KALIA
Part 6 - BUNGA BERJATUHAN DARI LANGIT
Karya : #KakashiDSensei
"Hai", ucap Dsens menyapa.
"Hai juga... Abis darimana? Kok bisa datang kemari?", tanya Kalia sambil menatap Dsens. Jantungnya masih dag dig dug."Aku tadi SMS kamu gak dibales. Kebetulan tadi aku baru pulang kuliah. Jadi sekalian aja mampir kesini. Mana tau kamu perlu sesuatu.", jawab Dsens sambil tersenyum.
Aduh manis sekali senyumnya. Kalia melayang-layang dalam hati. Diamatinya, Kaka Dsens mengenakan kemeja bergaris putih abu berpadu celana jeans biru dengan sepatu kets putih bergaris biru. "Oh, hidungmu mancung sekali, gagah sekali dengan dada yang bidang, ingin sekali kurebahkan kepala ini di dadamu.", gumam Kalia dalam hati. Ia merasa dewa dewi di langit menaburkan bunga-bunga di hatinya.
"Hei.. Kok malah bengong?", suara Kaka tiba-tiba meruntuhkan dunia lamunan Kalia. "Wajahmu kusut seperti benang dimainkan kucing. matamu bengkak seperti bola tenis. Kamu habis nangis? Ada apa?", cerocos Kaka sambil menatap Kalia penuh selidik.
"Eh..gak gak.. Gak napa napa..", jawab Kalia gagap. "Gak kok.. Siapa yang nangis? Jangan nuduh sembarang deh?", sambung Kalia sambil memalingkan muka.
"Dasar Kalia Kalia, mau bohong kok gak profesional.", kata Kaka sambil tersenyum. "Aku mengenalmu dengan segala cara bicaramu. Kamu memalingkan muka. Itu kelemahanmu yang membuatku tahu kalau kamu sedang berbohong. Ada apa sih? Ada yang menyakitimu? Biar kuhajar...", ucapan Kaka terputus sebab jari telunjuk Kalia telah menempel di bibirnya.
"Ssst.. Jangan keras-keras. Dengar.. Perutku lagi demo sambil teriak-teriak. Ayo kita pergi cari makan. Aku yang traktir.", kata Kalia sekaligus mengalihkan pembicaraan.
"Eh..iya..ya, ayuk deh..", gantian Kaka yang gagap karena jari sang kekasih di bibirnya.
"Tunggu sebentar ya..", jawab Kalia sambil menghilang ke dalam kamar. "Dasar cewe baik", gumam Dsens, "selalu bisa saja membuatku jatuh cinta dengan cara sederhana. Cuma jari saja sudah membuat istana hatiku runtuh. Kaka..Kaka.. Kenapa sih kamu bisa jatuh cinta sama cewe seperti ini?", Kaka mulai merutuki diri sendiri sekaligus senang bukan kepalang dihujani bunga-bunga yang tiba-tiba jatuh entah dari mana. Tentu saja bunga yang hanya bisa dilihat oleh orang yang buta karena cinta.Setelah mengunci pintu Kalia pergi bersama Dsens. Roda motor berlari gembira seakan ikut merayakan kegembiraan kedua majikannya. Raung mesin motor Ninja yang nyaring namun lembut di telinga membuat kedua sejoli nyaman seakan-akan merekalah pemilik sebenarnya dunia ini.
"Kemana kita??!!", tanya Kaka sambil membuka kaca helmnya, mencoba mengalahkan suara angin dan derau mesin. "Jalan aja dulu agak jauh.", jawab Kalia sambil memeluk pinggang Kaka dengan erat. "Loh?? Tadi katanya lapar?", lanjut Dsens.
Tak ada jawaban. Penumpang di belakang malah memeluk pinggangnya lebih erat. Kaka mengerti sang gadis sedang resah. Dibawanya Kalia berputar-putar keliling mencari udara segar sambil berpikir tempat makan yang nyaman. Setelah sepuluh menitan, ia menunjuk ke depan, "Di sana ada tenda makan di bawah pohon besar. Mau mampir ke sana?", tanya Dsens.
"Boleh..", jawab Kalia. Mereka pun berhenti tepat di samping warung dan duduk di salah satu meja di tepi luar di bawah pohon. Pohon jenis Akasia yang besar di tepi jalan itu terlihat sangat menggoda untuk dilihat. Batangnya yang besar dan daunnya yang rimbun tentulah membuat teduh bila siang hari. Suasana agak sepi, terlihat dua orang sedang makan, dan satu orang sedang memesan untuk dibungkus.
"Silahkan bang menunya.", kata seorang pelayan sambil menyerahkan daftar menu kepada Dsens. Dsens segera memberikannya kepada Kalia, "Mau makan apa Ka?", ia bertanya.
Kalia membaca daftar menu mencari-cari menu yang bisa diterima perutnya saat ini.
"Hmm.. Nasi goreng, ayam penyet, bebek bakar, ayam bakar, pecel lele, udang, cumi, hmmm", Kalia bergumam dalam hati. "Aku pesen ayam bakar deh satu sama jeruk hangat.", kata Kalia pada pelayan itu. "Kamu mau apa Sens?", kata Kalia sambil memberikan daftar menu kepada Kaka.Tanpa melihat, Kaka langsung menjawab, "sama.", katanya sambil mengembalikan daftar menu kepada sang pelayan. Sang pelayan pun segera pergi.
"Loh kok sama... nanti nyesel loh ikutin gue", kata Kalia sambil tersenyum menggoda. "Biarin.", jawab Dsens, "Emang ada yang melarang ya?", lanjutnya.
"Ada..", kata Kalia.
"Siapa yang melarang?", tanya Dsens dengan wajah bodoh bin serius."Ya akulah, kan aku yang ngomong.", jawab Kalia.
Kaka Dsens melongo. Sejenak kemudian ia tertawa."Idih.. Ketawanya telat!", kata Kalia sambil gantian tertawa. Mereka pun tertawa bersama sambil memandang bahagia satu sama lain.
--bersambung-- #Kalia_ns