan kami pun masuk ke sebuah mall. Reza menyuruh ku turun begitu dia memakirkan mobilnya.

Aku mengikuti langkahnya tanpa bicara, akhirnya kami berhenti di sebuah toko, toko dengan brand paris.
Untuk apa kesini?

"Ada yang bisa dibantu bapak?" Tanya salah satu pegawai tapi Reza tidak menggubrisnya.

"Maafi suami saya ya, lagi badmood" Kata ku bisik-bisik supaya pegawai itu tidak tersinggung.

"Ganti baju lo dengan ini" Dia menyerah kan gaun bewarna merah cerah dengan belahan di depan dada.

"Lo suruh gue pakai ini?"

"Iya"

"Gak mau, gue nggak pernah pakai baju yang sexi gini. Gue nggak akan pede"

"Jadi lo mau nggak mau dengari kata-kata gue?"

"Nggak!"

Reza langsung mengluarkan handphone dan mendekatkanya ke telinga, mungkin menghubungi seseorang.

"Ibu, Eliza nggak mau dengar perintah Reza, gimana dong bu?"

Mata ku terbelalak, astaga dia nelpon ibu ku? Hanya untuk masalah seperti ini.?

"Nih, nyokap lo mau ngomong"

Dengan enggan aku meraih ponselnya dan mendekatkan ke telingaku.

"Halo Ma?"

-____-"

"Iya Ma iya"

-____-"

"Iya nggak diulangi lagi"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mr&Ms EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang