Sayup-sayup sosok manis yang tengah berbaring di kasur keras—yang menjadi tempat tidurnya selama beberapa hari belakang ini— mendengar suara bising radio dari luar kamar. Tak hanya bising radio, namun juga ada seseorang yang tengah asik bernyanyi mengikuti musik yang dihasilkan radio. Lumayan merdu juga suaranya.
Yoongi merenggangkan tubuhnya. Kali ini saat ia bangun badannya tak pegal. Seperti episode tidurnya hanya sebentar.
Si pucat menguap kemudian beranjak dari kasur padat milik seorang yang menyebalkan. Merapihkannya sedikit, hanya untuk menghilangkan kusut sprei, melipat selimut dan menata bantal yang ia pakai.
Dengan rambut yang masih acak-acakan dan mata yang sedikit terbuka ia melangkah keluar dari kamar.
Suara bising radio langsung menyeruak ke indra pendengaran si manis. Semakin keras saat ia berdiri di ruangan yang sama dengan benda itu.
Sosok yang sedari tadi bersenandung merdu tak ia temukan di ruang tengah. Suara merdu itu kemudian terdengar lagi dari dalam dapur. Mungkin saja si pemilik suara sedang memasak, mengingat sebentar lagi memasuki waktu makan siang.
"Hei Park! Suaramu bagus juga." Mulai si manis saat berada di ambang pintu, membuat pemuda yang disapa berjengit kaget namun kemudian menutupi keterkejutannya karena ia menganggap itu sangat tidak cool.
"Kau selalu muncul tiba-tiba, pucat. Setidaknya berilah tanda saat kau bangun." Ia menyahut namun tidak menoleh sama sekali ke Yoongi. Masih sibuk dengan masakannya yang sebentar lagi matang.
Yoongi mengedikan bahunya, tak ingin menjawab si tampan. Memilih melangkah mendekati kulkas dan mengeluarkan botol air mineral. Meminum setengah isinya kemudian mengembalikannya.
"Kau masak apa?" Tanya Yoongi. Ia menarik kursi di dekat meja makan. Sikunya ia tumpukan ke meja, kemudian kepalanya ia senderkan ke tangan.
"Setidaknya cuci dulu wajah kusutmu itu." Bukannya menjawab Jimin malah menyahuti dengan topik yang berbeda. Mengambil sendok sayur, mengaduk supnya dengan sendok itu dan mencicipi sedikit rasa sup buatannya.
"Baiklah. Baiklah." Si manis berdecak kemudian beranjak dari duduknya. Berjalan ke arah wastafel, memutar keran, menadahkan air di kedua tangannya dan membasuh wajah cantik miliknya.
"Yak, pucat. Jangan mencuci wajahmu disitu. Aish, kau tidak lihat sayuran malang yang kini jadi layu hanya karena air kotor dari wajahmu itu." Kesal Jimin. Membuang nafasnya berat, melihat kelakuan si manis.
"Kau pikir wajahku ini ada hamanya?! Seenaknya saja berkata—" Yoongi mendecak kesal, mengambil handuk yang tergantung di kursi. Mengeringkan wajahnya sejenak sebelum berbicara lagi.
"—Dengan aku mencuci wajah disini membuat sayuran ini menjadi lebih manis. Aku kan manis." Kedua telunjuk ramping si manis ia tempelkan di kedua sisi pipinya, membuat aegyo.
Jimin memutar matanya malas. Menanggapi manusia pucat itu hanya akan menambah emosi saja.
Si pucat mendekat ke arah Jimin, niat hati ingin melihat apa yang dimasak si tampan.
"Uwahhh~ kimchi jjigae! Kelihatannya enak." Seru si manis dengan mata yang berbinar.
"Shuh shuh. jangan terlalu dekat. Bisa-bisa air liurmu menetes di masakanku." Jimin memberikan gestur mengusir si manis agar tak mendekati panci berisi masakannya. Si manis mencebik kesal kemudian kembali ke tempat duduknya semula. Mengambil sumpit, menunggu datangnya makanan di atas meja.
"Cepatlah~ aku lapar~" rengek si manis.
"Memangnya aku memasak ini untukmu. Pergilah." Jimin mengangkat panci berisi kimchi jjigae buatannya. Meletakkannya di tengah tengah meja makan. Uap yang berasal dari makanan itu sendiri mempunyai bau khas yang memikat. Membuat perut meronta-ronta minta diisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
sleepy boy | pjm x myg
Fiksi Penggemar[slow update] Hal yang terjadi pada Yoongi akhir-akhir ini membuatnya terbangun di suatu tempat asing. Top!Jim Bot!Yoon