Jadi, cinta memang tak harus memiliki atau kita harus berlaku egois untuk memiliki cinta dari seseorang yang kita sayang?
***
Malam semakin larut. Namun sepertinya Johnny masih tidak bisa tidur. Bahkan setelah ia membuka kertas pink yang ada di jaketnya dan video call dengan Dira, ia masih tidak bisa tidur. Rasanya otak dan tubuhnya sedang tidak menyatu. Badannya memerlukan istirahat, tapi otaknya tidak bisa diajak bekerjasama. Sehingga yang ia lakukan adalah menyelesaikan tugasnya yang tinggal sedikit.
Semakin akhir semester, semakin berat pula tugas, itulah yang dirasakan Johnny. Bukan hanya Johnny mungkin, namun sebagian besar mahasiswa dengan predikat 'mahasiswa akhir'. Ia mengusap wajahnya beberapa kali. Menyibakkan rambutnya ke belakang agar tak menghalangi pandangannya. Tangannya masih terus menulis essay yang bahkan dapat ia kumpulkan satu minggu lagi.
LINE!
Nessa
Bos, udah tidur?
Johnny. C
Belom, Ness.
Gue masih buat tugas essay
Nessa
Hah? Serius lo?
Kan minggu depan John!
Johnny. C
Gue gabisa tidur.
Nessa
Yaelah John, tidur kali. Sakit lo besok
Johnny. C
Mulut lo enak banget kalo ngomong
Nyuruh orang tidur sendirinya belom tidur
Nessa
Gue chat lo ngecek kuota doang. Udah abis belom
Johnny. C
Halah sampah. Kost lo pake wifi.
Nessa
Wkwkwk oiya
Oiya yaudah gue tidur dulu.
Gausah di forsir, john. Udah jam 2.
Johnny. C
KAMU SEDANG MEMBACA
Déstin
FanfictionPada awalnya, Johnny Cleandro tidak begitu percaya dengan adanya takdir yang digariskan Tuhan. Terlalu naif jika manusia hanya berpaku pada takdir dari Tuhan. Hingga ia bertemu dengan Dira. Seorang gadis yang percaya jika segalanya sudah di gariskan...