3-b

3.9K 791 202
                                    

Jimin membawa si manis ke gudang belakang rumahnya. Gudang itu terurus karena Jimin rajin membersihkannya. Lumayan terpisah dari rumah Jimin kalau dilihat sekilas nampak seperti gudang milik kediaman Jungkook, namun tetap di area rumah Jimin.

"Kau tak apa hyung?" Tanya Jungkook saat mereka sudah sampai di gudang. Yoongi di baringkan di sofa lusuh yang memang Jimin taruh di gudang.

"Iya. Sudah sana. Aku akan tetap diam, kecuali si pucat ini terbangun dan membuat ulah." Jawab Jimin, melirik sekilas ke arah Yoongi yang tertidur pulas.



 






Pintu gudang ditutup dari sisi luar oleh Jungkook. Langkah kaki Jungkook terdengar mulai menjauhi gudang, kemudian terdengar suara pintu belakang yang dibuka lalu ditutup kembali.

Hening. Hanya ada suara nafas teratur dari keduanya. Yoongi yang tidur dengan tenang  Jimin yang duduk termangu menatap si manis.

Si tampan mulai memasang pendengarannya untuk menguping percakapan antara mereka dan Jungkook. Nihil, ia tak mendengar apapun, yang ada suara tikus berdecit entah melakukan apa di pojok gudang.

"Eunghh..." Yoongi menggeliat tak nyaman dalam tidurnya. Mengubah-ubah posisi tidurnya yang semula meringkuk seperti kucing kecil yang manis.

Si tampan mencondongkan duduknya yang dipinggiran sofa, berusaha melihat wajah si manis yang menghadap senderan sofa.

Akibat Yoongi yang menggeliat tak nyaman, bajunya tersingkap lagi. Jimin jadi salah fokus.

Memperhatikan kulit perut si manis yang putih mulus, membuatnya meneguk saliva yang terproduksi banyak, berkali-kali. Hingga Jimin tak sadar kalau pemilik perut putih mulus itu sudah terjaga.

"Kau melihat apa?" Tanya Yoongi yang masih setengah sadar. Suara serak khas bangun tidur si manis terdengar sangat seksi di telinga Jimin.

Si tampan tak menjawab, masih sibuk dengan fantasi liarnya. Yoongi yang bingung tak mendapat jawaban, mengikuti arah pandang Jimin. Mendapati tatapan si pemuda menyebalkan yang terfokus pada bagian bajunya yang tersingkap memperlihatkan bagian perutnya.

"Dasar mesum!" Teriak Yoongi. Ia terduduk, buru-buru merapihkan pakaiannya. Refleks menyilangkan kedua tangannya menutupi dada, dengan raut seperti anak gadis yang akan diperkosa.

Jimin memutar matanya jengah, melihat sikap berlebihan si manis.

Yoongi semakin memainkan perannya sebagai korban pelecehan. Ya, sebenarnya ia tak dilecehkan, tapi si pucat ini kan berlebihan. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya dan memojokkan diri di senderan sofa. Raut wajahnya ia buat semakin terancam. Padahal Jimin hanya menatap datar dengan putaran mata jengah ke arahnya.

Karena si tampan tak bereaksi apa-apa, tangan pucat milik Yoongi dengan cepat memukul-mukul lengan Jimin yang ia anggap sudah melecehkannya.

"Yak! Sakit pucat!" Jimin berteriak tertahan. Meringis kesakitan pada lengannya yang dipukul bertubi-tubi. Awalnya tak sakit memang, namun jika dipukul ditempat yang sama berkali-kali pedas juga, bro.

Si manis berhenti memukul si tampan, saat kedua tangan kekar Jimin menahan kedua pergelangan tangan Yoongi yang kurus. Mengunci pergerakan si cantik untuk melayangkan pukulan padanya.

"Sudah memukulinya. Ini sakit." Ucap Jimin dengan nada pelan nan lembut. Namun netranya menatap Yoongi seakan menusuk. Yoongi tertegun, ia takut dengan Jimin yang seperti ini. Aura dominannya sangat kuat, membuat Yoongi ingin bersembunyi dibalik selimut saja.

sleepy boy | pjm x mygTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang